FOTO:detiksport/Rachman Haryanto
Jakarta - Belum juga selesai masalah penunggakan gaji musim lalu, kompetisi sepakbola di Indonesia sudah mulai bergeliat. Lewat situs pribadinya, Bambang Pamungkas mengajak seluruh pemain mengambil sikap.
Masalah keuangan tampaknya masih belum bisa lepas dari klub-klub sepakbola di tanah air. Hingga musim kompetisi berakhir, kewajiban untuk membayar gaji pemain pun ternyata belum terselesaikan.
Kisah paling memilukan dialami oleh pesepakbola asal Paraguay, almarhum Diego Mendieta, yang sampai harus kehilangan nyawa karena tak mampu membayar pengobatan. Ia tak mampu membayar rumah sakit akibat gajinya belum dibayarkan oleh klub yang diperkuatnya, Persis Solo.
Contoh lainnya adalah penyerang asal Prancis yang musim lalu memperkuat Persewangi Banyuwangi, Moukwelle Ebanga. Gajinya yang bernilai sekitar Rp 200 juta masih ditunggak oleh manajemen klub.
Setali tiga uang dengan para pemain asing, pemain lokal pun juga mengalami masalah yang sama. Sebagai contoh, situasi pelik itu dialami oleh pengawa-penggawa tim Persija Jakarta seperti, Bepe (sapaan akrab Bambang), Ismed Sofyan, Andritany Ardhiyasa, dan Ramdani Lestaluhu, yang gaji mereka musim lalu masih ada yang belum dibayar.
Untuk menyikapi masalah pemenuhan hak pemain itu, Bepe pun menuangkan gagasannya melalui situs pribadinya. Ia mengajak para pemain, yang notabene pihak memiliki kekuatan terbesar dalam berjalannya satu liga untuk menentukan sikap.
Bepe sendiri saat ini tengah menolak berlatih dan bermain bagi 'Macan Kemayoran' sampai haknya di musim lalu yang masih belum dibayar bisa terselesaikan.
Terlebih lagi saat ini sudah berdiri Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) yang menjadi tempat bernaung para pesepakbola di Indonesia, Bepe mengajak rekan-rekannya sesama pemain untuk mengambil sikap agar tercipta kondisi yang lebih baik.
"Sampai kapan pemain dipaksa untuk mengerti dengan keadaan manajemen, sementara manajemen tidak pernah mau mengerti dengan segala permasalahan yang dialami oleh pemain? Sampai kapan kita hanya melakukan solidaritas dengan aksi "patungan", untuk membantu rekan kita sesama pemain yang sedang mengalami kesulitan akibat keterlambatan gaji?" tulis Bambang di situs pribadinyawww.bambangpamungkas20.com.
"Sepakbola sendiri pada hakekatnya dimainkan untuk menjalin persahabatan, persaudaraan, dan juga persatuan. Oleh karena itu, ada rasa saling menghargai di sana. Esensi itulah yang akhir-akhir ini mulai terkikis di negeri ini. Rasa saling menghargai antar pelaku sepakbola di Indonesia sudah mulai hilang."
"Oleh karena itu, sekarang adalah saat di mana pemain harus mulai berani untuk mengambil sikap. Sekarang adalah saatnya pemain sadar jika mereka adalah aset, mereka adalah faktor penting, dan sebuah komponen berharga dalam bergulirnya sebuah kompetisi sepakbola," ajak pesepakbola 32 tahun itu.
Masalah keuangan tampaknya masih belum bisa lepas dari klub-klub sepakbola di tanah air. Hingga musim kompetisi berakhir, kewajiban untuk membayar gaji pemain pun ternyata belum terselesaikan.
Kisah paling memilukan dialami oleh pesepakbola asal Paraguay, almarhum Diego Mendieta, yang sampai harus kehilangan nyawa karena tak mampu membayar pengobatan. Ia tak mampu membayar rumah sakit akibat gajinya belum dibayarkan oleh klub yang diperkuatnya, Persis Solo.
Contoh lainnya adalah penyerang asal Prancis yang musim lalu memperkuat Persewangi Banyuwangi, Moukwelle Ebanga. Gajinya yang bernilai sekitar Rp 200 juta masih ditunggak oleh manajemen klub.
Setali tiga uang dengan para pemain asing, pemain lokal pun juga mengalami masalah yang sama. Sebagai contoh, situasi pelik itu dialami oleh pengawa-penggawa tim Persija Jakarta seperti, Bepe (sapaan akrab Bambang), Ismed Sofyan, Andritany Ardhiyasa, dan Ramdani Lestaluhu, yang gaji mereka musim lalu masih ada yang belum dibayar.
Untuk menyikapi masalah pemenuhan hak pemain itu, Bepe pun menuangkan gagasannya melalui situs pribadinya. Ia mengajak para pemain, yang notabene pihak memiliki kekuatan terbesar dalam berjalannya satu liga untuk menentukan sikap.
Bepe sendiri saat ini tengah menolak berlatih dan bermain bagi 'Macan Kemayoran' sampai haknya di musim lalu yang masih belum dibayar bisa terselesaikan.
Terlebih lagi saat ini sudah berdiri Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) yang menjadi tempat bernaung para pesepakbola di Indonesia, Bepe mengajak rekan-rekannya sesama pemain untuk mengambil sikap agar tercipta kondisi yang lebih baik.
"Sampai kapan pemain dipaksa untuk mengerti dengan keadaan manajemen, sementara manajemen tidak pernah mau mengerti dengan segala permasalahan yang dialami oleh pemain? Sampai kapan kita hanya melakukan solidaritas dengan aksi "patungan", untuk membantu rekan kita sesama pemain yang sedang mengalami kesulitan akibat keterlambatan gaji?" tulis Bambang di situs pribadinyawww.bambangpamungkas20.com.
"Sepakbola sendiri pada hakekatnya dimainkan untuk menjalin persahabatan, persaudaraan, dan juga persatuan. Oleh karena itu, ada rasa saling menghargai di sana. Esensi itulah yang akhir-akhir ini mulai terkikis di negeri ini. Rasa saling menghargai antar pelaku sepakbola di Indonesia sudah mulai hilang."
"Oleh karena itu, sekarang adalah saat di mana pemain harus mulai berani untuk mengambil sikap. Sekarang adalah saatnya pemain sadar jika mereka adalah aset, mereka adalah faktor penting, dan sebuah komponen berharga dalam bergulirnya sebuah kompetisi sepakbola," ajak pesepakbola 32 tahun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar