Featured Video

Sabtu, 08 Oktober 2011

Potensi Energi Air Sumbar Terbesar di Indonesia


BUKITTINGGI, HALUAN — Sumatera Barat dianugrahi Tuhan memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa. Sumbar memiliki potensi sumber energi air terbesar di Indonesia atau salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah. Kondisi itu didukung dengan adanya perbukitan dan lurah, sehingga banyak terjunan air yang bisa menghasilkan energi.

Untuk itu, PT PLN Persero melirik Sumbar untuk menjadi proyek Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Proyek PL­TMH itu akhir 2011 ini akan berjalan di Jorong Mawar,  Lubuk Jantan, Lintau, Kabupaten
Tanah Datar atau akrap disebut PLTMH Lintau I. Proyek dengan nilai pagu dana lebih kurang  sekitar Rp160 miliar itu diper­cayakan kepada PT Mega Power Ikhwan yang berkedudukan di Bukittinggi, salah satu dari 6 PT yang dipercaya PT PLN (Persero) di Indonesia.
Penandatanganan
kesepakatan berlangsung di gedung Bung Hatta Bukittinggi, Jumat (7/10), usai acara  Rapat Koordinasi Triwulan III 2011 PT PLN (Persero) Direktorat Ope­rasional Indonesia Barat. Penan­datanganan kesepakatan langsung dilakukan oleh para direktur perusahaan yang dipercaya dan disaksikan Direktur Operasi Indonesia Barat PT PLN (Persero). Moch Harry Jaya Pahlawan.
Usai acara, Direktur Utama PT Mega Power Ikhwan, Ir Masni Kamal, Dipl. HE didampingi Direkturnya Hero Dwi Prasetyo kepada Haluan menjelaskan bahwa Su­matera Barat memiliki energi air lebih kurang 1.200 MW. Dari energi yang ada itu, hanya 40 persen energi yang termanfaatkan, diantaranya PLTA Batang Agam 10
MW, PLTA Maninjau 68 MW, PLTA Singkarak 175 MW, PLTA Koto Panjang 114 MW, PLTM Manggani 1,2 MW, PLTM Salido di Pesisir Selatan 1 MW, PLTM Indarung I 3,74 MW, PLTM Indarung II 1 MW dan PLTM tersebar 1,50 MW. “Jadi, energi air yang baru terpakai di Sumbar ini baru sekitar 380 MW atau 40 persen dari 1.200 MW yang ada,” kata Masni yang juga tokoh dan pelopor PLTA Maninjau dan Batang Agam itu.
Menyangkut PLTMH Lintau I yang akan dibangun di Jorong Mawar, Lubuak Jantan Tanah Datar itu, Masni menjelaskan, PLTMH itu memiliki kapasitas 9 MW dengan beban puncak 343 MW dan membutuhkan waktu membangun selama dua tahun dengan dana Rp160 miliar. “Dengan adanya PLTMH itu akan dapat
membangkitkan energi 63,08 juta MW dan menyerap tenaga kerja lebih kurang 500 orang. Setelah beroperasi kita lakukan kontrak kerjasama dengan PT PLN Persero selama 15 tahun,” kata Masni.
Masni juga menjelaskan, manfaat dari PLTMH itu nantinya akan mengurangi pemakaian energi alternatif non migas, mengurangi pengerukan sumber daya energi terbarukan (minyak bumi dan gas), mempertahankan kualitas lingku­ngan berkaitan dengan protokol Kyoto, me­ngurangi pencemaran udara, dan diharapkan PLTMH mampu mereposisi fungsi PLTD. “Jadi PLTMH itu ramah lingkungan dan sekaligus menjaga keasrian alam. Karena lokasi PLTMH harus asri dan banyak tumbuhan di se­kitarnya,” tutup Masni. (h/jon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar