Featured Video

Senin, 17 Oktober 2011

57 Ahli Alquran Diwisuda


Padang, Singgalang
Tugas berat menanti lulu san Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Alquran (STAIPIQ) Padang, di tengah-tengah moral generasi muda yang semakin terge rus budaya luar. Terungkap nya banyak kasus video por no dan penari striptis di Padang, hanyalah fenomena gunung es yang ada di tengah masyarakat.
Kasus-kasus tersebut, setidaknya menjadi peringatan bagi mereka yang paham agama, untuk tidak berdiam diri saja melihatnya. Apalagi mahasiswa dan alumni STAIPIQ, tanggungjawab mereka jauh lebih berat.
“Generasi muda saat ini banyak yang tidak punya filter, sehingga mereka mau berbuat maksiat tanpa rasa malu. Jika ini dibiarkan, maka Ranah Minang bisa makin dekat dengan azab Allah SWT,” kata Ketua II STAIPIQ, H.Asmini Maizan kepada Singgalang, seusai mewisuda 57 lulusan di Aula RRI Padang, Sabtu (15/10).
Dikatakannya, memperbaiki moral generasi muda, tentu tidak hanya tugas STAIPIQ, tapi tugas semua insan yang beriman. Jika dikerjakan secara bersama-sama, maka maksiat tidak akan merajalela.
“Kami sungguh prihatin dengan nasib pemilik dan pengelola cafe-cafe yang digunakan untuk maksiat. Mereka nantinya juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Oleh karena itu, pemilik tempat hiburan, hati-hatilah dalam menyewakan tempat pada konsumen,” tambahnya.
Sementara Ketua STAIPIQ, H.Hasymi DT.R.Panjang mengatakan, alumni STAIPIQ hingga saat ini sudah 600 lebih. Mereka tersebar di berbagai instansi pemerintah dan juga swasta.
“Alumni dan mahasiswa STAIPIQ memang dituntut banyak bisa menjadi agen perubahan. Kami harapkan mereka dapat mewujudkan keinginan masyarakat itu,” katanya.
Menurutnya, kalau orang-orang berilmu berdiam diri terhadap maksiat yang terjadi, maka mereka akan tertimpa azab jika Allah menurunkannya. Oleh karena itu, mari bersama-sama memberantas maksiat.
Sedangkan Ketua Yayasan Pengembangan Ilmu Alquran (YPIQ), H.Achyarli A. Djalil mengatakan, tantangan dakwah ulama di Indonesia sangat komplek.
Tidak hanya pengaruh budaya, tapi juga gerakan Kristenisasi, gerakan aliran kepercayaan dan kebatinan, serta gaya hidup barat lainnya.
“Gaya hidup hedonisme, materialisme, kapitalisme dan lainnya, menjauhkan umat dari agama. Tantangan tersebut perlu direspon oleh para ulama,” katanya.
Menurutnya, hal ini sengaja disinggung, karena harapan gubernur Sumbar pada STAIPIQ sangat besar. Tidak hanya sekedar melaksanakan pendidikan formal, tapi juga mengelola sebuah program pembinaan kader ulama.
Sementara mewakili gubernur yang sekaligus Kakanwil Kemenag Sumbar, H.Darwas mengatakan, tangan dingin mahasiswa dan alumni STAIPIQ sangat ditunggu umat Muslim. Maka dari itu, tidak ada kata pensiuan dalam mengajak kearah kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. (106)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar