Featured Video

Selasa, 01 November 2011

Emmy Hafild Yakin New7Wonders Bukan Abal-abal


Polemik promosi Pulau Komdo sebagai tujuh keajaiban dunia versi New7Wonders semakin memanas. Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo, mengatakan bahwa kredibilitas Yayasan New7Wonders sebagai peyelenggara pemilihan tujuh keajaiban itu diragukan.

KBRI Swiss yang melakukan penyelidikan menemukan kejanggalan pada yayasan New7Wonders. Pertama, alamat yayasan New7Wonders tidak jelas, status badan hukumnya juga tidak jelas serta di mata masyarakat Swiss tidak dikenal.
Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, Djoko mengingatkan publik untuk berhati-hati dan tidak terbuai pada permainan New7Wonders. Apalagi setelah kasus permintaan New7Wonders agar Indonesia menjadi tuan rumah dengan biaya miliaran rupiah.
Menanggapi hal tersebut, Ketua P2Komodo Emmy Hafild mengatakan, "Kita sudah melakukan verifikasi. Mereka sudah sukses melakukan pemilihan tahun 2000-2007, di mana waktu itu Borobudur tidak masuk. Jadi kalau dilihat mereka bukan lembaga abal-abal."
Dalam wawancara dengan Kompas TV, Selasa (1/11/2011), Emmy mengatakan bahwa meski belum pernah bertemu langsung di kantor New7 Wonders, direktur yayasan itu sudah dua kali datang ke Indonesia dan bertemu dengannya.
Emmy menegaskan bahwa terkait dengan pro dan kontra dalam upaya promosi komodo, hal itu sudah biasa. Ini juga termasuk penolakan yang juga terjadio di Korea, yang menurutnya hanya melibatkan kelompok masyarakat, namun pemerintahnya sangat mendukung.
New7Wonders sebelumnya juga pernah memakai logo yang mencantumkan UNESCO. beberapa waktu kemudian, UNESCO mengklarifikasi bahwa New7Wonders bukan menjadi bagiannya. Hal ini juga masuk dalam salah satu faktor yang menyebabkan keraguan pada New7Wonders.
Tentang hal itu, Emmy mengatakan, "Itu hal biasa. hanya pada awalnya UNESCO mendukung. Tidak masalah. Dan yang perlu diketahui, mantan diijen UNESCO juga menjadi ketua panel New7wonders."
Berkaitan dengan promosi komodo sebagai keajaiban dunia saat ini, wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa kementeriannya sudah tidak terlibat lagi urusan tersebut. Promosi kini sepenuhnya ditangani pihak swasta yang dimotor P2Komodo.
KOMPAS.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar