Featured Video

Minggu, 30 September 2012

SYAFRIZAL INGIN CURHAT KEMISKINAN KE PRESIDEN

Ditulis oleh Teguh   

Siang panas badangkang. Terik menyengat ubun-ubun. Syafrizal, 33 tahun, mengayuh sepedanya. Tak begitu kencang, tapi pasti. Berderit rantainya melintas di jalan beraspal. Ransel di punggung.

Syafrizal bersepeda ingin mencurahkan isi hatinya kepada orang nomor satu Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Syafrizal ingin Presiden men­dengar langsung kondisi dan derita petani di Indonesia, khususnya petani yang berasal dari Kabupaten Pasaman terkait tingginya harga bahan bakar minyak (BBM).
Ia sangat berharap agar peme­rintah tak menaikkan harga BBM yang menambah sengsara petani.
Syafrizal berangkat dari Pasa­man seorang diri. Keberangkatannya dilepas ikatan buruh tani di Pa­saman. Dalam rencananya, ia tiba di Cikeas dan menghadap Presiden bertepatan dengan Hari Buruh Nasional pada 1 Oktober 2012.
“Saya berangkat 23 September lalu berbekal persediaan seadanya. Saya menyinggahi beberapa kepala daerah kabupaten/kota di provinsi yang akan saya  lewati. Kamis kemarin (27/9) saya singgah di Kantor Bupati Sijunjung,” kata Syafrizal kepada Haluan yang menemuinya di Kantor Bupati Sijunjung itu.
Sehari-harinya, Syafrizal adalah seorang petani yang memiliki dua orang anak. Ia mengaku, saat ini banyak petani dan buruh yang hidupnya kian miskin. Dan ia merasakan, penyebabnya karena kebijakan pemerintah tak berpihak kepada petani dan buruh.
“Saya ingin katakan itu kepada Pre­siden saat bertemu dengan beliau. Bu­kan soal petani dan buruh malas dan mereka jadi miskin. Tidak itu masalahnya. Penyebabnya semua ke­butuhan bahan pokok naik. Dan biaya-biaya lainnya mahal,” terangnya.
Selain itu, keberangkatannya dengan menggunakan sepeda itu atas inisiatifnya sendiri dan bukan karena disuruh orang lain.
“Ini sungguh-sungguh panggilan hati saya. Ketidakstabilan ekonomi saat ini dan melihat upaya-upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan yang tak kunjung berhasil, saya ingin bercerita dan menjelaskan kondisi nyata di masyarakat untuk meminta Pre­siden memikirkan lebih serius nasib masyarakat,” terangnya.
Meski pemerintah telah beru­paya untuk mengatasi keti­dak­stabilan ekonomi, namun tidak terlihat hasilnya.
“Saya akan sampaikan ke Bapak Presiden, ini salahnya dimana? Apa bapak presiden tidak tahu dengan keadaan rakyat miskin atau bagaimana,” tambah Syafrizal dengan penuh keyakinan. 

sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar