Featured Video

Senin, 17 Oktober 2011

Di Tengah ‘Hangatnya’ Perbatasan-Raja Malaysia Dianugerahi Bintang Kehormatan

Jakarta, Singgalang
Di tengah isu ‘pencaplokan’ perbatasan RI-Malaysia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) justru menganugerahkan bintang kehormatan Mahaputra Adipurna kepada Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong XIII. Raja Malaysia itu dinilai berjasa dalam mempererat hubungan Indonesia dan Malaysia.


Yang Dipertuan Agong XIII Malaysia, Al-Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin Ibni Al-Marhum Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah, tiba di Istana Merdeka, Jakarta dengan sambutan upacara kenegaraan, Minggu (16/10). Kedatangannya disambut langsung oleh Presiden SBY.
Sebagaimana dikutip detikcom, Raja Malaysia dan SBY sama-sama mengenakan jas hitam. Lantas mereka mendengarkan lagu kebangsaan dari kedua negara. Kemudian mereka masuk ke dalam Istana Merdeka.
“Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, akan saya sampaikan bintang tertinggi. Bintang Mahaputra Adipurna kepada Raja Malaysia, atas peran dan jasa beliau dalam menjaga dan meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia. Semoga ada berkahnya,” kata SBY dalam sambutannya sebelum penganugerahan bintang kehormatan tersebut di Istana Merdeka.
Bintang Mahaputra Adipurna diserahkan di dalam kotak kayu yang diterima Raja Malaysia. Kemudian, satu persatu hadirin mengucapkan selamat, mulai dari Presiden SBY, Wapres Boediono, para menteri dan para pemimpin lembaga tinggi negara. Acara kemudian dilanjutkan dengan jamuan kenegaraan tadi malam.
Tak pengaruh
Bagaimana dengan isu perbatasan di Kalimantan Barat yang saat ini sedang menghangat? Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha memastikan itu tak berkaitan. Pemberian bintang kehormatan adalah sesuatu hal yang lazim dalam negara yang bersahabat.
“Ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan oleh negara. Bapak Presiden pernah mendapatkan penghargaan bintang tertinggi dari Kerajaan Malaysia pada tahun 2008. Ini adalah suatu resiprokal dan pemberian bintang penghargaan yang lazim diberikan antara dua negara yang bersahabat,” jelas Julian dikutip detikcom.
Ia menambahkan, masalah perbatasan tersebut sedang dibicarakan di tingkat Menlu. Solusi sedang dicari agar tercipta pemahaman yang baik antar kedua negara. “Sejauh ini memang tidak ada masalah yang substansial dalam hal tapal batas antar kedua negara,” ujar dia.
Menkopolhukam Djoko Suyanto saat ditanya soal hal yang sama menegaskan, tak ada hubungan antara pemberian gelar dan masalah perbatasan. Penetapan sudah diambil jauh-jauh hari dan ada banyak pertimbangan dalam pemberian gelar tersebut. “Apa hubungannya, pertimbangan kan tidak hanya itu, banyak,” katanya. (*/007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar