Featured Video

Sabtu, 24 September 2011

Malaysia-Minangkabau


H. CHUN MASIDO

Kain seledang terjemur di papan,
Biasa nak dara untuk menari,
Selamat datang tuan-tuan dan puan-puan,
Yang dah sudi datang kemari

Usah lama berdiri di jalan,
Ayunkan langkah naiki jenjang,
Indonesia Malaysia bergandengan tangan menatap masa depan,
Insya Allah semua beoleh di ranah Minang
***

Hubungan Indonesia dengan Malaysia bagi Sumatra Barat (baca: Minangkabau) selamanya erat. Sejarah membuktikan, tokoh-tokoh asal daerah ini dapat diandalkan dalam merekat silaturrahmi berjiran.
Hari ini, sekitar 50 wartawan dan budayawan yang dipimpin Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia berkunjung ke Minangkabau.
Ketika di Indonesia bergema semangat separatism “ganyang Malaysia ganyang”, awal 1960-an lalu, tokoh Minanglah yang jadi penentunya. Berdasarkan sinyal dari tokoh tersebut, Malaysia bersedia berunding dengan Indonesia tentang masa depan hubungan negara serumpun ini. Melayu Malaysia sangat menghormati Melayu Indonesia, khususnya Minangkabau.
Kini di tengah “merenggangnya” hubungan Malaysia dengan Indonesia dengan berbagai sebab, diharapkan peranan tokoh-tokoh asal Minangkabau, kembali memberikan resep jitu. Itu lebih diperkuat lagi dengan datangnya 50 budayawan dan wartawan senior dari negara sawit tersebut ke Minangkabau, mulai Jumat (23/9) sampai Senin (26/9).
Rombongan yang dipimpin Menpen Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Dato Rais Yatim, itu dilengkapi dengan berbagai kegiatan. Seluruh rangkaian kegiatan selama tiga hari itu dipusatkan di Bukittinggi. Mulai dari bincang-bincang (cakap-cakap), sampai pada jamuan dan upaya ekspose berbagai objek wisata yang ada serta menikam kembali sejarah hubungan antara Minangkabau dengan Melayu Malaysia, khususnya warga Malaysia yang berasal dari Minangkabau tersebut.
Sejarah panjang telah terbentang antara Malaysia dengan Minangkabau. Di beberapa kawasan di negara jiran itu, terdapat warga yang berasal dari Minangkabau. Terutama di Negeri Sembilan, tepatnya Seremban.
Di Negeri Sembilan tersebut, terdapat perkampungan yang berbagai atributnya bernuansa Minangkabau. Mereka juga melihat garis keturunan dengan system bersuku-suku. Hanya saja nama sukunya seperti nama nagari atau kawasan di ranah Minang, seperti Sarilamak, Batu Palano, Pagaruyuang, Taeh, Situjuah dan lainnya. Ini membuktikan bahwa, warga Malaysia asal Minangkabau itu tidak melupakan nenek moyangnya.
Meski di Ranah Minang ini mereka tidak menemui suku mereka tersebut, karena di sini terdapat suku seperti Sikumbang, Chaniago, Koto, Tanjuang dan lainnya. Namun, kecintaan terhadap tanah leluhur belumlah lenyap. Mereka masih menyimpannya dalam kehidupan mereka sehari, begitu dengan budaya yang dianut.
Terlepas dari itu semua, dengan kedatangan rombongan budayawan dan wartawan dari Malaysia itu ke Indonesia, bakal memberikan dampak yang besar terhadap masa depan hubungan Malaysia dengan Indonesia secara utuh. Apalagi sekarang, disebabkan berbagai faktor hubungan kedua negara agak merenggang.
Penyebab merenggangnya adalah soal tenaga kerja asal Indonesia yang mendapat perlakuan tidak mengenakkan di negara jiran itu. Belum lagi persoalan produksi trandisional Indonesia oleh Malaysia dijadikan trade mark dalam perdangangan internasionalnya. Dan, berbagai persoalan lainnya yang menyungkup.
Soal tenaga kerja, sebut saja pembantu rumah tangga, ada yang gajinya tidak dibayar, disiksa dan dianiaya dan lainnya. Begitu juga dengan buruh baik yang bekerja di kebun sawit maupun di berbagai pabrik dan perusahaan.
Diperkirakan, sampai sekarang jutaan tenaga kerja Indonesia yang mencari hidup di negara yang minyak atas bawah itu, (dari perut bumi terdapat minyak tanah, dan dari atas permukaan bumi minyak sawit), jelas satu atau dua timbul permasalahan. Belum lagi banyaknya warga negara Indonesia yang coba-coba mengadu nasib di sana secara illegal, yakni masuk negara orang tanpa paspor resmi.
Dengan dilangsungkannya kunjungan budayawan dan wartawan senior dari Malaysia ke Sumbar ini diharapkan permasalahan-permasalahan yang menyungkup tersebut bakal dapat dikuak dan dicarikan solusinya. Itu memang sebuah harapan yang tentu saja harapan seluruh bangsa Indonesia.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar