Featured Video

Selasa, 15 November 2011

ATLET SUMBAR SUMBANG EMAS DAN PERUNGGU


PADANG,  Indonesia makin menjauh dari pesaing ter­dekatnya, Thailand dengan rentang 25 medali emas hingga Senin (14/11) pukul 23.00 WIB. Merah putih sudah mendeposit kan 60 keping emas, sementara Thailand baru mencapai 35 keping emas pada pundi-pundi perolehan medali negeri Gajah Putih itu.

Sepanjang Senin kemarin, atlet-atlet Indonesia berhasil tambah 20 keping emas dari cabang olahraga sepatu roda, vovinam (bela diri asal Vietnam, red) karate, renang, tae­kwondo, panjat dinding dan lainnya. Ada 16 cabang olahraga menyuplai 52 kepingan medali, termasuk perak dan perunggu.
Salah satu kepingan emas yang diterima Indonesia berasal dari karate, no­mor kumite beregu putri disum­bang karateka andalan Sumbar, Martinel Prihastuti. Martinel menjadi penentu kemenangan tim putri Indonesia  atas tim putri Malaysia.
Sempat diragukan karena fisiknya  jauh lebih kecil dibanding lawannnya, Shakkila Sami Jefry,  Martinel membuktikan dirinya sebagai sosok yang tak mau dibilang “kecil” dengan tinggi badan 149 cm.
“Saya sangat sadar kalau saya kecil dan postur lawan saya jauh lebih tinggi. Tapi dengan tekad yang keras ketika bertanding tadi saya hanya ingin membuktikan bahwa saya tidak ‘kecil’,” ujar Martinel seusai laga di Stadion Tennis Indoor Senayan Jakarta, Senin.
Martinel memang mengukir sejarah tersendiri lantaran ia menjadi atlet terakhir yang tampil berlaga di kumite putri beregu dan menyum­bangkan medali emas terakhir bagi kontingen Indonesia sekaligus mengukuhkan Indonesia sebagai juara umum cabang karate dengan merebut 10 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu.
Di pundak Martinel, harapan medali emas terakhir Indonesia tertumpu, dan harapan itu sempat mencemaskan karena lawan Martinel yakni Shakkila Sami Jefry Krisnan juga tampil beringas untuk coba merebut medali emas kelima bagi negara mereka.
Pertarungan Martinel melawan Shakkila bagai pertarungan David dan Goliath. Betapa tidak, Martinel yang hanya bertinggi badan 149 centimeter harus bersusah payah menaklukkan Shakkila yang bertinggi 172 centimeter.
Martinel yang lulusan Universitas Negeri Padang dan menyandang gelar S1 ini berupaya memanfaatkan pertarungan jarak dekat dengan mencuri satu-dua pukulan, kemudian secepat itu pula ia mundur sambil menghindar pukulan lawan.
“Ketika bertarung saya berusaha sekuat tenaga untuk mencuri poin demi poin. Saya tahu kalau postur saya tidak seimbang dengan dia. Makanya saya tak mau melayaninya dengan ‘power’, karena saya pasti akan kalah,” tutur Martinel yang dalam laga itu turut disaksikan Ibundanya.
Bahkan, ia sempat terjengkang karena diterjang Shakkila yang usianya delapan tahun lebih muda dari Martinel. “Alhamdulilah cita-cita saya mempersembahkan medali emas tercapai. Pada dua kali SEA Games tahun 2007 dan 2009 saya hanya meraih medali perak. Ini semua berkat latihan keras selama dua tahun,” ujarnya.
Berkat upaya keras Martinel bersama Fitrianingsih dan Yolanda Asmuruf, tim karate  akhirnya berhasil mengukir 10 medali emas pada SEA Games XXVI/2011 dan secara khusus Martinel sendiri telah berhasil menebus kegagalannya dalam dua kali SEA Games sebelumnya.
Sebelumnya, petakraw putri Sumbar, Rike Media Sari turut berperan menyumbangkan perunggu bagi Indonesia bersama Mega Citra Kusuma, Asmira, si kembar Leni dan Lena. Di semifinal, Minggu (13/11) Rike Cs harus mengakui keung­gulan Vietnam yang akhirnya mer­ebut medali emas cabang Sepak Takraw nomor beregu putri.
Selasa (15/11) yang merupakan hari kelima pelaksanaan SEA Ga­mes, panitia menyediakan 65 keping medali emas untuk diperebutkan. Atletik dan Renang masih me­nyediakan medali terbanyak dengan 11 dan tujuh keping medali. (h/mat/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar