Featured Video

Rabu, 26 September 2012

GUBERNUR TELAH MINTA MAAF


Sehubungan dengan berita berjudul “Perantau Minang di Jakarta Kecewa, Gubernur Dituntut Minta Maaf” yang dimuat di halaman satu Haluan Senin (24/9), Pemprov Sumatera Barat memberikan klarifikasi mengenai kondisi acara Halal Bihalal Pemprov Sumbar dengan Perantau Minang di Jakarta tersebut.

Klarifikasi  berupa surat atas nama Sek­re­taris Daerah Asisten Pemerintahan bernomor 485/462/Humas-2012 tersebut disampaikan lang­sung ke kantor Haluan, Selasa (25/6), oleh Staf Ah­li Gubernur Bidang Pemerintahan Rosman Efen­­di, Kepala Biro Humas Irwan, serta rom­bo­ngan. Rombongan dari Kantor Gubernur ter­sebut di­sambut Pemimpin Redaksi Haluan Yon Erizon, Wa­kil Pemimpin Perusahaan Syafarudin Arian­syah dan Redaktur Pelaksana Syamsu Rizal.
Tim yang diutus Pemprov Sum­bar ke kantor redaksi Haluan menyampaikan sejumlah poin-poin klarifikasi di antaranya; Pertama, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkesempatan hadir dalam acara Halal Bihalal tersebut, semoga semakin memperkuat hubungan silaturrahmi  antara rantau  dan kampung halaman yang bermanfaat untuk kemajuan pem­bangunan di Sumatera Barat.
Kedua, semuaa rangkaian acara halal bihalal dan ekspos program pembangunan Sumatera Barat yang direncanakan berjalan dengan sukses dan mendapat apresiasi positif dari undangan yang hadir dalam suasana penuh keakraban. Jumlah undangan yang hadir dalam acara tersebut ada yang tidak kebagian tempat duduk.
Ketiga, mengenai keterlambatan jadwal kedatangan yang disebut lebih dari 2 (dua) jam itu tidak benar. Gubernur hadir dalam acara tersebut pada pukul 10.45 WIB hanya ada keterlambatan 45 menit, dari acara pembukaan yang dijad­walkan pukul 10.00 WIB. Hal ini terjadi karena Gubernur paginya pukul 05.30 – 06.30 WIB menyam­but kedatangan Kontingen PON Sumatera Barat di Halaman Kantor Gubernur.
Keempat, Gubernur menuju ke Jakarta dengan penerbangan pesa­wat Lion Air pukul 08.15 WIB, perkiraan sampai di bandara Soekarno-Hatta pukul 09.45 WIB, kemudian menuju lokasi dengan pengawalan  yang tidak biasa dilakukan oleh gubernur selama ini, agar sampai bisa lebih cepat sampai di lokasi acara. Di awal sambutan Gubernur Irwan Prayitno juga telah menyampaikan permintaan maaf atas keterlambatan kedatangan dalam acara tersebut.
Kelima bahwa tidak adanya pelayanan kepada mantan Gu­bernur Sumbar Harun Zain, itu tidak benar. Harun Zain hadir pada pukul 10.00 WIB, namun karena kondisi kese­hatan yang kurang baik pada saat itu, beliau mohon izin pulang lebih awal.
Bahwa dalam keseharian Gu­bernur Irwan Prayitno, sangat peduli dan sangat menghargai setiap undangan kegiatan masyarakat maupun lembaga, hingga kegiatan di daerah-daerah terpencil seklipun, baik siang atau malam dihadiri beliau dengan senang hati. Hal ini dilakukan untuk motivasi dan kecintaan beliau dalam memacu peningkatan pembangunan yang lebih baik di Sumatera Barat.
Rusdi Lubis: Telaahan Staf Penting
Mantan Sekdaprov Sumbar Rusdi Lubis mengatakan penyele­ng­garaan halal bihalal di Kantor Penghubung Jakarta Sabtu (22/9) pekan lalu, yang berbuntut kekece­waan para pituo Minang di rantau itu, hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara peme­rintahan di daerah ini. Terutama para staf yang terkait dengan kegiatan itu, mulai dari Sekdaprov Sumbar hingga ke staf paling bawah.
Agenda kegiatan gubernur dan wakil gubernur itu  harus diatur sedemikian rupa. Sekdaprov harus dapat memberikan saran atau telaahan, mana saja agenda kegia­tan itu yang penting dan harus dihadiri gubernur atau wakil gubernur dan mana yang dapat diwakilkan saja.
Rusdi Lubis yang dihubungi Haluan Selasa (25/9), di Padang menyayangkan terjadinya masalah ini yang menyebabkan gubernur berada pada posisi sulit. Hal ini tidak akan terjadi bila staf tidak lalai memberikan masukan kepada kepala daerah. Sementara gubernur sudah berusaha semaksimal mung­kin memenuhi kegiatan yang dijad­walkan untuknya.
“Menurut hemat saya, hal ini terjadi karena kelalaian staf dalam memberikan masukan. Sekdaprov sampai ke pejabat paling bawah yang terkait harus dapat mem­berikan masukan pada gubernur, telaahan staf tentang agenda penting yang harus dihadirinya dan mana yang dapat diwakilkan saja,” katanya.
Dalam kasus ini, katanya lagi, sudah bisa diprediksi bila hal itu sulit dilakukan gubernur. Sangat mustahil rasanya bila pagi pukul 06.00 WIB gubernur punya acara di Padang lalu 3 jam kemudian, tepatnya pukul 09.00 WIB ada agenda lagi di Jakarta.
Sekdaprov dan sekretaris pri­badi (sespri) gubernur harus men­jalin komunikasi yang intens agar seluruh agenda pemerintahan yang harus dihadiri gubernur atau wakil gubernur dapat terlaksana dengan baik. Jangan sebaliknya, sekda atau sespri menganiaya gubernur.
Dari pemantauan Haluan di lapangan, agenda gubernur dan wakil gubernur memang kurang terkoordinir dengan baik. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sering terlihat bergegas ke sana ke mari hanya untuk menghadiri acara. Bahkan tak jarang terlambat datang karena kasipnya waktu.
Seakan-akan seluruh kegiatan itu hanya dapat dihadiri oleh gubernur saja dan tidak dapat diwakilkan. Dan di lain waktu, terlihat koordinasi yang kedodoran karena wakil gubernur sudah hadir membuka sebuah acara, tetap i kemudian gubernur datang pula. Agaknya memang tidak ada tela­ahan staf untuk kegiatan yang harus dihadiri gubernur.

shln

Tidak ada komentar:

Posting Komentar