KOMPAS.com/RINI PUTRI
BULUKUMBA, Mesjid Nurul Hilal Dato Tiro merupakan masjid tertua di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dibangun pada 1605 Masehi.
Masjid tersebut adalah peninggalan Al Maulana Khatib Bungsu atau Dato Tiro yang merupakan seorang ulama penyebar agama Islam.
Masjid yang terletak di Kecamatan Bonto Tiro atau sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Bulukumba itu ternyata memiliki keunikan tersendiri.
Di antaranya memiliki kubah berbentuk menyerupai rumah adat Jawa yang terdiri dari tiga tingkat sementara arsitektur dinding jendela diambil dari rumah khas Sulawesi Selatan.
Sedangkan di luar mesjid terdapat sebuah menara setinggi dua puluh meter.
"Di dalam masjid ini juga terdapat empat buah tiang, serta sejumlah tulisan kaligrafi yang berada di sudut dinding masjid tersebut," cerita seorang tokoh masyarakat, Muhammad Bakri Ahmad, Minggu (12/8/2012).
Selain itu, lanjut Bakri keunikan sisi lain masjid yang telah direnovasi hingga lima kali itu juga terdapat kolam hila-hila tepat di samping masjid. Konon kabarnya mata air yang keluar dari dasar kolam tersebut awalnya berasal saat Dato Tiro membuat garis menggunakan tongkatnya hingga mengeluarkan air yang berkelok-kelok seperti ular.
"Tidak hanya permandian hila-hila yang menjadi tempat wisata masyarakat saat ini, makam Dato Tiro yang terletak kurang lebih 100 meter dari masjid, juga menjadi tempat wisata bagi pengunjung," jelasnya.
Bakri menjelaskan perobahan dan perbaikan masjid yang menjadi tempat ibadah masyarakat Bonto Tiro itu mulai direnovasi sejak tahun 1625 Masehi dan yang terakhir pada tahun 1998 Masehi, hingga perubahan arah kiblat.
Sementara penggantian nama dari mesjid Hila-hila menjadi mesjid Nurul Hilal Dato Tiro dilakukan pada tahun 1997.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar