Featured Video

Senin, 07 Januari 2013

Hama Tikus Serang Solok


Puluhan hektare sawah di Kecamatan Kubung dan X Koto Singkarak diserang hama tikus. Akibatnya, musim tanam kali ini terancam puso atau gagal panen.


Djanuardi, 45, misalnya. Sawah­nya seluas 4 hektare di Nagari Su­mani, Kecamatan X Koto Singkarak, dise­rang hama tikus sejak usia padi 2 bulan. Akibatnya, hampir separuh padinya rusak meski telah disemprot pestisida dan pupuk perangsang pertum­bu­han.“Bila tidak teratasi, kami bisa gagal panen seperti tahun lalu. Kami berharap betul instansi terkait membantu me­ngatasinya,” kata Djanuardi.

Kepala Balai Perlindungan Tana­man Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumbar, Arzal membenarkan hama tikus menyerang padi hampir di semua kecamatan di Sumbar.

“Hama tikus ini disebabkan kurang bersihnya lahan sawah. Misalnya saluran air dan pema­tang sawah. Ini sangat ber­gantung kesadaran petani men­jaga kebersihan sawah mereka,” ulas Arzal.

Arzal memberi beberapa kiat mengatasi hama tikus. “Perta­ma, tanda-tanda ada tikus bisa dilihat dari jejaknya, kotoran, dan bekas gigitan. Jika ada, segera lakukan upaya pe­ngen­dalian secara dini,” sarannya ketika dihubungi Padang Eks­pres, tadi malam.

Langkah-langkah pena­nga­nan adalah mencari bambu be­kas sepanjang 2,5 meter. Bam­bu itu dilubangi kemu­dian diletak­kan di tengah sa­wah. “Biasanya jam 11, saat pa­nas terik, tikus akan mencari tem­pat berlindung dan akan ma­suk ke bambu itu. Nah, jam 11 kita tutup ujung bambu dan ma­sukkan ke ka­rung,” ulasnya.

Selain itu, jelasnya, bisa juga dengan cara menutup semua lobang di sawah dengan lumpur basah pada sore hari. “Kemu­dian cek pada paginya. Bila berlobang lagi, bisa di­pastikan ada tikus. Segera lakukan penga­sapan dengan asap belerang atau umpan beracun,” jelas Arzal.

Arzal menjelaskan, sepasang tikus bisa berkembang menjadi 2.000 ekor dalam sekali musim tanam. “Apabila petani tidak bisa menanggulangi, laporkan pada Dinas Pertanian setempat. Tidak bisa juga, tim brigadir perlin­dungan tanaman dari BPTPH akan turun membantu petani,” ujarnya.

Menyikapi persoalan ini, Ketua DPRD Kabupaten Solok, Syafri Dt Siri Marajo, meminta Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan segera turun ke lapangan dan menentukan lang­kah-langkah tepat yang harus dilakukan.

“Sebagai daerah penghasil beras ternama, seharusnya ini menjadi perhatian utama Pem­kab Solok. Ini sudah mewabah, Dinas Pertanian harus cepat tanggap dan turun ke lapangan,” kata Syafri.

Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumbar, Sukardi Ben­dang mengatakan, per­masa­lahan hama disebabkan sistem ta­nam yang tidak seren­tak. “Jadi, sebetulnya bisa diatasi dengan sistem tanam serentak. Minimal dilak­sa­nakan di ma­sing-masing na­gari, atau ke­camatan. Selain itu, pertanian organik dan ber­kelanjutan juga terbukti ampuh mengatasi ha­ma. Sa­yangnya, pertanian or­ganik di Sumbar belum mak­simal,” katanya.


s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar