Featured Video

Selasa, 01 November 2011

Arab Saudi Pancung Tukang Santet


EKSEKUSI - Abdul Hamid dieksekusi di tengah lapangan parkir di Madinah. DAILY MAIL
EKSEKUSI - Abdul Hamid dieksekusi di tengah lapangan parkir di Madinah. DAILY MAIL
MADINAH - Semakin panjang daftar orang yang dipancung di Arab Saudi. Kabar terbaru, seorang warga Sudan dipenggal kepalanya di areal parkir gara-gara dianggap sebagai tukang sihir.

Dalam sebuah tayangan video tertanggal 20 September, Abdul Hamid Bin Hussain Bin Moustafa al-Fakki berlutut di tengah pelataran parkir di Madinah. Matanya ditutup dan disaksikan puluhan orang.
Sementara, seperti ditulis MailOnline, si algojo berdiri di sampingnya dengan pedang terhunus. Lalu dengan sekali tebas, lepas lah kepala Abdul Hamid.
Pria 44 tahun itu diyakini merupakan orang ke-44 dan orang asing ke-11 yang dipancung di Saudi tahun ini. Dalam daftar itu termasuk seorang perempuan Indonesia, Ruyati yang dipancung pada 19 Juni 2011.
Saat ini yang sedang mengantre hukuman pancung adalah Ali Hussain Sibat, seorang host televisi setempat yang divonis mati gara-gara meramal dalam acara yang dipandunya.
Pengacara Ali, May El Khansa, mengatakan eksekusi itu sebenarnya dijadwalkan Jumat (4/11/2011). Namun, kata Khansa, eksekusi tidak jadi dilakukan hari itu, namun bukan berarti ia sudah mendapat pengampunan.
Abdul Hamid ditahan pada 2005 setelah ia dijebak oleh seseorang yang bekerja pada mutawa’in atau polisi agama. Waktu itu ia diminta membuat guna-guna yang bisa membuat ayah si polisi meninggalkan istri keduanya.
Menurut keterangan si polisi agama, waktu itu Abdul Hamid setuju membuat guna-guna dengan imbalan 6.000 riyal. Setelah itu ia ditangkap setelah sebelumnya dipukuli. Pengadilan terhadap Abdul Hamid dijalankan secara tertutup sehingga tidak banyak yang terungkap tentang itu.
Malcolm Smart, Direktur Amnesty Internasional untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara mengecam keras eksekusi itu. “Eksekusi Abdul Hamid mengerikan. Saudi tetap melanjutkan penggunaan cara yang kejam dan ekstrem ini sebagai hukuman,” kata Malcolm.| SURYA Online 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar