Featured Video

Sabtu, 15 Oktober 2011

MESKI CUKUP GEMUK KIB II HARUS PROFESIONAL


Hampir bisa dipastikan salah satu urang awak yakni,  Prof. Musliar Kasim ditunjuk menjadi Wakil Menteri Pendidikan bidang Kebudayaan. Maka, jika tidak ada perubahan berarti akan ada dua urang awak yang jadi Wakil Menteri Pendidikan,
satu lagi adalah Dr. Fasli Jalal.  Kalau Presiden mensetting dua Wakil Menteri di Kementerian Pendidikan, besar kemungkinan urusan Kebudayaan yang selama ini melekat di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan dikembalikan ke Kementerian Pendidikan seperti sebelum ini yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun semuanya tergantung kepada keputusan Presiden, yang jelas soal Musliar menjadi Wakil Menteria, dia sendiri sudah dipanggil ke Cikeas kemarin dan sudah memberikan keterangan kepada pers bahwa dirinya ditunjuk menjadi Wakil Menteri bidang Kebudayaan.
Lepas dari itu, sesungguhnya Penataan atau reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II) masih belum final. Setelah bertemu dengan semua Ketua Umum Partai Pendukung Koalisi Pemerintahan di Puri Cikeas, Kamis (13/10/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan masih memerlukan waktu 3-4 hari lagi untuk menyelesaikan penyusunan formasi kabinet baru. Sedang kemarin saja masih berlangsung pemanggilan-pemanggilan untuk ‘temu duga’
Pertemuan ini nampaknya perlu agar Presiden bisa menjelaskan pada pimpinan parpol berkaiatan dengan penataan kabinet yang sedang saya godok pada hari-hari terakhir ini.
Sesuai kesepakatan koalisi, apabila ada menteri dari anggota partai politik yang diganti, maka Presiden wajib memberi tahu pimpinan parpol. Termasuk jika ada pengurangan dan penambahan jumlah menteri dan pergeseran pos antar menteri dalam jajajaran kabinet indoneisa bersatu II. Namun begitu, kita yakin SBY belumk akan menyebutkan ihwal nama-nama baru dalam kabinet sebelum tanggal 20 sebagaimana telah berulang kali dia katakan.
Kita kira dalam sehari dua ini belum akan final acara temu duga itu baik dengan pimpinan parpol maupun dengan orang-orang yang akan diminta mundur atau digeser atau akan ditunjuk menduduki posisi menteri.
Mengingat konstelasi politik dalam koalisi itu cukup menentukan untuk mempengaruhi keputusan Presiden menentukan menterinya, maka menjadi sangat kuat alasannya Presiden memerlukan berkomunikasi dengan pimpinan partai koalisi. Apalagi kalau ada kader dari partai yang digeser atau ada pergantian sesuai kesepakatan akan tentu diberikan kesempatan untuk didialogkan dengan petinggi parpol anggota koalisi.
Yang jelas sampai kemarin satu hal yang sudah pasti, dalam KIB II hasil penataan ini akan ditambah sejumlah pos wakil menteri (wamen). Komposisi wamen di KIB II setelah perombakan (reshuffle) tampaknya bakal mengalami perubahan.
Pertimbangan penambahan tersebut agaknya Presiden melihat perlunya memperkuat kinerja pemerintah di tiga tahun terakhir masa kepemimpinannya. Meskipun untuk itu ada tudingan bahwa kabinet kali ini bukannya bertambah ramping melainkan bertsambah gemuk.
Saat ini, sudah ada 10 wakil menteri di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II. Mereka adalah Wakil Menteri Luar Negeri Triyono Wibowo, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Lukita Dinarsyah Tuwo, dan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.
Pos wakil menteri yang sudah hampir pasti ditambah adalah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Kementerian Kesehatan. Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri akan mengalami penggantian.
Akhirnya memang harus diakui bahwa ternyata tidak mudah bagi Presiden Yudhoyono mempertimbangkan siapa-siapa yang akan dia pilih menjadi pembantunya sebagaimana undang-undang mengisyaratkan.  Keberadaan koalisi yang cukup kuat itu tidak bisa diabaikan begitu saja oleh Presiden karena pastilah ketika koalisi dibentuk ada deal-dealnya juga. Hanya saja kita berharap, sekalipun asal muasal calon menteri dan wakil menteri masih dipengaruhi oleh koalisi, hendaknya yang ditunjuk tetap adalah kader yang profesional hingga semangat zaken kabinet atau kabinet profesional tetap tertonjol dalam KIB II.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar