Featured Video

Kamis, 17 Januari 2013

SMA 1 Bt. Anai Kehilangan Empat Siswa dan Satu Guru

MUHASABAH PENUH TANGIS


 Ke­luarga besar SMAN 1 Batang Anai hingga hari ini masih berduka menyusul kecelakaan lalu-lintas tragis yang terjadi Selasa lalu di jalur Padang – Lubuk Alung.

Kecelakaan itu merenggut nyawa empat orang siswa dan seorang guru SMAN 1 Ba­tang Anai tersebut adalah Magistra Afdlalur Rahman, duduk dikelas XII-IPA-2 yang berasal dari Lubuk Buaya, Yunisa Afridisma, duduk di kelas XII IPA-3 berasal dari Duku, Citra Wulandari , duduk dikelas XI IPA-1 yang berasal dari Padang Sarai Permai. Sedang guru SMA tersebut yang juga jadi korban adalah Jalimar yang sehari-hari mengajar bidang studi matematika.
Beberapa korban lainnya dari siswa SMAN 1 Batang Anai kini sedang dirawat di RSUP Dr.  M.Djamil Padang. Mereka adalah Deni Ariska Putri, duduk di kelas X-6 yang berasal dari Talang Jala dan Fanny Andika, duduk dikelas XII IPA-3. Serta yang menga­lami patah kaki dan tangan­nya sedang rawat jalan. Kemudian Tisha Septria, duduk kelas XI-IPA-1 berasal dari Anak Air, Padang dan Wira Mardila, kelas XI-IPS-5 yang berasal dari Talang Jala.
Wartawan Haluan yang menelusuri SMA 1 Batang Nai memperoleh cerita bahwa mereka adalah murid-murid yang pintar dan berprestasi di kelasnya. Seperti Yunisa Afridiswa adalah utusan Kabupaten Padang Pariaman ke tingkat Sumatera Barat untuk olimpiade kebumian pada tahun 2011 lalu. Serta Wira Mardila yang meru­pakan utusan Sumatera Barat untuk Jambore Rai­mona di Papua di tahun 2012 lalu.
Sementara itu selain siswa, SMA N 1 Batang Anai juga kehilangan seorang guru matematika, Jalimar yang telah mengajar selama tujuh tahun di SMAN 1 Batang Anai. Sebelumnya dia menga­jar selama tiga belas tahun  di SMAN 1 Batu Basa, Aur malintang, Sungai Geringging, Padang Pariaman. Guru tersebut adalah pengajar senior yang mudah dipahami oleh para siswa.
Kemarin para siswa tak bisa menahan isak tangis saat dilaksanakan muha­sabah di lapangan upacara SMAN 1 Batang Anai. “Seo­lah tak percaya dengan keper­giannya kawan-kawan itu yang begitu cepat. Karena pada hari senin (14/1) mere­ka masih saling bercerita, sama-sama belajar dikelas,” kata salah seorang siswa perem­puan.
Dia bahkan mengaku baru kemarinnya mendapat pelajaran hitung-hitungan dari guru matematikanya.
Saat kejadian pada hari Selasa (15/1) Kepala SMAN 1 Batang Anai, Drs. Mul­yadi.R, MM meliburkan sekol­ah dan mengajak seluruh siswanya untuk membezoek, melayat, dan bertakziah pada malamnya di rumah duka teman-teman dan gurunya yang telah meninggal dunia.
Pada hari Rabu (16/1) pagi, seluruh siswa dan maje­lis guru berkumpul di la­pangan upacara untuk ber­muhasabah atas kehilangan teman-teman dan gurunya. Acara tersebut dilanjutkan dengan  shalat ghaib bersama yang diimami oleh guru aga­ma, Taufik Sabirin. Hal ini dikarenakan dalam penye­lenggaraan jenazah tidak semuanya yang mengikuti karenakan para korban dan rumah duka terpisah-pisah tempat tinggalnya.
Sementara itu Reza Silvia Ningsih, siswa yang berasal dari Kasang baru dike­bumi­kan di waktu  siang (16/1) setelah shalat zuhur. Seluruh para murid dan majelis guru hadir di rumah duka, untuk berpartisipasi dalam meman­dikan, mengafani, menyo­latkan dan mengantarkannya ke tempat makam.
Benda­hara siswa dikelas XII-IPA-3 ini tidak dapat dise­lamat­kan nyawanya karena operasi dibagian rahim. Hingga pada jam 19.30 ia dinyatakan dokter telah meninggal dunia. Seluruh Majlis guru dan para siswa pergi melayat sekaligus berpartisipasi menye­leng­garakan jenazah almar­hum.­



Tidak ada komentar:

Posting Komentar