Bacakak antarsiswa tak kunjung usai, termasuk di Kota Padang ini. Entah apa yang diperkelahikan anak-anak ini, tak jelas pula. Yang ada dalam benak mereka, bacakak rami. Tawuran orang, tawuran pula kita.
Bacakak rami antarsiswa sekolah menengah kejuaran kembali terjadi di Kota Padang, Sabtu (29/9), yang mengakibatkan bengkak dan luka robek pelipis salah seorang siswa karena lemparan batu. Siswa yang terlibat dalam cakak rami itu berasal dari SMK Muhammadiyah Padang dan SMA Bukit Barisan Padang.
Dua pelajar yang diduga kuat sebagai pelaku tawuran berhasil diamankan pihak kepolisian Polresta Padang masing-masing Yogi Rama (17), siswa kelas II SMK Muhammadiyah dan Niko Ramadhan (17), siswa Kelas III SMA Bukit Barisan Padang.
“Kita sudah amankan keduanya. Sementara kita tempatkan dulu di sel menunggu orangtua mereka menjemput,” ujar Kanit II SPKT Polresta Padang, Ipda Harmon, Sabtu (29/9).
Sebagai bentuk sanksi, aparat polisi membotaki kepala dua pelajar itu. “Agar mereka malu dan semoga bisa menimbulkan efek jera. Ini sudah keterlaluan, kita akan menahan mereka dulu dan nanti akan diproses setelah orang tua ataupun pihak sekolah datang,” papar Harmon.
Sementara itu, Yogi Rama, salah satu siswa yang tertangkap mengaku tidak ikut sama sekali dalam cakak banyak itu tersebut. Tapi, menurutnya saat aksi itu berlangsung, dirinya diajak ke Imam Bonjol oleh temannya dari SMK Adzkia untuk berjumpa dengan salah satu siswi dari sekolah lain.
“Saya tidak menyangka Pak, puluhan anak dari SMA Bukit Barisan datang menyerang kami. Diserang, tentu kami tidak tinggal diam. Kemudian membalas mereka juga, terjadilah saling lempar antara kami,” ujar Yogi yang memiliki ayah seorang petani dan ibunya sebagai pembantu rumah tangga itu.
Amrizal Chan, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Padang saat mendatangi Mapolresta Padang sangat menyayangkan sikap para pelajar tersebut, terutama dari sekolah yang dipimpinnya. Ia berjanji akan memberikan tindakan tegas sesuai dengan edaran Dinas Pendidikan Kota Padang dan Walikota Padang.
“Kita akan menjalankan perintah dari Diknas Kota Padang dan anjuran walikota, kalau kedapatan tawuran, mereka langsung diberhentikan dari sekolah dan tidak bisa diterima sekolah lagi selama ini dalam pengawasan Diknas Kota Padang,” ujar Amrizal.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar