Featured Video

Rabu, 18 April 2012

FENOMENA KELOK 44

Kelok 44 Sumbar

Indonesia dikenal sebagai salah satu sorga wisata dunia. Dan patut berbangga, Sumatera Barat (Sumbar) adalah satu di antara daerah tujuan wisata yang terkemuka di Indonesia setelah Bali, Jakarta, Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya. Sumbar memiliki alam yang indah dan punya karateristik khusus yang menjadi pemikat hati para wisatawan, baik asing maupun domestik. Salah satu suguhan fenomena alam yang indah tersebut adalah Danau Maninjau dengan Kelok 44-nya.

Kelok (belokan) 44 memiliki keindahan yang tiada tara, hingga menjadi tersohor dan populer karena keelokannya.  Kelok 44 yang terletak di Kabupaten Agam dan bisa ditempuh sekitar 45 menit perjalanan dengan mobil dari Kota Bukittinggi.
Dari arah Bukitinggi, jalanan Kelok 44 menurun dan berbelok-belok sejauh 10 kilometer. Setiap kelok diberi nomor berurut. Sepan­jang perjalanan dari Bukittinggi menuju danau ini, para wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat indah berupa sawah-sawah yang berbentuk terasiring, pancuran-pancuran air dari sungai yang bertingkat-tingkat, serta hijaunya jejeran Bukit Barisan.
Di sepanjang perjalanan di kelok-kelok yang berjumlah 44 itu, dapat dinikmati keindahan Danau Manin­jau dan sekitarnya. Alam Danau Maninjau sangat menak­jubkan. Danau ini merupakan danau vulka­nik, yaitu danau yang cekungnya terbentuk karena letusan gunung berapi. Danau Maninjau terletak di kecamatan Tanjung Raya, Kabu­paten Agam, pada ketinggian 461,50 meter dari permukaan laut. Luas permukaan Danau Maninjau lebih kurang 99,5 km persegi, dengan kedalaman maksimum 495 meter.
Selain panorama alam Manin­jau, di kelok tertentu juga dapat disaksikan kera-kera jinak yang dilindungi bergerombol di pinggir jalan. Kera-kera tersebut biasanya menunggu orang-orang yang lewat melemparkan makanan untuk mereka. Ketika makanan dilem­parkan, kera-kera tersebut langsung berebutan mengambilnya. Gerem­bolan kera tersebut meru­pakan objek wisata fauna yang mem­berikan nilai tambah khas keasrian alam Kelok 44.
Karena turunan dan belokan ada yang sangat tajam, maka si pengen­dara harus ekstra berhati-hati. Belum semua jenis ukuran kenda­raan bermotor yang bisa melewati jalan Kelok 44. Jalan ini biasanya hanya dilalui oleh bus ukuran sedang. Para pengendara biasanya juga lebih memberi laluan kepada pengedara yang datang dari arah bawah atau dari arah Danau Maninjau. Jika menempuh perjala­nan Kelok 44 malam hari, suguhan kelap-kelip lampu di seputar Danau Maninjau  juga menyuguhkan pemandangan yang indah. Tapi jika cuaca berkabut, pemandangan ke arah Danau Ma­nijau akan terha­lang.
Begitu tiba di Danau Maninjau, para wisatawan juga bisa mengi­nap di hotel atau pun di home stay-home stay yang disediakan pen­duduk setempat. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan dan kesejukan alam di sekitar Danau Maninjau dengan bersepeda menem­puh jalan yang ada mengitari danau. Bagi yang ingin bersampan ria, penduduk setempat juga ada yang menyewakan sampan. Sampan bisa dipakai sendiri atau juga didayung oleh si pemilik. Di sekeliling danau juga tersedia suguhan wisata kuliner.  (h/kcm/dbs)
Ditulis oleh Teguh  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar