Featured Video

Rabu, 24 April 2013

SD 09 Aia Pacah ‘Baralek Gadang’



Sekolah Dasar (SD) 09, Aia Pacah, Kecamatan Koto Tangah, Padang ‘baralek gadang’. Murid berpakaian adat, kegiatan itu untuk mempraktekan pelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) yang dipelajari di sekolah, Kamis (18/4).


Kegiatan yang baru pertama kali dilakukan di sekolah tersebut, dimaksudkan memperkenalkan budaya Minangkabau sedini mungkin kepada murid, sehingga mereka bisa mengenal lebih dekat tentang adat istiadat di ranah Minang.
Ujian praktik BAM itu diikuti 52 murid kelas VI salah satu materi pada ujian sekolah, sebelum ujian nasional dimulai. Seluruhnya berpakaian adat Minangkabau, mulai berpakaian marapulai, anak daro dan datuk. Sementara guru menggunakan pakaian bundo kanduang, sehingga di sekolah tersebut terkesan ada pesta pernikahan.
“Kita sengaja menyeting kegiatan ini semeriah mungkin. Meski ujian praktek BAM murid kelas VI, tapi seakan di sekolah sedang ‘baralek gadang’, karena seluruh murid berpakaian adat serta marapulai dan anak daro, para guru pun demikian menggunakan baju kebaya, sehingga suasana terlihat meriah,” ujar Kepala SD 09, Aia Pacah, Zulhefniyenti.
Praktek BAM itu, Murid diperkenalkan lebih dekat dengan adat istiadat Minangkabau yang tak lakang dek paneh dan tak lapuak dek hujan. Sebelum acara dimulai, murid berpakaian adat itu diarak, star di Simpang Empat Aia Pacah dan finis di halaman sekolah dengan berjarak sekitar 300 meter.
Saat praktik, murid dapat mengaplikasikan bagaimana cara menyambut anak daro dan marapulai. Seorang murid memperagakan hal tersebut, dengan pepatah petitih dan berpantun ria, ia mempraktikan menyambut pengantin, sebelum naik ke atas rumah. Dalam rumah pun telah tersedia beberapa jamba yang diisi aneka makanan.
Zulhefni menyebutkan, sebagai warga beradat dengan pegangan adat bersandi syarak dan syarak yang bersandikan Kitabullah, maka kaidah-kaidah adat itu memberikan pula pelajaran ke dalam tatanan hidup bermasyarakat. Hal itu yang diterapkan kepada murid. Sebelumnya, murid hanya belajar teori, kini langsung mempraktikannya. Mereka pun dinilai oleh guru bersangkutan.
Sementara itu, Kepala UPTD Pendidikan Koto Tangah, Mursid menyebutkan, pelajaran BAM kepada murid tersebut dimaksudkan menumbuhkan budaya saling menghargai. Selain untuk melestarikan adat istiadat Minangkabau supaya tidak tergerus perkembangan zaman.

s



Tidak ada komentar:

Posting Komentar