Featured Video

Jumat, 30 September 2011

Mereka Menjemput Asa ke Mesir

Winda

Setelah menuntaskan pendidikan menengah di Pondok Pesantren Ar Risalah, Air Dingin, Padang, sepuluh orang ini berhasil lulus tes untuk mendapatkan kesempatan menimba ilmu di kampus tertua dunia, Universitas Al Azhar, Mesir. Mereka akan berangkat pertengahan Oktober mendatang.


Dua tahapan tes yang diselenggarakan Departemen Agama Indonesia berhasil mereka lewati. Melihat binar-binar dari sorot mata dan wajah mereka, menyiratkan harapan yang begitu besar, merekalah pemuda-pemudi yang kelak akan membangun Ranah Minang ini. Mengokohkan kembali falsafah Adat Basandi Syarak, Sayak Basandi kitabullah.
Kesepuluh tunas-tunas bernas harapan itu hafidz 30 Juz. Mereka: Imam Mursyid berasal,Azka Ummah, Muhammad Fadhil Abrar dan Muharrikah Romadoniyah semua dari Padang. Kemudian, Afifah Karima dari Duri/Agam, Dirga Indah Muharani dari Bukittinggi, Silvia Permata Sari P dari Bukittinggi, Mellati Nur Izzah dari Padang Panjang, Mukhlisha Dina Roski dari Solok, dan Humairoh Bahar dari Pasaman.
Susah payah mereka melewati tes demi tes sehingga menjadi satu di antara 139 anak Indonesia yang berkesempatan menimba ilmu di universitas ternama itu. Mesir adalah salah satu negeri yang menjadi bukti kejayaan Islam masa lalu. Dari Universitas Al Azhar, telah lahir ribuan bahkan jutaan ulama yang mampu menjawab segala tantangan zaman.
Dikatakan Imam Mursyid, tekad besar yang membuatnya ingin sekali ke Mesir adalah keinginannya untuk menjadi orang yang turut melakukan perbaikan terhadap bangsa ini.
“Melihat kondisi umat Islam saat ini, khususnya di Indonesia, lebih khusus lagi Sumatra Barat, saya ingin sekali berkontribusi membangun bangsa ini menuju masyarakat yang madani,” katanya mantap, seakan sudah tahu benar dia akan perannya sebagai laki-laki, pejuang Islam.
Menurutnya, dengan berangkat ke Al Azhar dia akan menancapkan pemahaman tentang Islam dalam dirinya, mempelajari syariat. Keberangkatannya merupakan tahap awal membangun kehidupan masyarakat yang berlandaskan pada Al Quran dan Sunnah.
“Saya ingin menjadi orang yang berguna,” katanya yang bercita-cita menjadi Menteri Agama RI ini.
Mereka yang akan berangkat ini merupakan siswa-siswa terbaik dan berprestasi. Hafalan Alquran mereka pun membuat berdecak kagum. Di tengah merebaknya isu memiriskan yang memenuhi media dan masyarakat Sumbar tiga hari belakangan, keberangkatan sepuluh orang ini tentu menjadi sebuah pengharapan yang luar biasa bagi masyarakat Sumbar.
Kepala Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Singgalang, Musfi Yendra, mengimbau masyarakat luas untuk turut berkontribusi untuk majunya calon-calon ulama Sumbar masa depan ini ke Mesir. Mereka sudah merincikan biaya keberangkatan, biaya kuliah dan biaya hidup mereka sebelum mendapatkan beasiswa mencapai Rp27 juta.
“Sumber daya seperti ini sungguh merupakan potensi luar biasa untuk Sumbar dan Indonesia ke depan,” ujar Musfi.
Dompet Dhuafa Singgalang akan menaikkan proposal permohonan dana pendidikan mereka ke Dompet Dhuafa Republika di Jakarta. Musfi juga mengimbau agar kepala daerah, bupati juga gubernur untuk turut memberikan perhatian dan meringankan kebutuhan finansial kesepuluh anak ini.
Biasanya dari Pemprov Sumbar, ada bantuan dana awal untuk keberangkatan. Bagi masyarakat yang ingin turut berkontribusi, langsung dapat mengunjungi Kantor Dompet Dhuafa Singgalang di Jln. Juanda No.31 C Padang, telpon 0751-40098. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar