Featured Video

Rabu, 16 Januari 2013

Pekik dan Raung Membahana di Pasa Usang

REMUK


Selasa pagi kemarin, cuaca sedikit mendung menyungkup Pasa Usang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Sekitar pukul 07.15 WIB, suasana itu berubah buncah dan mengerikan.


“Ambo ndak tahu urangnyo doh. Lah mandi darah kasadoe, tolong caliak kamari,” bunyi telepon warga dari lokasi kejadian.Sebagian kalangan orangtua di Komplek Perumahan Bumi Kasai Permai yang anaknya bersekolah di SMPN 1 atau SMAN 1 Batang Anai berpekikan sambil berlari meraung-raung seraya menanyakan kondisi anaknya. Apakah ikut jadi korban kecelakaan maut antara angkutan angkutan pedesaan kontra travel dari Padang Sidempuan.
Kecelakaan maut yang sangat mengerikan itu terjadi di Korong Talang Jala, Kenagarian Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai. Buncahnya warga Kasai Permai bermula telepon dari Siska, seorang siswa SMAN 1 Padang Anai kepada Butet, orangtuanya.
Siska sambil menangis mengabarkan pada orangtuanya ada kecelakaan di Talang Jala. Sudah itu telepon terputus, sehingga membuat Butet semakin panik. Kondisi demikian diperkuat lagi telepon dari tetangganya yang meminta agar memberitahu warga yang anaknya sekolah di Pasar Usang, kalau-kalau ada yang jadi korban.
Telepon tersebut membuat kalangan orangtua semakin panik. Ada yang meraung-raung sambil bertanya-tanya pada orang yang lewat. “Lai ndak ado anak awak kak,” ujar Bunda sambil menangis.
Sementara itu, Butet terus berlari sambil menangis memanggil-manggil tukang ojek untuk mengantarnya ke lokasi kejadian. Ternyata Siska tak ikut dalam peristiwa itu. Ia menumpang di angdes lain yang berada di belakang angdes naas tersebut.
Di Tempat Kejadian Peristiwa (TKP), persisnya di Talang Jala, masyarakat sudah berkerumun menyaksikan kondisi angdes yang ringsek tak berbentuk. Pecahan kaca berserakan dan bercak darah menempel di kendaraan naas itu. Lalulintas macet lantaran banyaknya warga yang menyaksikan peristiwa kecelakaan yang sangat mengerikan itu dan sebagian mengabadikannya lewat kamera handphone.
Usai menyaksikan kondisi kendaraan naas itu, warga berbondong-bondong menuju Puskesmas di Pasar Usang. Di antara mereka ada yang sekadar melihat-lihat, sebagian lainnya ingin memastikan apakah anaknya ikut jadi korban atau tidak.
Di Puskesmas tersebut, ternyata sudah tertempel nama-nama korban yang meninggal dunia serta korban luka-luka berat dan ringan. Sebagian warga tampaknya sudah mendengar kabar bahwa anaknya ikut jadi korban kecelakaan maut tersebut, tapi untuk memastikannya dia melihat papan yang bertuliskan nama-nama korban.
Ketika melihat nama anaknya tertulis di lajur korban yang meninggal dunia, orangtua korban beserta sanak famili mereka meraung-raung histeris, sehingga di papah menuju tempat yang aman. Kondisi yang sama terjadi hampir pada setiap orangtua korban.
Mengenaskan
Kondisi korban kecelakaan maut tersebut benar-benar mengenaskan. Baju putih abu-abu yang mereka pakai dari rumah, sudah berganti warna merah dengan tubuh kaku dan pucat.
“Korban meninggal diduga karena kuatnya benturan di kepala, baik ke aspal maupun di atas angdes,” ujar salah seorang petugas medis di Puskesmas Pasar Usang.
Yang lebih parah lukanya adalah Syamsurizal, sopir angdes naas itu. Kaki dan tangannya diduga sudah patah-patah dan luka menganga.
Sebab, saat dicigok Singgalang, kedua tangannya penuh jahitan dan terkulai. Sementara itu, kondisi kakinya tak jauh beda. Bagian atas tumit kanan, dagingnya nyaris hilang sehingga terlihat tulangnya. Luka parah tampak jelas pada kedua kaki Syamsurizal, warga Korong Kabun, Kenagarian Sungai Buluah tersebut. Mulutnya pun penuh darah.
Suasana pagi itu semakin mencekam, karena tiap sebentar sirine mobil Ambulance meraung-raung mengangkut korban ke rumah sakit (bagi yang luka-luka) atau mengantar jenazah ke rumah duka. Hal itu membuat bulu kuduk merinding. Apalagi di berbagai sudut di Puskesmas tersebut, terlihat sejumlah anggota keluarga yang menangis sesegukan.
Hujan membasuh darah
“Ini merupakan kecelakaan yang paling hebat. Meninggal sekali banyak. Untuk ke sekian kalinya jalan raya Padang-Bukittinggi itu menelan korban nyawa banyak orang. Sekitar dua jam habis kejadian maut itu, datang pula hujan lebat, yang seolah-olah turun untuk membasuh dan menghilangkan bau darah mayat di jalan raya itu,” sebut Agusta Alidin, seorang tokoh pemuda Pasa Usang.
Kepala Dinas Pendidikan Padang Pariaman, Mulyadi, Bupati Ali Mukhni, Kapolres Padang Pariaman, AKBP Amirjan turun melihat dan ikut merasakan duka yang amat dalam. Dari Puskesmas Pasa Usang, seluruh korban, baik yang meninggal dan luka berat dilarikan ke RSUP M. Djamil Padang.
Tangis sang ibu, setelah tahu anaknya meninggal dalam kecelakaan demikian, tak ke mana dikadukannya.
Seperti biasa, para pelajar itu tiap pagi selalu menaiki oplet untuk bisa sampai ke sekolahnya. (METRIZAL/DAMANHURI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar