Featured Video

Kamis, 20 September 2012

Ada Sayembara untuk Menangkap Presiden RI

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa terganggu dengan munculnya berita sayembara penangkapan dirinya. Berita itu beredar luas jelang kunjungan SBY ke Inggris pada Oktober-November mendatang.
Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Jakarta, Rabu (19/9) mengatakan pihak Istana telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta terkait berita tersebut. “Terus terang, ini mengganggu hubungan baik kedua negara, ini tidak nyaman bagi kami, perlu diluruskan,” kata Julian.
Dia mengatakan, kunjungan SBY ke Inggris yang direncanakan sekitar Oktober-November itu dalam rangka memenuhi undangan ratu Inggris. Kapasitas SBY dalam kunjungan itu sebagai kepala negara. “Jadi jelas tidak mungkin kepala negara ditahan atau ditangkap,” kata Julian.
Keamanan dan keselamatan presiden selama kunjungan di Kerajaan Inggris dijamin sepenuhnya oleh tuan rumah. “Kami juga dapat jaminan dari polisi metropolitan, polisi Inggris Raya bahwa hal-hal itu tidak akan terjadi dan dijamin sepenuhnya oleh pemerintah Inggris,” ujarnya seperti dilansir Vivanews.
Meski beredar berita sayembara penangkapan itu, jadwal kunjungan SBY tidak terganggu sama sekali. Perintah Inggris, tambah dia, minta pemerintah Indonesia tidak salah paham dengan isu sayembara tersebut. “Sayembara itu tidak ganggu rencana yang dijadwalkan saat ini,” katanya.
Julian menambahkan, pemerintah juga tidak perlu memprotes adanya sayembara itu. Bahkan, kata dia, sebenarnya tidak ingin menanggapi.
“Tapi sejak semalam banyak yang bertanya, oleh karena itu saya kira kami memiliki standing yang sama, pemerintah Inggris melalui kedubesnya di Jakarta sepakat untuk tidak perlu menanggapi, tapi ini harus diclearkan agar publik mengetahui situasinya,” ujarnya.
Menurut dia, sampai saat ini pihaknya baru memastikan sayembara itu bukan dari pemerintah atau lembaga resmi. Sayembara itu disuarakan oleh sekelompok orang yang memiliki kepentingan, politik tertentu. “Inggris dan Indonesia terlalu penting untuk diganggu atau dipengaruhi rumor yang tidak bermutu ini,” kata Julian.
Sebelumnya, Radio New Zealand International melansir adanya sayembara penangkapan Presiden SBY saat berkunjung ke Inggris pada awal November mendatang. Sayembara ini menawarkan US$80 ribu bagi warga yang bisa menangkap SBY.
Dalam sayembara ini juga disebutkan, SBY tengah dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional karena mendalangi genosida yang sedang berlangsung di Papua. Genosida itu menewaskan lebih dari 500.000 orang tak bersalah.
Ini jelas menyinggung harga diri bangsa. Berbagai pihak menyayangkan siaran radio tersebut. Sebelumnya pernah SBY gagal berkunjung ke Belanda karena ia akan diadili di sana. Indonesia selalu saja jadi bulan-bulanan negara Barat. (*)

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar