Featured Video

Senin, 21 November 2011

SEPAKBOLA SEA GAMES HARAPAN ANAK BANGSA


SEA Games XXVI secara resmi akan ditutup pada Selasa 22 November besok. Palembang sebagai kota penyelenggaran (dan Jakarta) sejak 11 November lalu memang semarak. Kegiatan olahraga multi-iven tingkat negara Asia Tenggara untuk pertama kalinya diselenggarakan di luar kota Jakarta oleh tuan rumah Indonesia. Tentu saja ini dimaksudkan agar bisa mendoirong percepatan pembangunan infrastruktur disamping mendorong jumlah kunjungan wisata ke daerah.

Okelah, apa pun yang terjadi bagi pencinta olahraga Indonesia saat ini mungkin menjadi amat penting menunggu perolehan medali emas untuk cabang paling digemari: sepakbola. Boleh jadi dari penumpukan medali yang dibukukan Indonesia sudah melejit sampai ke papan atas, tapi sepakbola senantiasa membuat publik penasaran: kapan Indonesia bisa juara?
Dari apa yang dipersiapkan penanggungjawab tim Indonesia selama ini, maka sepakbolah adalah termasuk cabang yang disiapkan membidik emas.
Harapan untuk meraih emas itu memang amat besar. Lihatlah bagaimana antusiasme penonton baik yang di stadion maupun yang di depan layar TV. Semuanya berharap tim nasional U-23 bisa menang tiap pertandingan. Ini bisa dimaklumi sudah terlalu lama (10 tahun) Indonesia tidak beroleh emas untuk cabang sepakbola yang biasanya partai final dimainkan pada saat penutupan. Tahun 1991 di Manila, Indonesia memang meraih emas untuk sepakbola. Tapi kemudian terus menerus surut. Padahal selama putaran POR ASEAN itu baru dua kali saja Indonesia meraih emas. Selain tahun 1991, Indonesia pernah juga meraih emas pada Sea Games 1987. Sebegitu besarnya harapan, sampai-sampai ada survei nasional yang ditujukan untuk menilik bagaimana besarnya respon publik untuk tim nasional U-23 ini. DCSC (Developing Countries Studies Center) sebuah lembaga survei, menelisik bahwa 43,1 persen responden meyakini tim nasional sepakbola Indonesia mendulang medali emas pada Sea Games 2011 ini.
Ini adalah gambaran betapa cabang sepakbola tetap saja sebagai cabang yang berdaya denyut tinggi untuk meng­galang rasa nasionalisme. Meski dilatari berbagai kekalahan sebelum-sebelum ini serta adanya rasa kecewa publik terhadap pengelolaan organisasi induk sepakbola PSSI yang sering ribut itu, tapi rakyat tetap saja melupakannya sejenak. Mereka tidak mau tahu ada urusan apa di balik sepakbola hari ini maupun di hari sebelumnya. Publik hanya ingin hari ini, melawan Malaysia, tim nasional akan menang.
Tidak bisa kita hindari bahwa akan ada aroma balas dendam dalam partai final melawan Malaysia itu. Di tengah berbagai perseteruan Indonesia-Malaysia, maka sejumlah pertemuan di lapangan sepakbola, Indonesia kalah beberapa kali oleh Malaysia.
Maka meskipun mantan pelatih Timnas Indonesia Benny Dolo mengimbau agar pertemuan antara Indonesia melawan Malaysia di babak final cabang sepak bola agar menepiskan aroma dendam yang tak ada kaitannya dengan olahraga, agaknya akan sulit juga dibendung.
Akan tetapi, sebagai sebuah iven olahraga maka imbauan meniadakan dendam itu sebenarnya patut juga digalang agar kita tetap menjujung tinggi nilai-nilai sportifitas. Karenanya kitapun mengimbau kepada semua pihak, tak terkecuali penonton dan pengamat sepakbola, untuk memisahkan persoalan olahraga dengan persoalan lain di luar urusan olahraga. Jangan ada aroma dendam.
Hendaknya final cabang sepak bola ini menjadi sesuatu yang sangat prestisius, dan citra olahraga jangan sampai dinodai oleh perilaku yang didasari atas rasa dendam dari persoalan-persoalan lain di luar olahraga seperti antara lain kasus masalah TKI.
Aroma dendam semacam itu hanya akan membuat penonton menjadi tidak nyaman untuk menikmati per­tandingan yang bermutu.
Kekalahan yang dialami oleh Timnas Indonesia di ajang Turnamen Piala AFF pada Desember tahun lalu hendaknya hanya memicu semangat untuk tetap menjunjung fair play bahwa dalam olahraga soal kalah atau menang adalah hal biasa.
Kekalahan di final Piala AFF dan pada penyisihan Sea Games (Indonesia dikalahkan 1-0 oleh Malaysia) seharusnya hanya dijadikan semangat untuk membuktikan diri bahwa Indonesia juga mampu menjadi juara di SEA Games. Tapi hal-hal yang berbau dendam hendaknya dihindarkan. Mari kita dorong semangat pemain dengan tidak membenani mereka untuk persoalan yang di luar urusan olahraga.
Yang jelas, kita tetap optimis bahwa peluang Indonesia untuk menjuarai cabang bergengsi ini, cukup terbuka lebar. Inilah kesempatan emas bagi tim sepak bola kita untuk merebut kembali medali emas sejak lama tak pernah teraih. Bravo tim nasional, bravo Garuda! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar