Ilustrasi (The News)
Tokyo - Hujan salju yang sangat lebat di Jepang memakan korban jiwa. Dilaporkan seorang warga tewas dan sekitar 900 orang lainnya luka-luka dalam berbagai insiden yang dipicu salju lebat tersebut.Sistem tekanan rendah, atau yang biasa disebut 'bomb cyclone' oleh media setempat, memicu turunnya salju setebal 8 cm dalam waktu 9 jam. Badan Meteorologi Jepang mencatat, hujan salju ini sebagai yang terparah sejak Januari 2006.
Di wilayah Yokohama, ketebalan salju telah mencapai 13 cm. Sedangkan di area pegunungan di sekitar Tokyo, ketebalan salju mencapai 30 cm. Demikian seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (15/1/2013).
Hujan salju ini memakan korban jiwa di kota Shiojiri, prefektur Nagano, Jepang. Menurut juru bicara dinas pemadam kebakaran setempat, seorang pria berusia 71 tahun tewas akibat terjatuh ke dalam saluran pembuangan air yang terbuka, ketika sedang membersihkan salju di rumahnya.
Sedangkan televisi nasional, NHK, melaporkan sedikitnya 891 orang di wilayah Tokyo dan sekitarnya, mengalami luka-luka akibat hujan salju ini. Kebanyakan korban luka merupakan warga lanjut usia yang terpeleset di jalanan bersalju atau para pengendara motor yang mengalami kecelakaan akibat jalanan yang licin akibat salju.
Hujan salju lebat ini juga memicu penghentian operasional kereta api setempat untuk sementara. Untuk saat ini, baru beberapa layanan kereta api yang sudah kembali beroperasi.
Transportasi jalur udara juga mengalami gangguan akibat salju lebat ini. Maskapai penerbangan setempat, seperti All Nippon Airways dan Japan Airlines terpaksa membatalkan 37 jadwal penerbangan domestik dan menunda puluhan penerbangan lainnya sepanjang Selasa (15/1). Pihak maskapai setempat menyatakan, operasional penerbangan internasional tidak terpengaruh sama sekali dengan adanya hujan salju ini.
Sedangkan pada Senin (14/1) kemarin, total ada lebih dari 460 jadwal penerbangan domestik yang terpaksa dibatalkan oleh sejumlah maskapai penerbangan di Bandara Haneda, Jepang. Sekitar 3.400 orang terlantar semalaman di Bandara Narita, Tokyo sebagai dampak dari penundaan ini.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar