Ratusan pelajar melakukan akses internet di atas becak dengan memanfaatkan wifi di jalur "Hot Zone" sepanjang Are Car Free Day, Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (12/2). Hot Zone yang dipasang sepanjang tujuh kilometer yang membentang di jalan Slamet Riyadi di Solo merupakan jalur internet gratis terpanjang di Indonesia. Tempo/Andry Prasetyo
Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah akses poin jaringan nirkabel atau Wi-Fi terbesar di Asia. Program Indonesia Wi-Fi, yang digagas PT Telekomunikasi Indonesia, menargetkan pemasangan 10 juta akses poin di seluruh Tanah Air pada 2015. Pada tahun depan, program ini akan berfokus pada pemasangan 2 juta hotspot.
Oki Wiranto, Senior Manager Business Planning & Infrastructure Development PT Telekomunikasi Indonesia, mengatakan, sasaran utama pemasang akses poin Internet melalui Wi-Fi adalah bidang pendidikan, usaha kecil dan menengah, serta layanan publik.
Sayangnya, Oki menolak menyebutkan nilai investasi Telkom untuk pemasangan 10 juta akses poin Wi-Fi ini. Telkom memiliki program IndiShcool, yang akan memasang akses poin Wi-Fi di 100 ribu sekolah--dari total 360 ribu sekolah--pada 2013. "Harganya sangat terjangkau untuk anak sekolah," ujar dia di sela acara Global Youth Forum di Nusa Dua, Bali, dua pekan lalu. (Baca: Berlomba Menabur Free Wi-Fi di Nusantara)
Telkom sangat yakin Wi-Fi bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di Cina dan Korea, Wi-Fi merupakan alternatif pengalihan jalur komunikasi dari GSM. Program ini akan melengkapi teknologi lain, seperti GSM, 3G, dan Wimax. "Jadi, sejuta Wi-Fi berjuta kemajuan. Kami ingin Indonesia menjadi surganya Wi-Fi," ujar Oki.
Angka pemakaian Wi-Fi di Indonesia semakin pesat seiring dengan penggunaan Internet yang kian meluas. Rata-rata angka akses data mencapai sekitar 1 gigabita per pengguna setiap bulan. Masyarakat juga sudah sangat familiar dengan Wi-Fi. Oki pun yakin tak akan ada kendala edukasi. Misalnya, Indonesia Wi-Fi tak perlu menjelaskan bila kecepatan akses Wi-Fi melambat saat dipakai banyak orang. Sebab, sebagian besar masyarakat sudah tahu hal itu. (Lihat: Menjajal Wi-Fi Gratisan di Jalur Busway)
Program Indonesia Wi-Fi diyakini akan mengubah predikat Indonesia sebagai negara terburuk dalam penyediaan fasilitas Internet. Untuk mengejar target 10 juta titik Wi-Fi, Telkom akan menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan operator lain. "Dari 10 operator dan penyedia layanan Internet, ada lima yang siap bekerja sama," kata Oki.
Indonesia Wi-Fi menggandeng Cisco sebagai mitra penyedia perangkat keras akses poin. Ichwan F. Agus, Direktur Sales Telco PT Cisco System Indonesia, mengatakan, Cisco akan mendukung penuh program Indonesia Wi-Fi. Menurut dia, Wi-Fi sangat potensial untuk berkembang karena sistem layanannya di semua negara sama. Berbeda dengan 3G, yang spektrum frekuensinya berbeda di setiap negara. "Wi-Fi akan saling melengkapi dengan teknologi pita lebar lain," ujar dia. (Baca: Ketua APJII Minta Seluruh Operator Bangun Free Wi-Fi)
Istilah Wi-Fi sebenarnya merupakan merek dagang milik Wi-Fi Alliance, yang merupakan sebuah asosiasi perusahaan jaringan dan komputer. Saat ini, jumlah anggotanya mencapai 375 perusahaan, seperti Cisco, Motorola, Nokia, Apple, dan Microsoft. Asosiasi ini lantas membuat standar teknis, yang membuat peranti dengan teknologi Wi-Fi bisa saling terkoneksi dan berkirim data secara stabil.
Oki Wiranto, Senior Manager Business Planning & Infrastructure Development PT Telekomunikasi Indonesia, mengatakan, sasaran utama pemasang akses poin Internet melalui Wi-Fi adalah bidang pendidikan, usaha kecil dan menengah, serta layanan publik.
Sayangnya, Oki menolak menyebutkan nilai investasi Telkom untuk pemasangan 10 juta akses poin Wi-Fi ini. Telkom memiliki program IndiShcool, yang akan memasang akses poin Wi-Fi di 100 ribu sekolah--dari total 360 ribu sekolah--pada 2013. "Harganya sangat terjangkau untuk anak sekolah," ujar dia di sela acara Global Youth Forum di Nusa Dua, Bali, dua pekan lalu. (Baca: Berlomba Menabur Free Wi-Fi di Nusantara)
Telkom sangat yakin Wi-Fi bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di Cina dan Korea, Wi-Fi merupakan alternatif pengalihan jalur komunikasi dari GSM. Program ini akan melengkapi teknologi lain, seperti GSM, 3G, dan Wimax. "Jadi, sejuta Wi-Fi berjuta kemajuan. Kami ingin Indonesia menjadi surganya Wi-Fi," ujar Oki.
Angka pemakaian Wi-Fi di Indonesia semakin pesat seiring dengan penggunaan Internet yang kian meluas. Rata-rata angka akses data mencapai sekitar 1 gigabita per pengguna setiap bulan. Masyarakat juga sudah sangat familiar dengan Wi-Fi. Oki pun yakin tak akan ada kendala edukasi. Misalnya, Indonesia Wi-Fi tak perlu menjelaskan bila kecepatan akses Wi-Fi melambat saat dipakai banyak orang. Sebab, sebagian besar masyarakat sudah tahu hal itu. (Lihat: Menjajal Wi-Fi Gratisan di Jalur Busway)
Program Indonesia Wi-Fi diyakini akan mengubah predikat Indonesia sebagai negara terburuk dalam penyediaan fasilitas Internet. Untuk mengejar target 10 juta titik Wi-Fi, Telkom akan menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan operator lain. "Dari 10 operator dan penyedia layanan Internet, ada lima yang siap bekerja sama," kata Oki.
Indonesia Wi-Fi menggandeng Cisco sebagai mitra penyedia perangkat keras akses poin. Ichwan F. Agus, Direktur Sales Telco PT Cisco System Indonesia, mengatakan, Cisco akan mendukung penuh program Indonesia Wi-Fi. Menurut dia, Wi-Fi sangat potensial untuk berkembang karena sistem layanannya di semua negara sama. Berbeda dengan 3G, yang spektrum frekuensinya berbeda di setiap negara. "Wi-Fi akan saling melengkapi dengan teknologi pita lebar lain," ujar dia. (Baca: Ketua APJII Minta Seluruh Operator Bangun Free Wi-Fi)
Istilah Wi-Fi sebenarnya merupakan merek dagang milik Wi-Fi Alliance, yang merupakan sebuah asosiasi perusahaan jaringan dan komputer. Saat ini, jumlah anggotanya mencapai 375 perusahaan, seperti Cisco, Motorola, Nokia, Apple, dan Microsoft. Asosiasi ini lantas membuat standar teknis, yang membuat peranti dengan teknologi Wi-Fi bisa saling terkoneksi dan berkirim data secara stabil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar