Featured Video

Sabtu, 29 Oktober 2011

ERIZAL: SP INGIN LURUS SAJA


PADANG, HALUAN — Mana­jemen Semen Padang mene­gaskan akan ikut kompetisi resmi PSSI yang diakui oleh AFC. Saat ini, kompetisi yang digulirkan PSSI adalah Indonesia Premier League (IPL). Sementara, PT Liga In­donesia sebagai penyelenggara kompetisi Liga Super Indonesia lalu juga berencana menggelar kompetisi yang direncanakan diputar pada 1 Desember men­datang.

“Kami tegaskan bahwa Semen Padang akan ikut kompetisi resmi PSSI yang diakui AFC. Kami tidak mau terjebak dengan kom­petisi yang tidak jelas arahnya. Awalnya memang kami masuk kelompok 14 yang saat ini me­nentang PSSI, tapi setelah dibahas di tingkat manajemen maka kami menempuh jalur resmi atau ikut kompetisi resmi,” kata Dirut PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Erizal Anwar kepada Haluan, Jumat (28/10) di Padang.
Erizal mengatakan awalnya SP masuk dalam kelompok 14 yang menentang kebijakan PSSI tentang pembagian saham 70-30 persen. Secara prinsip, kata dia, SP memang akan mem­perjuang­kan perubahan saham liga supaya berpihak kepada klub. Minimal, lanjutnya, klub memegang saham mayoritas.
“Karena pembahasan menge­nai saham, maka SP masuk dalam kelompok yang menentang. Na­mun di tengah jalan, kelompok ini melangkah semakin jauh dengan ingin berkompetisi ber­sama PT Liga Indonesia yang sudah dibekukan PSSI. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan lagi. Kami keluar dari kelompok 14 dan mendaftarkan diri ke PSSI untuk ikut IPL,” terang didam­pingi Manajer Tim Asdian.
Ia mengakui bahwa saat ini banyak klub masih ragu-ragu dan melihat perkembangan PSSI. Hal itu terlihat adanya sejumlah klub yang bermain ‘cantik’ dengan masuk dalam kedua kubu yaitu PSSI dan kelompok 14 yang menentang PSSI dengan ikut menghadiri RUPS PT Liga Indonesia.
“Kalau SP ingin lurus saja. Tujuan kita mengikuti kompetisi adalah untuk bisa berkompetisi di level asia. Jadi wajar kami memilih kompetisi resmi yang diakui AFC,” terangnya.
Soal adanya kisruh di PSSI terkait dengan adanya upaya PT Liga Indonesia menggelar kom­petisi Liga Super Indonesia, Erizal sangat menyayangkan hal tersebut. Hal yang terbagus menurutnya adalah kedua kubu duduk satu meja untuk memajukan sepakbola Indonesia.
“Harus diakui banyak keti­dak­puasan sejumlah pihak ter­hadap kepengurusan PSSI se­karang ini. Hanya saja hal itu tidak boleh menghancurkan sepakbola Ind­onesia. Kalau masih saja bertikai terus, kapan majunya sepakbola Indonesia,” sebutnya. (h/rio)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar