Featured Video

Sabtu, 24 September 2011

BAHASA MINANG DATO’RAIS TERNYATA SANGAT FASIH


PADANG, HALUAN — Menteri Pe­nerangan, Komunikasi dan Ke­bu­dayaan Malaysia Dato’ Seri Utama Dr. Rais Yatim ternyata mampu ber­komunikasi dalam bahasa Minang. Bahkan ucapan kata dan logat Mi­nangnya tak kalah dengan orang Minang pada umumnya. Mungkin karena petinggi negara tetangga ini masih keturunan Ranah Minang.

Hal ini menimbulkan kekaguman dari semua yang hadir dalam Temu Ramah Pemprov Sumbar dengan rombongan negara tetangga itu, Jumat (23/9), di Auditorium Gubernur Sumbar. Apalagi, Gubernur Sumbar sendiri Irwan Prayitno, dalam sam­butannya tak sepatah pun berucap dalam bahasa Minang.
Dalam selorohnya saat memberikan sambutan pada acara temu ramah yang juga dihadiri Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, Rais Yatim mengatakan, tak ingin terlalu resmi dalam mem­berikan sambutan karena merasa kehadirannya saat itu dapat diartikan sebagai pulang kampung. Gedung itu baginya sudah seperti rumahnya sendiri. Apa­lagi Malaysia-Indonesia khususnya Su­matera Barat adalah saudara serum­pun.
Namun karena Gubernur Sumbar Irwan Prayitno cukup resmi dalam menyambutnya, begitu pula dalam penyampaikan pidatonya, maka Rais Yatim juga mengimbanginya. Meski demikian, selalu disisipkannya ungka­pan-ungkapan dalam bahasa Minang yang mengundang tawa. Bukan karena tidak lancar, justru sebaliknya karena sangat lancar ucapannya.
Rais Yatim, berharap masyarakat kedua negara bertetangga khususnya Sumbar tidak mempertentangkan perbedaan makna kata dalam bahasa kedua negara serta perbedaan lainnya. Justru sebaliknya, setiap masyarakat harus memahami bahwa kedua negara terikat dalam pertalian sejarah, budaya dan juga bahasanya.
“Dua negara bertetangga hendaknya tidak mempertentangkan bila ada perbedaan diantara keduanya. Karena pada dasarnya dua negara ini adalah bangsa serumpun, diikat oleh tali sejarah, budaya dan bahasa,” katanya.
Masyarakat Minang cukup banyak memberikan sumbangan untuk pem­bangunan tanah melayu Malaysia.
Sebut saja di bidang perniagaan. Karenanya, semua pertalian yang mengikat kedua bangsa itu harus di pererat dan di­perjuangkan di masa datang. Kerjasama yang sudah terjalin selama ini baik di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam sambutannya menyebutkan, kehadiran Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia memberikan pencitraan yang baik bagi hubungan kedua negara, tidak seperti yang diberitakan selama ini.
Sebagai bangsa serumpun, ko­munikasi dan jalinan kerjasama yang sudah terbina selama ini dapat ditingkatkan lagi baik di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya. Di bidang pendidikan, Unand telah menjalin kerjasama dengan Univeristas Teknologi Malaysia (UTM).
Selanjutnya, Universitas Putra Malaysia (UPM) juga bakal mem­bantu Sumbar untuk penanganan pascagempa bumi. Bantuan ini tak terlepas dari Irwan yang merupakan alumni Universitas Putra Malaysia (UPM) saat mengambil gelar Ph.D.
Jangan Takut ke Sumbar
Pada bagian lain, kepada para wartawan dari dua negara yang hadir, Irwan berharap agar dapat mem­bantu Sumbar dalam mem­pro­mosikan wisata daerah ini. Pasca gempa, tingkat kunjungan wisatawan ke Sumbar menurun drastis. Setelah 2 tahun berlalu, kondisinya kini mulai bangkit kembali.
Walau sarana prasarana umum banyak yang rusak akibat gempa, namun tidak ada alasan untuk takut datang ke Sumbar. Gempa adalah urusan Tuhan yang datangnya tidak ada seorang pun yang tahu. Yang jelas, Sumbar akan dikunjungi berwisata. (h/vie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar