Featured Video

Kamis, 20 September 2012

Kartun Nabi Muhammad di Majalah Gemparkan Perancis



Aksi Demo menentang film
Aksi Demo menentang film
Kontroversi film "Innocence of Muslims" yang menghina Nabi Muhammad masih menimbulkan suasana panas di sejumlah negara, terutama negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tapi, sebuah majalah di Perancis malah menambah panas suasana dengan menampilkan figur Nabi Muhammad dalam bentuk kartun.


Mengutip laman CNN, majalah Charlie Hebdo mempublikasi figur Nabi Muhammad, yang sontak menggemparkan Perancis. Meski begitu, direktur majalah itu, Stephane Charbonnier, mengatakan majalah mereka hanya melakukan bentuk kebebasan berekspresi.

"(Kami) tidak menyiram benisn ke kobaran api," ucap Charbonnier. "Hanya untuk mengomentari berita itu dalam cara yang satir," lanjutnya.

Charbonnier pun menjelaskan mengapa kartun itu ditayangkan. "Yang menjadi berita di minggu ini adalah Muhammad dan film itu. JAdi kami menggambar kartun mengenai subjek tersebut," ucapnya. "Ini seperti meledek penggambaran yang ada di film itu ketimbang melecehkan Muhammad," lanjut Charbonnier.

Tentu "film payah" yang dimaksud Charbonnier adalah "Innocence of Muslims". Dampak dari film itu sendiri adalah aksi protes yang berujung kekerasan. Bahkan Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, tewas saat menjadi korban amuk massa yang memprotes film tersebut.

Sedangkan jurnalis Charlie Hebdo, Laurent Leger, mengatakan kartun di majalah itu memperlihatkan lelaki muslim dan ekstrimis muslim. Tapi kartun itu tidak menyebut secara eksplisit bahwa itu adalah Nabi Muhammad. Menurutnya, interpretasi terhadap kartun itu bersifat terbuka.

"Tujuannya adalah untuk lelucon. Kami ingin menertawakan para ekstrimis, semua ekstrimis. Mereka bisa saja muslim, yahudi, katolik. Semua bisa menjadi religius, tapi pikiran ekstrimis dan tindakannya tidak bisa diterima," ujar Leger.

Leger kemudian melanjutkan, Perancis menjamin kebebasan untuk menulis dan menggambar. "Dan jika sebagian orang tidak senang dengan ini, mereka bisa menuntut kami dan kami akan membela diri. Itu demokrasi. Anda tidak bisa melempar bom, Anda bisa berdiskusi, bisa berdebat. Tapi Anda tak bisa lakukan kekerasan. Kami harus tegas dan melawan tekanan para ekstrimis," tutur Leger.

Provokasi Baru
Menanggapi ini, Presiden Dewan Kepercayaan Muslim, Mohammed Maousoui, mengatakan kartun itu merupakan bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad. Dia pun menyebut itu sebagai "provokasi baru".

Polisi setempat pun sudah mengantisipasi hal buruk dengan menjaga kantor Charlie Hebdo. Sebelumnya, kantor Charlie Hebdo pernah diserang saat menampilkan halaman depan yang menghina hukum Islam.

Sedangkan Perdana Menteri Perancis Jean-Marc Ayrault mengatakan kebebasan berpendapat menjadi prinsip dasar Perancis. Meski begitu, dia mengingatkan ada semangat tanggung jawab yang diemban masing-masing pihak.

Di luar Perancis, Perancis pun menambah jumlah pasukan keamanan yang menjaga kedutaan besar mereka. CNN pun mengabarkan bahwa Perancis siap menutup kedutaan besar dan sekolah di 20 negara. Tapi belum diketahui negara mana saja yang dimaksud.

"Saya menentang semua provokasi, terutama di periode sensitif seperti ini. Saya tak melihat ada manfaatnya provokasi semacam itu," ujar Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius. "Memang harus ada kebebasan berpendapat, tapi saya menentang semua bentuk provokasi," ujarnya.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar