Featured Video

Sabtu, 04 Februari 2012

Disuntik Minyak Rambut, Alat Vital Bengkak


KOMPAS.com/ TAUFIQURRAHMANSyaiful Romadhon terbaring lemas di ranjangnya ditemani Sulalah isterinya. Gara-gara disuntik minyak rambut, kelaminnya bermasalah.
PAMEKASAN, Gara-gara percaya terhadap omongan teman, Syaiful Romadhon (37) menderita karena bagian kelaminnya membengkak, pascadisuntik menggunakan cairan minyak rambut. Kejadian itu sudah berlangsung sejak dia keluar dari penjara, setelah menjalani masa tahanan karena kasus kecelakaan di lembaga pemasyarakat (Lapas) Kabupaten Sampang, tiga bulan lalu. 


Ditemui di rumahnya di Dusun Mandala, Desa Tlanakan, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Jumat (3/2/2012), Syaiful Romadhon menceritakan awal penderitaannya. Seminggu menjelang habis masa tahanannya, dia dirayu oleh teman-temannya untuk memperbesar kelaminnya agar setelah sampai di rumah bisa memuaskan isterinya.

Syaiful percaya begitu saja dengan omongan teman-temannya di dalam penjara. "Saya sih percaya saja omongan itu, dan saya mau disuntik sampai dua kali," kata Syaiful Romadhon. 

Seminggu setelah disuntik itu, belum ada reaksi apa-apa. Namun, setelah seminggu tinggal bersama isteri dan anaknya di rumah, perubahan alat kelaminnya mulai terasa. Terutama pada buah zakar. "Semakin hari semakin membesar dan semakin sakit. Bahkan, kalau sudah nyeri saya sampai menjerit karena tidak kuat menahan sakitnya," ungkap Syaiful.

Untuk mengurangi sakitnya, dirinya pernah datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Pamekasan untuk berobat. Namun, pihak rumah sakit angkat tangan untuk menanganinya. Bahkan, dokter memberikan rujukan agar dibawa ke Surabaya. Berdasarkan prediksi dokter, biaya yang harus ditanggung Syaiful untuk menyembuhkan penyakitnya itu sekitar Rp 32 juta. "Dari mana saya mendapatkan uang sebesar itu. Apalagi nanti setelah di Surabaya, buah zakar saya harus dipotong," keluhnya dengan nada sedih.

Karena keterbatasan dana, Syaiful memilih dirawat seadanya di rumahnya dengan mengandalkan obat-obatan penurun rasa nyeri. Terkadang, kalau sudah tidak punya uang, dia menggunakan obat-obatan seadanya. Meskipun kondisi Syaiful sudah menderita, Sulalah, isteri tercintanya bersama tiga anaknya, tetap merawatnya. "Saya hanya jualan gorengan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama untuk biaya pendidikan anak-anak," kata Sulalah, lirih.
http://regional.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar