Kesemutan/ilustrasi
Jika kita duduk atau berbaring pada posisi tertentu dalam waktu lama, kita biasanya akan mengalami kesemutan atau gringgingan (Jawa). Ini adalah gejala yang wajar. Jika kita bangun lalu menggerak-gerakkan tubuh, maka kesemutan
biasanya akan hilang. Tapi tidak semua kesemutan adalah gejala yang ringan. Sebab ada kesemutan yang merupakan gejala awal dari penyakit seperti stroke, kencing manis (diabetes mellitus), jantung, dan sebagainya.
Apakah kesemutan itu? Secara medis, kesemutan atau parestesia adalah gejala gangguan saraf. Gejala ini sering dianggap remeh akibat kekurangan vitamin, salah posisi duduk atau tidur. Pada beberapa keadaan, kesemutan memang disebabkan oleh beberapa hal tersebut. Namun, jika kesemutan tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh posisi tidur atau duduk, ini merupakan indikasi terjadinya penyakit.
Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh. Misalnya jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama. Pada orang sensitif, tidur miring terlalu lama saja dapat menyebabkan kesemutan. Juga duduk dengan siku ditekuk.
Sistem saraf sensorik mempunyai prosedur kerja baku. Stimulus berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit, yang lalu dikirimkan ke saraf tepi. Kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Di sini stimulus diteruskan sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris). Selanjutnya stimulus dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Baru pada saat inilah terjadi kesemutan.
Pada penderita stroke, gejala kesemutan juga sering terjadi. Bila yang terserang sistem motorik, maka yang bersangkutan akan lumpuh. Tapi bila yang terserang sistem sensorik, yang ia rasakan hanya kesemutan atau baal sebelah. Namanya sensoric stroke.
Kesemutan juga bisa terjadi karena efek sampingan obat. Misalnya bila mengonsumsi INH (obat TBC) atau furadatin (obat infeksi). Pada orang dewasa, kadang-kadang kesemutan itu didahului oleh flu berat. Kesemutan itu semakin menghebat, naik dari ujung jari menjalar sampai ke pusar. Gejalanya berkembang menjadi rasa tebal. Lalu penderita sukar berjalan. Ini gejala radang sumsum tulang belakang, yang terjadi karena serangan virus.
Beragamnya penyebab kesemutan akan membuat dokter menyelidiki bagian tubuh yang mengalami kesemutan, luasnya, tempat awal kesemutan, dan perkembangan kesemutan itu sejak awal. Semua informasi ini akan menunjukkan penyebab masalah. Barangkali pada saraf tepi, pada otot, sumsum tulang belakang, atau bahkan otak.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar