Featured Video

Senin, 12 September 2011

Pekan Budaya Sumbar 2011
















SUMATRA BARAT menggelar perhelatan kebudayaan selama sepekan. Pekan budaya itu sendiri dipusatkan di Kota Payakumbuh, Minggu (11/9). Meski tanpa kehadiran Menbudpar Jero Wacik, dan Gubernur Irwan Prayitno, kegiatan yang dibuka oleh Staf Ahli Menbudpar Yunus Satrio, tetap berjalanan cukup meriah di hari itu.

Dalam kegiatan yang diikuti 19 kabupaten/kota di Sumbar, para pengunjung maupun masyarakat disuguhi pawai budaya. Mereka tampil dengan warna-warni ciri khas daerah masing-masing.
Saat membuka acara tersebut, Staf Ahli Menbudpar Yunus Satrio, menyampaikan, bahwa semua potensi budaya di Sumatera Barat sangat berpotensial sekali untuk dijual untuk mendongkrak sektor parwisat. Hanya saja, menurut Yunus Satrio, yang menjadi persoalannya saat ini, budaya tersebut belum terkemas dengan baik, sehingga masih kurangnya wisatawan yang datang berkunjung kedaerah ini. Kedepan pihaknya meminta kepada daerah-daerah untuk bisa mengemasnya dengan baik, sehingga wisatawan banyak berkunjung.
Selain itu, Yunus Satrio juga mengatakan, melalui pekan budaya Sumbar ini diharapkan dapat diaktualisasikan dan diwariskan nilai-nilai budaya daerah guna menunjang ketahanan budaya nasional terhadap pengaruh budaya asing. Serta mendukung pengembangan industri pariwisata Sumbar.
Yunus Satrio benar, dengan adanya Pekan Budaya Sumbar (PBS) yang diadakan secara berkala tersebut, punya tujuan sebagai ajang memperkenalkan budaya dan seni lokal (termasuk Mentawai yang bagian dari Provinsi Sumbar) kepada generasi muda, dan sebagai ajang promosi pariwisata pula kepada wisatawan.
Seperti pekan kebudayaan lainnya di Tanah Air, budaya lokal yang tergerus oleh zaman mesti diberi ruang untuk terus berkreasi. Mewariskan adat dan budaya lokal ke anak cucu penerus adalah hal vital untuk terus dilestarikan. Kita berharap, dengan PBS itu pula ada upaya nyata untuk membangkitkan dan mewariskan kesadaran, semangat, signifikasi, orisinalitas, spiritualitas, dan otentisitas budaya Minangkabau, termasuk nilai budaya Mentawai yang merupakan bagian dari Provinsi Sumbar) kepada generasi kini dan mendatang sebagai identitas masyarakatnya.
Tidak hanya Mentawai tentunya, karena di Sumbar yang masyarakatnya multi kultural juga terdapat suku-suku lainnya yang bermukim di 19 kabupaten/kota, ada Jawa, Batak, Nias, suku Tionghoa, serta suku lainnya. Dan, inilah sesungguhnya potensi budaya Sumbar. Tapi, kalau berbicara murni akar budaya Minang, maka suku non Minang tidak termasuk dalam bagian ini. Namun karena ivennya budaya Sumbar, maka budaya non Minang mestinya menjadi bagian dari kekayaan budaya setempat.
Kita berharap dengan PBS yang menjadi iven kalender tahunan tersebut tak hanya sekadar iven budaya belaka, tapi diharapkan punya dampak sosial-ekonomi kepada daerah, serta menjadi ajang promosi kepariwisataan yang bisa memancing minat wisatawan datang ke Sumbar.
Namun yang perlu menjadi catatan kita semua, bahwa untuk melestarikan nilai-nilai kultur lokal untuk bisa terus bertahan dari gempuran globalisasi, maka Sumbar tidak hanya menumpukan pada PBS saja, perlu ada iven-iven budaya yang memberikan ruang bagi kebudayaan Sumbar untuk bisa dilestarikan dan menjadi kebanggaan bagi anak cucu di masa mendatang. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar