Featured Video

Sabtu, 01 September 2012

Putri Diana Tak Pernah Dilupakan Penggemar


VOGUEPutri Diana di sampul majalah Vogue edisi 1981, 1991, dan 1994.

Putri Diana, ibunda Pangeran William dan Pangeran Harry, tewas dalam kecelakaan mobil di Paris, Perancis pada 31 Agustus tahun 1997. Kematian yang sudah terjadi 15 tahun lalu itu tidak membuat pengemarnya melupakan Diana. Tempat kematiannya tetap didatangi penggemarnya pada setiap hari kematiannya.

Kantor berita AFP, Jumat (31/8/2012) melaporkan, Guy Gerald selalu membawa bunga yang diambil dari kebunnya. Pada bunga itu tak lupa dia selipkan puisi yang dia tulis bagi Putri Diana. Bunga dan puisi diletakkan di tempat kematian Putri Diana di Paris, sebuah tempat siarah baginya setiap tahun.
Gerald yang berusia 65 tahun ini menjadi satu dari sekian turis dan pengemar yang mendatangani lokasi Putri Diana dan pacarnya Dodi Al Fayed tewas, saat mencoba melepaskan diri dari kejaran para paparazi alias fotografer lepas.
"Unforgettable Diana",  "Alife of Love", "Fifteen Years Already", merupakan kata-kata yang antara lain terbaca dari nota dan catatan para penggemar dan turis yang datang ke lokasi yang juga terowongan Jembatan Alma, sedikit di utara Suungai Seine.
Para pengunjung atau penggemar Putri Diana ini datang dari Brasil, Afrika Selatan atau Kanada. Lalu lintas di terowongan Jembatan Alma yang ramai seakan tak mengganggu aksi mereka melakukan ritual menghormati Putri Diana. Gambar, bunga dan pesan terlihat di lokasi tadi.
Bagi Guy Gerald, berkunjung ke lokasi kematian Putri Diana dilakukan setiap tahun sejak kematian sang putri tahun 1997. Gerald tak perduli harus melakukan perjalanan selama dua jam dari Orleans di Paris selatan untuk tetap memberi penghormatan kepada Putri Diana. Dia tetap melakukan penghormatan pada Putri Diana sekalipun terdengar suara radio dan ributnya kru televise di sekitarnya.
"Diana adalah figur yang memberi inspirasi kepada kita semua. Dia memberi saya kegembiraan dan kekuatan," ujar Guy Gerald, sambil tersenyum. Dia selalu melewatkan waktu empat sampai lima jam di lokasi kematian Putri Diana.
Pengusaha Afrika Selatan, Robbie Teengs dan istrinya, Theresa, juga mengatur waktu sehari untuk singgah di lokasi kematian Putri Diana dari perjalanan mereka ke Eropa. "Saya begitu terpukul dengan kejadian 15 tahun lalu," ujar pebisnis berusia 53 tahun ini. "Saya masih segar mengingat malam itu, Harry dan William, anak putri Diana yang sama usianya dengan anak kami. Saya membangunkan istri dan tak bisa tidur lagi," tuturnya.
Demikian pula dengan Jocelyn Knott dari Toronto yang berada di Paris dengan 15 sanak keluarga berkumpul di Belanda dan kemudian melakukan tur ke lokasi tewasnya Putri Diana. "Saya memang sengaja berhenti di sini untuk melihat lokasi peringatan Putri Diana," ujarnya.
Dia kemudian mengisahkan bagaimana perkawinan Putri Diana dengan Pangeran Charles, dan kemudian lahirlah Pangeran William dan Pangeran Harry.
Sylvia Fricot membawa serta putrinya berusia delapan tahun dari Perancis selatan untuk memperlihatkan lokasi kematian Putri Diana yang dikatakan sebagai "Putri dari Hati". "Dia seorang putri yang cantik, elegan dan murah hati," ujarnya.
Priyani Wijesinghe (66), seorang dokter dari Sri Lanka yang kini tinggal di Paris, merupakan salah seorang kolektor berbagai hal soal Putri Diana sejak perkawinannya dengan Pangeran Charles tahun 1981.
"Hanya dia satu-satunya Diana, tidak ingin ada yang lainnya," katanya kepada AFP. "Saya tidak mengerti mengapa dia harus dienyahkan," ujarnya dalam nada sedih.

sumbe
r

Tidak ada komentar:

Posting Komentar