Korban, bernama He Zhi Hua, menolak untuk menerima ganti rugi yang kecil. Karena itu, ia tidak rela pindah dari Desa Changsha di Provinsi Hunan
Seorang pengunjuk rasa China diduga telah secara brutal digilas hingga tewas oleh sebuah alat berat milik pemerintah yang digunakan untuk meratakan jalan dalam protes terkait sengketa lahan.
Demonstran itu menolak tawaran relokasi pemerintah saat ia digilas kendaraan besar tersebut. Sejumlah laporan mengatakan, peristiwa itu atas perintah seorang pejabat Pemerintah China.
Korban bernama He Zhi Hua menolak untuk menerima ganti rugi yang kecil. Karena itu, ia tidak rela pindah dari Desa Changsha di Provinsi Hunan. Para pejabat pemerintah setempat ingin mengklaim lahannya untuk fungsi komersial.
Saat Hua mulai berbaring di atas tanah sebagai sebuah bentuk protes, sebuah kendaraan konstruksi dilaporkan menggilas dirinya hingga tewas. Wakil wali kota setempat disebut-sebut telah memerintahkan hal itu.
Pihak berwenang setempat telah mengusir banyak warga dari Desa Changsha ketika kendaraan konstruksi milik negara itu melakukan pembunuhan tersebut, kata sejumlah laporan dari China seperti dikutip Mail Online, Selasa (25/9/2012).
Sejumlah foto mengerikan dari peristiwa itu memperlihatkan jenazah Hua hancur di bawah roda-roda kendaraan konstruksi raksasa tersebut.
Namun, foto-foto itu tidak jelas memperlihatkan apa yang sebenarnya terjadi, dan ada kemungkinan bahwa insiden itu bisa saja sebuah kecelakaan.
Namun, ada tuduhan bahwa pihak berwenang lokal di Changsha telah berusaha untuk menutupi-nutupi insiden tersebut. Pihak berwenang telah mengerahkan petugas keamanan untuk mengendalikan penduduk setempat yang marah dan menyembunyikan jenazah korban.
Sejumlah laporan juga mengklaim bahwa keluarga pria itu telah ditawari sejumlah uang agar "diam" terkait kejadian itu, kata laporan infowars.com. Situs itu juga melaporkan, setelah kasus itu, 200 petugas keamanan bersenjata dikirim ke lokasi kejadian demi memadamkan setiap protes dari orang-orang yang melihat peristiwa itu.
Sejumlah laporan juga mengklaim bahwa keluarga pria itu telah ditawari sejumlah uang agar "diam" terkait kejadian itu, kata laporan infowars.com. Situs itu juga melaporkan, setelah kasus itu, 200 petugas keamanan bersenjata dikirim ke lokasi kejadian demi memadamkan setiap protes dari orang-orang yang melihat peristiwa itu.
skmp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar