Featured Video

Kamis, 12 Januari 2012

Tanaman dari Indonesia Jadi Bahan Bakar Nabati


FRANKFURT, (PRLM).- Perusahaan penerbangan Jerman Lufthansa telah melakukan uji coba bahan bakar nabati hasil tanaman dari Indonesia. Uji coba penerbangan selama enam bulan ini akan berakhir Kamis (12/1) dengan penerbangan dari Frankfurt ke Washington.

Namun Lufthansa mengatakan tidak akan melanjutkan lebih lanjut sampai bahan bakar nabati, dengan minyak sayur dari tanaman di Indonesia ini, diproduksi secara berkelanjutan. Proyek uji coba itu meliputi rute Hamburg dan Frankfurt dan hasilnya positif, kata Joachim Buse dari Lufthansa yang bertanggung jawab atas proyek ini.
Tetapi Buse mengatakan penerbangan itu tidak akan menggunakan bahan bakar nabati ini sampai produksi ditingkatkan. "Tujuannya adalah agar bahan bakar ini diproduksi sampai pada batas dapat diterapkan," ujar Buse.
"Lufthansa hanya akan meneruskan bila kami mendapatkan jumlah (bahan bakar nabati) secara berkelanjutan dengan bahan mentah yang bersertifikat, agar operasi secara rutin dapat dilanjutkan," tambah Buse.
Lufthansa pada mulanya akan memusatkan kerja sama dengan produsen di negara Afrika dan Asia dengan jumlah produksi yang dapat menjamin penerapan pada penerbangan.
Uji coba proyek senilai US$8,4 juta itu mencakup penerbangan empat kali sehari antara Hamburg dan Frankfurt dengan satu dari dua mesin dijalankan dengan minyak nabati.
Pemerintah Jerman memberikan subsidi untuk sebagian proyek tersebut dengan pengurangan sekitar 1.500 ton karbon dioksida dari lebih 1.180 penerbangan. Upaya untuk mengurangi emisi karbon monoksida meningkat dengan langkah Uni Eropa menetapkan pembayaran oleh perusahaan penerbangan atas CO2 yang mereka hasilkan.
Lufthansa mengatakan sebelumnya langkah itu akan menyebabkan meningkatnya harga tiket penerbangan. Sejumlah penerbangan, termasuk American Airlines dan Delta telah meningkatkan biaya tambahan untuk penerbangan mereka.
Air Japan dan Air New Zealand juga telah melakukan uji coba bahan bakar nabati dalam penerbangan mereka namun Lufthansa mengatakan mereka akan menjadi yang pertama yang menggunakan secara rutin.(bbc/A-147)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar