Featured Video

Kamis, 31 Mei 2012

Kembalikan Pendidikan Pancasila



Shutterstock
Ilustrasi


 Wakil Ketua MPR RI Farhan Hamid menilai, saat ini dunia pendidikan sedang mengalami kegamangan. Hal itu terlihat dari pencanangan pemerintah tentang upaya memaknai betapa pentingnya pendidikan sebagai wajah bagi pembentukan karakter sebuah bangsa.

"Masih hangat diingatan kita pada 2 Mei lalu, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Jika ditelaah, peringatan Hardiknas tahun ini begitu sarat pesan secara kontekstual termasuk keprihatinan yang mendalam," ungkap Farhan pada seminar nasional yang digelar Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Jumat (24/6/2011), di Jakarta.
Farhan menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap potret buram pendidikan di Indonesia. Menurut dia, masih banyak anak bangsa yang buta huruf dan tidak mengenyam pendidikan. Persoalan kekerasan, radikalisme dan pemahaman ideologi oleh sebagian masyarakat di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara adalah catatan krusial yang mestinya menjadi pelajaran penting bagi bangsa ini. "Maraknya kasus terorisme dan kasus-kasus pemahaman yang cenderung memarjinalkan ideologi Pancasila adalah akibat dari potret buram masalah pendidikan," tuturnya.
Dalam era roformasi, kata Farhan, upaya peminggiran Pancasila dalam kehidupan masyarakat semakin terasa. Undang-Undang tentang Pendidikan Nasional justru meniadakan pelajaran Pancasila yang menyebabkan minimnya pemahaman tentang Pancasila. "Mereka bukan hanya gagal memahami nilai-nilai Pancasila, tetapi juga gagap ketika harus menyebutkan urutan sila demi sila dari dasar negara kita. Kenyataan itu merupakan ancaman serius bagi upaya memperkuat keberadaan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Farhan.
Menurut Farhan, semua elemen pendidikan harus menyadari bahwa cetak biru pendidikan karakter suatu bangsa adalah ketika secara kontekstual dan sesuai dengan paradigma strata pendidikan mampu menemukenali konsep dan strategi pendidikan karakter bangsa sebagai kurikulum mutlak yang menjadi dasar fundamental bagi setiap kelulusan siswanya.
"Mengingat fungsi Pancasila yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka perlu ada pendidikan Pancasila bagi setiap warga negara," ujarnya.
Farhan menyebutkan tiga alasan pentingnya pendidikan Pancasila. Pertama, adanya nilai ketuhanan dalam Pancasila. Kedua, adanya ajaran untuk mengedepankan toleransi dan menyelesaikan setiap permasalahan dengan cara mufakat. Ketiga, adanya ajaran untuk bisa berbuat adil.
"Pendidikan Pancasila perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional, agar Pancasila bisa dimaknai secara mendalam oleh anak didik maupun masyarakat luas. Dengan demikian, nation and character building dapat tercipta dengan sebenar-benarnya," papar Farhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar