TJ.RAYA — Musibah longsor menimpa Kampung Dadok, Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam, Minggu (27/1). Sebanyak 26 warga yang tinggal di lereng perbukitan jadi korban, 11 orang meninggal. Sembilan belum diketahui nasibnya, sedangkan korban luka dirawat di rumah sakit.
Longsor terjadi menjelang subuh diduga karena ada irigasi yang terletak pada perbukitan yang jebol.
Penyebab longsor masih simpang siur. Malam itu memang hujan, tapi tak terlalu lebat.
Selain mengakibatkan korban jiwa, longsor juga menimbun 12 rumah dan merusak areal persawahan. Bupati Indra Catri menetapkan masa tanggap darurat sampai 2 Februari.
Dadok kampung yang sepi itu, berubah menjadi desa yang pilu. Sekejap mata, musibah telah merenggutkan penduduknya. Kabar duka itu menyebar cepat sampai ke Jakarta.
Menurut korban Badar, sebelum kejadian terdengar gemuruh dari bukit. Warga yang jadi korban sebagian besar belum memulai aktivitas, tak bisa menyelamatkan diri karena longsor terjadi begitu cepat.
“Seperti gelombang tsunami,” kata Badar kepada Singgalang. Badar tercatat sebagai korban luka dan dirawat di Lubuk Basung.
Saat kejadian, terdengar pekik dan tangis dari warga yang bisa menyelamatkan diri. Jorong Kampung Dadok yang sebelumnya elok, porak-poranda karena amuk alam.
Jengkal demi jengkal
Kemarin, regu penyelamat menyisir daerah bencana. Sejengkal demi sejengkal tanah mereka gali. Tim evakuasi yang melibatkan TNI, Polri, PMI, Tagana dan sebagainya, tak kenal lelah membantu korban bencana. Mereka berasal dari Agam, Padang Panjang, Padang Pariaman, Pariaman dan Bukittinggi.
Tiap jenazah yang ditemukan regu penyelamat, disemayamkan di masjid. Tubuh-tubuh yang membeku itu, ditangisi banyak orang.
Para keluarga korban yang datang, terisak-terisak ketika menemui sanak famili sudah tak bernyawa.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, longsor menimpa 12 kepala keluarga. Kepala BPBD, Bambang Warsito menyebutkan, sementara 11 warga ditemukan meninggal, sembilan masih dicari dan enam selamat.
Diperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah. “Sebanyak 12 rumah juga tertimbun,” kata Bambang Warsito.
Enam orang selamat, satu diantaranya dirawat di RSUP M. Djamil Padang karena patah leher. Seorang dirawat di RSUD Lubuk Basung dan tiga orang mengalami luka ringan.
Pemerintah Kabupaten Agam telah mendirikan dapur umum dan posko di lokasi bencana.
Bupati Indra Catri didampingi Kapolres AKBP A.Ruswanda dan Dandim 0304, Letkol Trias Wijanarko memimpin proses evakuasi.
Penyebab longsor masih simpang siur. Malam itu memang hujan, tapi tak terlalu lebat.
Selain mengakibatkan korban jiwa, longsor juga menimbun 12 rumah dan merusak areal persawahan. Bupati Indra Catri menetapkan masa tanggap darurat sampai 2 Februari.
Dadok kampung yang sepi itu, berubah menjadi desa yang pilu. Sekejap mata, musibah telah merenggutkan penduduknya. Kabar duka itu menyebar cepat sampai ke Jakarta.
Menurut korban Badar, sebelum kejadian terdengar gemuruh dari bukit. Warga yang jadi korban sebagian besar belum memulai aktivitas, tak bisa menyelamatkan diri karena longsor terjadi begitu cepat.
“Seperti gelombang tsunami,” kata Badar kepada Singgalang. Badar tercatat sebagai korban luka dan dirawat di Lubuk Basung.
Saat kejadian, terdengar pekik dan tangis dari warga yang bisa menyelamatkan diri. Jorong Kampung Dadok yang sebelumnya elok, porak-poranda karena amuk alam.
Jengkal demi jengkal
Kemarin, regu penyelamat menyisir daerah bencana. Sejengkal demi sejengkal tanah mereka gali. Tim evakuasi yang melibatkan TNI, Polri, PMI, Tagana dan sebagainya, tak kenal lelah membantu korban bencana. Mereka berasal dari Agam, Padang Panjang, Padang Pariaman, Pariaman dan Bukittinggi.
Tiap jenazah yang ditemukan regu penyelamat, disemayamkan di masjid. Tubuh-tubuh yang membeku itu, ditangisi banyak orang.
Para keluarga korban yang datang, terisak-terisak ketika menemui sanak famili sudah tak bernyawa.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, longsor menimpa 12 kepala keluarga. Kepala BPBD, Bambang Warsito menyebutkan, sementara 11 warga ditemukan meninggal, sembilan masih dicari dan enam selamat.
Diperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah. “Sebanyak 12 rumah juga tertimbun,” kata Bambang Warsito.
Enam orang selamat, satu diantaranya dirawat di RSUP M. Djamil Padang karena patah leher. Seorang dirawat di RSUD Lubuk Basung dan tiga orang mengalami luka ringan.
Pemerintah Kabupaten Agam telah mendirikan dapur umum dan posko di lokasi bencana.
Bupati Indra Catri didampingi Kapolres AKBP A.Ruswanda dan Dandim 0304, Letkol Trias Wijanarko memimpin proses evakuasi.
Indra Catri mengajak masyarakat waspada, terutama warga yang bermukim di pinggir bukit atau gunung, pantai, tali bandar dan kawasan lainnya yang berpotensi banjir atau longsoran.
Masyarakat yang tidak terkena musibah diminta tidak berpangku tangan, namun bahu-membahu bersama tim relawan membantu korban.
Kepala Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Agam, Khudri telah mendirikan satu dapur umum dan satu dapur umum dari BPBD, memberikan bantuan dan mengerahkan stafnya.
Tadi malam, pencarian korban dihentikan karena lokasi diguyur hujan deras.
Tujuh jenazah dimakamkan pada Minggu sore dan dua jenazah lain dimakamkan tadi malam.
Pemakaman dilakukan dengan bantuan sejumlah relawan. Prosesi penurunan jenazah dilakukan di bawah sorotan sejumlah lampu senter.
Mereka dimakamkan secara cepat dengan diiringi sejumlah kerabat. Dua jenazah lain belum dimakamkan karena masih menunggu anggota keluarga mereka dari Medan. (*)
Masyarakat yang tidak terkena musibah diminta tidak berpangku tangan, namun bahu-membahu bersama tim relawan membantu korban.
Kepala Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Agam, Khudri telah mendirikan satu dapur umum dan satu dapur umum dari BPBD, memberikan bantuan dan mengerahkan stafnya.
Tadi malam, pencarian korban dihentikan karena lokasi diguyur hujan deras.
Tujuh jenazah dimakamkan pada Minggu sore dan dua jenazah lain dimakamkan tadi malam.
Pemakaman dilakukan dengan bantuan sejumlah relawan. Prosesi penurunan jenazah dilakukan di bawah sorotan sejumlah lampu senter.
Mereka dimakamkan secara cepat dengan diiringi sejumlah kerabat. Dua jenazah lain belum dimakamkan karena masih menunggu anggota keluarga mereka dari Medan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar