Featured Video

Senin, 17 Oktober 2011

Penari Telanjang Ditangkap Polisi

Deri Okta Zulmi
dan GuSWANDI

PADANG - SINGGALANG Sempat menghilang sekitar tiga minggu, dua wanita penari telanjang, dibekuk Sat Reskrim Polresta Padang di dua lokasi yang berbeda pada Sabtu dan Minggu (15 dan 16/10). Pada 26 September lalu, keduanya bersama tiga laki-laki digerebek Satpol PP di Fellas Cafe, Jalan Hayam Wuruk, Padang.



“SS” berusia 21 tahun salah seorang penari ditangkap di pelataran parkir hotel Pusako Bukittinggi, Sabtu (15/10) sekitar pukul 22.25 WIB. Sedangkan “NA” diamankan polisi saat berada di rumahnya belakang pool bus ALS, Lubuk Begalung, Padang.
Ketika ditangkap Satpol PP, keduanya diamankan satu hari, namun dilepas. Setelah permasalahan ditangani polisi, kedua tersangka kembali dikejar, karena diduga kuat ada pelanggaran UU Pornografi dalam kejadian yang menghebohkan itu.
Menurut Kapolresta Padang, Kombes M Seno Putro, kasus pornografi itu akan diusut tuntas. Hingga kini, ada beberapa kasus yang diusut dan ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Berkat kegigihan dan kerja keras anggota, kedua pelaku berhasil diamankan. Awalnya ditangkap SS, setelah itu baru diamankan NA,” ujarnya. Keduanya diamankan di Mapolresta Padang.
Sejauh ini aparat belum mengetahui identitas ketiga laki-laki yang menjadi konsumennya. Begitu juga dengan keterlibatan pemilik Fellas Cafe. Polisi belum memutuskan sejauh apa keterlibatan mereka.
Untuk mengusut kasus itu, polisi telah memanggil Sat Pol PP dan pemilik kafe, keduanya dimintai keterangan sebagai saksi.
Tidak pernah lari
Pengakuan dua tersangka, mereka tidak pernah kabur dari ruangan Sat Pol PP Padang. Mereka diperbolehkan keluar dari ruangan oleh petugas Pol PP setelah dilakukan pemeriksaan dan pendataan. Bahkan mereka sempat membuat perjanjian di atas materai untuk tidak lagi mengulangi perbuatan yang sama.
“Kami merasa tidak pernah kabur, sebab kami keluar dari kantor Pol PP dengan cara baik-baik,” ungkap dua wanita tersebut. Buktinya, pada saat penangkapan, “NA” sedang berada di rumah kosnya.
Saat Singgalang menanyakan ketiga orang penonton tersebut mereka mengatakan salah seorang penonton tersebut berteman dengan petugas Satpol PP. Mereka tidak tahu dimana penonton itu tinggal, tetapi apabila bertemu lagi dengan ketiganya mereka mengenalinya.

Penari telanjang itu
Siapa penari telanjang yang ditangkap di Fellas Cafe tempo hari? Satu orang Tanah Datar yang mengaku warga Agam.
Kenapa mereka bisa terjerumus?
Penari yang orang Tanah Datar, adalah anak yang patah pucuk. Orangtuanya berpisah, rumahtangganya robek. Suami-istri yang berpisah itu tinggal di Batam dengan kehidupannya sendiri-sendiri pula. Tinggallah ia sendirian, tak ada tempat berbagi kisah.
Anak yang kedua orangtuanya berpisah, sangat rentan terhadap hal-hal buruk. Hal itu menimpa dirinya.
Masuk SMA, kegadisannya dirampas oleh kekasih. Ia kemudian pergi ke Padang, bertemu si anak dari Agam. Senasib. Mereka hidup lesbi.
Lantas kemudian, ingin mendapatkan uang, maka menarilah keduanya. bertelanjang.
Keduanya tak pernah hidup di desa, juga tidak belajar soal seluk-beluk hidup di nagari. Kehidupan kota, bingkai rumahtangga orangtua yang remuk, telah mengantarkannya ke kehidupan malam yang radikal.
Di Fellas Cafe, mereka menemukan dunia baru. Keduanya punya pelanggan. Keduanya juga memasang tarif yang tinggi. Menurut sumber, Fellas Cafe tidak tahu-menahu soal tari telanjang itu, karena keduanya menari di ruang karaoke tertutup dan kedap suara. Namun sumber lain, yakin, pengelola kafe mestilah tahu. Seorang sumber malah melihat, terungkapnya kasus tari telanjang di Fellas, tak lain karena persaingan bisnis.
Jika itu motifnya, maka aparat keamanan harus lebih dalam lagi menggali kehidupan malam di Padang.
Akan halnya si penari telanjang, tidaklah miskin. Memiliki telepon genggam bagus dan dompet kulit dengan isi yang tidak tipis. Pakaiannya pilihan. Dan (maaf) jenis pakaian dalamnya juga mahal.
(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar