Dari penelitian yang dilakukan oleh Microsoft, diketahui software bajakan memiliki potensi besar untuk membuat sistem komputer terinfeksi malware dan virus.
Pertanyaannya, bagaimana cara software bajakan tersebut membuat sistem komputer terkena serangan malware?
Tim keamanan cyber Microsoft telah menemukan sebuah kecurangan yang dilakukan oleh beberapa pemilik toko. Para pemilik tersebut diketahui telah menukar hard drive sebuah perangkat desktop PC atau notebook branded baru dengan hard drive berisi software bajakan, sebelum dijual kepada para konsumen.
Nah, setelah diteliti lebih jauh, tim keamanan cyber dari Microsoft ternyata menemukan ada begitu banyak program jahat dalam hard drive tersebut.
"Dari 52 laptop yang kami teliti, ada sekitar 44 persen hard drive yang diganti oleh si pemilik toko.Hard drive tersebut diisi dengan software bajakan dan ternyata sudah terinfeksi dengan virus," kata Reza Topobroto, Director of Legal Affairs Microsoft Indonesia.
Selain itu, para pengguna software bajakan biasanya mematikan fitur update yang biasanya ada di OS agar sistem tidak mengecek keaslian software.
Update sistem sendiri sebenarnya sangat penting karena ini adalah saat bagi para pembuat sistem untuk menambal lubang keamanan yang ada. Apabila tidak cepat-cepat ditambal, maka sistem komputer akan semakin rentan terserang serangan cyber.
"Dari sampel yang ada, sekitar 77 persen pengguna mematikan fitur Windows Update (tool update sistem operasi Windows). Otomatis security update menjadi hilang. Ini yang membuat sistem menjadi rentan," papar Reza.
Dalam acara di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (20/12/2012), Microsoft memaparkan hasil penelitian mengenai DVD dan laptop berisi software bajakan. Dari hasil penelitian, diketahui ada 63 persen dari DVD perangkat lunak palsu dan laptop tersebut mengandung infeksi malware berisiko tinggi dan virus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar