Featured Video

Selasa, 05 Juni 2012

Peserta TdS 2012 Kelelahan Naik Mak Itam ke Sawahlunto

Seluruh peserta lomba balap sepeda internasional Tour de Singkarak 2012 beserta officialnya, tampak cukup kelelahan, setelah menempuh empat jam perjalanan menuju   lokasi start etape 1 di Sawahlunto, menggunakan Kereta Api legendaris “Mak Itam”.
Sebelum naik Kereta Api, Minggu (3/6), seluruh peserta dan official, panitia juga perwakilan ASO yang sudah berada di Padang, Sumatera Barat sejak Sabtu (2/6) ditransfer menggunakan kendaraan sejak pagi sekitar pukul 08.00 Wib menuju Stasiun Kereta Api Padang Panjang.
Setiba di Padang Panjang sekitar pukul 10.30 Wib, seluruh peserta, official, panitia dan konsultan serta juri lomba TdS yang berjumlah lebih dari 300 orang langsung menyesaki empat gerbong Kereta Api yang akan mengantarkan ke Stasiun Batu Tabal tempat lokomotif Mak Itam menunggu.
Dari informasi yang disampaikan panitia dan sesuai jadwal acara lama waktu menempuh perjalanan dari Padang Panjang menuju Sawahlunto hanya berkisar tiga jam, namun mengingat jalur rel kereta api yang belum steril, kecepatan kereta api tidak bisa maksimal. Hanya bisa menempuh sekitar 30 km/jam.


Kereta Api lebih banyak jalan perlahan, ditengah terik matahari yang cukup menyengat, ditambah tak ada pendingin atau kipas angin di dalam gerbong, seluruh penumpang tampak kegerahan. Beberapa kali kereta harus berhenti karena menemui masyarakat yang tengah menggunakan rel untuk sekedar menjemur pakaian atau keperluan lain, sehingga harus menunggu untuk disingkirkan dulu.
Kereta tiba di Stasiun Batu Tapal sekitar pukul 12.30 Wib, lokomotif kemudian diganti dengan lokomotif legendaris Mak Itam. Setelah 15 menit Mak Itam mulai menarik gerbong yang bertambah satu menjadi lima gerbong. Kecepatannya pun tak jauh berbeda jutru lebih lambat mengingat Mak Itam adalah lokomotif uap tertua seri E 1060 buatan Jerman tahun 1965 (beroperasi 1966).
Kereta baru tiba di Stasiun Solok sekitar pukul 14.30 Wib dan terpaksa berhenti karena sudah tidak bisa dipaksakan lagi untuk menarik beban yang cukup berat. Seluruh penumpang pun harus turun. Tampak kelelahan terpancar dari seluruh atlet, official, panitia, konsultan, juri hingga kalangan media.
Bagaimana tidak, ditengah kepanasan di dalam gerbong, tidak banyak fasilitas makanan dan minuman yang bisa dinikmati. Apalagi jam makan siang yang sudah lewat. Di Stasiun Solok seluruh peserta tampak sangat kelelahan, perut kosong, kehausan dan harus menunggu kendaraan jemputan dari Sawahlunto.

Jemputan berangsur-angsur datang sekitar 30 menit kemudian, menjelang sore seluruh peserta baru tiba di Sawahlunto. Akibat kejadian ini seluruh jadwal acara menjadi berantakan, termasuk jadwal latihan para tim yang sudah disusun masing-masing officialnya.
“Sebenarnya asyik sih naik keretanya, tapi karena terlalu lama, panas dan tidak banyak fasilitas bantuan makanan dan minuman yang disediakan kami jadi kepayahan, jadwal latihan dan jadwal acara dengan penyelenggara juga berantakan,” kata Kohi Gholam Hossein, Team Official Azad University Team, Iran, yang ditemui Info Publik.
Hal yang sama disampaikan Dadang Haries Poernomo, Team Official WSP Management Jogja. Menurutnya panitia mestinya memiliki rencana kedua jika memang terjadi kendala di lapangan seperti ini, meski sebenarnya acara perjalanan ini mengasyikkan namun karena tidak teratur sehingga mengganggu jadwal lainnya.
Start Etape 1 TdS 2012 akan dimulai Senin (4/6) sekitar pukul 14.00 Wib, setelah diawali pembukaannya pada pagi hari oleh oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Marie Elka Pangestu, bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno didampingi Wakil Menparekraf Sapta Nirwandar serta dihadiri Mendagri Gamawan Fauzi dan Menpora Andi Mallarangeng.

TdS 2012 diikuti sedikitnya 250 atlet balap sepeda profesional yang tergabung dalam 25 tim dari 18 negara, termasuk diantaranya delapan tim dari Indonesia. TdS 2012 akan dilakukan dalam 7 stage yang melewati 14 Kabupaten/Kota se-Sumbar.(dry)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar