Featured Video

Kamis, 04 Oktober 2012

Solok – Padang Ditempuh 5 Jam

MACET TERUS


Jarak Solok – Padang hanya sekitar 60 Km. Biasanya jarak sejauh itu paling lama ditempuh 2 jam saja. Atau bagi pemilik kendaraan pribadi bisa 1,5 jam, tapi sekarang tidak.


Dalam dua tahun terakhir, jarak Solok – Padang terasa sangat jauh. Karena waktu tempuhnya bisa mencapai 5 jam. Kalau dirata-ratakan, tentulah kecepatan kendaraan hanya 12 Km/jam.
Lamanya waktu tempuh Solok – Padang dikarenakan adanya peningkatan kualitas jalan di kawasan Sitinjau Lawik, Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang. Jalan yang dulunya menggunakan aspal hot mix, sekarang ditingkatkan menjadi beton.
Guna kelancaran pengerjaan dan pengguna jalan juga masih bisa memanfaatkan ruas jalan itu, diterapkan sistem buka-tutup. Sebab, pembetonan dilakukan sebelah-sebelah dan itu sudah berlangsung lama.
Pantauan Singgalang Rabu (3/10), sekitar pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB terjadi antrean panjang dari arah Solok. Diperkirakan panjangnya mencapai 4 hingga 5 km. Mulai dari pos Polantas Ladang Padi, ekor kendaraan melewati batas Padang-Solok di kawasan Aia Sirah. Hal itu terjadi, ketika kendaraan dari arah Padang dilepas untuk menanjak.
Sejumlah pengguna jalan mengeluh dengan kondisi demikian. Karena, antrean sudah melawati batas kesabaran mereka. “Wak lah ampia tigo jam di siko. Biasonyo paliang lamo duo jam,” ujar seorang pengemudi Toyota Innova yang mengaku bernama Mon. Ia ke Padang untuk membezuk familinya di salah satu rumah sakit.
“Ya, saya sudah sekitar tiga jam,” kata sopir lain yang mengaku bernama Aslim.
Selama antrean itu, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh pengguna jalan, kecuali berdiam di dalam kendaraan sambil mendengarkan musik atau bercanda sesama mereka. Apalagi, sekitar pukul 15.00 WIB hujan turun di kawasan itu.
“Ambo tadi barangkek jam duo baleh dari Solok, sampai di Aia Tawa jam limo. Limo jam ambo dari Solok ke Padang,” kata Edi.
Edi yang berprofesi sebagai pedagang itu menceritakan, lamanya waktu antrean di Sitinjau Lawik lantaran banyak truk bermuatan di atas 30 ton. Truk-truk tersebut, naik tanjakan seperti siput.
Memang, pantauan Singgalang selama antre di kawasan Sitinjau Lawik, banyak truk bertonase tinggi melewati kawasan itu. Rata-rata truk tersebut adalah pengangkut batubara, CPO dan semen. Baik ketika menanjak maupun sewaktu turun kawasan itu, kecepatannya sama, yakni sama-sama seperti siput. Maklum, muatan yang dibawanya mencapai 35 ton.
Ketika ditanya tentang adanya rencana mengalihkan truk-truk besar itu ke jalur Silaiang – Padang Panjang – Singkarak, para pemilik kendaraan pribadi mengaku senang. “Rancak mah. Memang harusnyo ban tuak itu, supayo macet indak takah iko,” kata Mon lagi.
Malah, pengguna jalan lainnya berharap, kalau bisa jangan ada lagi truk sebesar itu melewati jalan-jalan di Sumbar. Sebab, tidak sesuai dengan kondisi dan kekuatan jalan.
Karena itu, masyarakat menyarankan agar batubara dan CPO diangkut dengan menggunakan kereta api. Ruas jalan ini terhitung 8 hingga 16 Oktober dinyatakan tidak boleh dilewati truk berbeban berat. Karena pengerjaan jalan rigid beton tepat berada di tikungan tajam Panorama Satu.
Saat ini pembangunan lanjutan jalan Padang-Solok dilaksanakan sepanjang 3,85 kilometer. Terdiri dari pembangunan beton rigid sepanjang 2,35 km dari Lubuk Paraku sampai batas kota. Kemudian pengaspalan sepanjang 1,5 kilometer dari Lubuk Salasih hingga batas kota. Pada 2011 jalan Padang-Solok sudah dikerjakan sepanjang 6,7 km. Secara keseluruhan yang akan dikerjakan tinggal 6,9 km. Tahun ini dikerjakan sepanjang 3,85, maka sisanya tinggal 4,6 km lagi.
Kendaraan yang melewati jalan Padang-Solok tiap harinya mencapai 6.000 unit berbagai jenis. Jika jalan itu buka tutup akan tetap terjadi kemacetan hingga 3 jam. Tapi pada waktu-waktu tertentu akan dibuka bebas. 

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar