Featured Video

Sabtu, 15 Oktober 2011

PATUNG DEWI SARASWATI MENANGIS PASCAGEMPA BALI


Patung Dewi Saraswati di SMPN 1 Susut, Kabupaten Bangli, Bali mengeluarkan air mata setelah terjadinya gempa bumi Kamis (13/10) yang mengguncang daerah ini dengan kekuatan 6,8 SR. Peristiwa gaib ini menghebohkan masyarakat setempat.
Di tengah paniknya masyarakat Bali akibat terjadi gempa cukup besar pada Kamis siang itu, Patung Dewi Saraswati yang ada di pintu masuk sekolah SMPN 1 Susut tiba-tiba saja mengeluarkan air mata yang meleleh kedua sudut matanya.
Patung yang tingginya kurang lebih tiga meter ini diketahui mengeluarkan air mata sekitar pukul 11.15 WITA.

“Saat itu saya diberitahu oleh anak-anak yang heboh diluar karena saat gempa semua di suruh keluar bahwasannya patung dewi Saraswati sebagai perlambang Dewi pendidikan ini mengeluarkan air mata, dan memang benar matanya ada meleleh air mirip air mata,” kata Kepala Sekolah SMPN 1 Susut Bangli, Ketut Ngebek Sukarsana.
Dikatakan patung yang didirikan pada tahun 2006 silam ini sebe­lumnya tidak pernah mengalami kejadian gaib seperti itu.
Dewa, salah seorang siswa kelas VII di sekolah itu mengatakan dia sangat terkejut dan baru kali ini menyaksikan keanehan seperti ini.
“Benar Pak dari tadi terus saja air matanya meleleh dan bahkan itu seperti orang yang menangis karena menahan kesedihan yang berle­bihan,” kata siswa asal wilayah Sulahan.
“Benar ada patung Dewi Saras­wati di SMP sana, informasinya memang begitu (patung menangis). Tetapi belum dapat dipastikan karena saya baru naik piket mungkin petugas sebelumnya lebih tahu,” kata anggota Polsek Susut, Bripka Ngurah Bobol Kamis, malam.
Menurut Ngurah, pihaknya akan menindaklanjuti informasi yang telah membuat heboh warga tersebut.
Sementara itu,  Ketua Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali (MUDP), Jero Gede Putu Suwena mengatakan, sebelum gempa tersebut terjadi, bulan purnama muncul di Bali. Masyarakat setempat meyakini jika kemunculan bulan purnama merupakan pertanda baik.
“Masyarakat Hindu percaya bahwa bulan purnama adalah pertan­da baik,” ujarnya.
Jero pun tengah mencari tahu perihal kabar patung Dewi Saraswati menangis di Bangli tersebut.
Saraswati adalah salah satu dari tiga dewi utama dalam agama Hindu, dua yang lainnya adalah Dewi Sri (Laksmi) dan Dewi Uma (Durga). Saraswati adalah sakti (istri) dari Dewa Brahma, Dewa Pencipta. Saraswati berasal dari akar kata sr yang berarti mengalir. Dalam Regweda V.75.3, Saraswati juga disebut sebagai Dewi Sungai, disam­ping Gangga, Yamuna, Susoma dan yang lainnya.
Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam agama weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.
Dalam aliran Wedanta, Saraswati di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan — sakti — dari Brahman. Sebagaimana pada zaman lampau, ia adalah dewi yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni. Para penganut ajaran Wedanta meyakini, dengan mengua­sai ilmu pengetahuan dan seni, adalah salah satu jalan untuk mencapai moksa, pembebasan dari kelahiran kembali.
Dewi Saraswati digambarkan sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesahajaan. Saras­wati dapat digambarkan duduk atau berdiri diatas bunga teratai, dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci darinya, yang mana semua itu merupakan simbol dari kebenaran sejati. Selain itu, dalam penggambaran sering juga terlukis burung merak.
Dewi Saraswati digambarkan memiliki empat lengan yang melam­bangkan empat aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri) dan ego. Di masing-masing lengan tergenggam empat benda yang berbeda, yaitu:
Lontar (buku), adalah kitab suci Weda, yang melambangkan penge­ta­huan universal, abadi, dan ilmu sejati.
Genitri (tasbih, rosario), melam­bangkan kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual.
Wina (kecapi), alat musik yang melambangkan kesempurnaan seni dan ilmu pengetahuan.
Angsa merupakan simbol yang sangat populer yang berkaitan erat dengan Saraswati sebagai wahana (kendaraan suci). Angsa juga melam­bangkan penguasaan atas Wiweka (daya nalar) dan Wairagya yang sempurna, memiliki kemampuan memilah susu di antara lumpur, memilah antara yang baik dan yang buruk. Angsa berenang di air tanpa membasahi bulu-bulunya, yang memiliki makna filosofi, bahwa seseorang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan layaknya orang biasa tanpa terbawa arus kedunia­wian.
Selain angsa, juga sering terdapat merak dalam penggambaran Dewi Saraswati, yang mana adalah simbol dari kesombongan, kebanggaan semu, sebab merak sesekali waktu mengem­bangkan bulu-bulunya yang indah namun bukan keindahan yang abadi.
Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni, diraya­kan oleh umat Hindu di Bali]], yang jatuh pada hari Saniscara (Sabtu) Umanis (Legi), wuku Watugunung. Perayaan ini dilaksanakan setiap 210 hari (atau 7 bulan menurut kalender Bali), sebagai penghormatan kepada dewi ilmu pengetahuan dan seni. (h/naz/berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar