Featured Video

Senin, 07 November 2011

Polisi Tak Kuasai Medan di Papua


KOMPAS/ ANTONIUS PONCO ANGGOROSuasana Timika di Papua.

JAKARTA,
 Kepolisian menyatakan cukup kesulitan meringkus pelaku penembak misterius yang belakangan sering terjadi di Papua, tepatnya di area PT Freeport. Hal ini, kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, karena medan di Papua sulit dijangkau oleh anggota polisi.
"Untuk diketahui, medan di sana sangat sulit. Kami sendiri, petugas keamanan itu, tidak hafal medan di situ," ujar Saud di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (7/11/2011).

Sebaliknya, pelaku penembakan dari kelompok bersenjata justru mengenal medan di Papua lebih baik. Saud mengatakan, pelaku selalu menembak dari posisi tertentu sehingga polisi tidak bisa dengan mudah menangkap mereka.
"Para pelaku sangat menguasai medannya. Kemudian, mereka ini menembak dari tempat-tempat tertentu yang kalau kami kejar pasti menghilang," katanya.
Selain itu, kata Saud, kondisi cuaca yang dingin dan transportasi yang kurang memadai mengakibatkan ruang gerak anggota kepolisian di Papua sulit melakukan pengejaran. Menurut dia, jika pun ada yang tertangkap, para pelaku mengaku tidak saling mengenal sehingga kepolisian kesulitan untuk mengembangkan pencarian ke pelaku lainnya.
"Kalau kami dengan kendaraan sudah sedemikian sulit, mereka (pelaku) dengan berjalan kaki dan berlari itu sudah sedemikian kuat. Fisik mereka kuat," tuturnya.
Akibat lemahnya penguasaan medan oleh polisi di Papua, Saud menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali pasukan yang diturunkan. Ia menolak dikatakan petugas polisi tak siap menghadapi situasi dan kondisi Papua. Kondisi cuaca dan geografis, kata Saud, menjadi penghambat untuk menjaring pelaku penembak misterius.
"Kami evaluasi setiap saat untuk meminimalisasi korban dan berupaya menangkap mereka dan ciptakan keamanan di sana. Kami sudah siapkan, cuma kadang-kadang saat ini kondisinya seperti itu karena medannya sangat sulit," ujarnya.
Sejak kasus penembakan tiga warga pendatang,  Aloysius Margana, Yunus, dan Eto, di Freeport Kilometer 38, Oktober lalu, kepolisian belum juga menemukan pelaku penembakan yang diduga dilakukan 10 orang. Saat ini pun kasus penembakan masih berlanjut dengan korban Briptu Marselinus di Kilometer 45 area PT Freeport.
(kompas.com)
)TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar