Featured Video

Senin, 03 Oktober 2011

Malaysia usulkan Bahasa Indonesia - Melayu sebagai bahasa komersial


Menteri Penerangan Kebudayaan Komunikasi Malaysia, Sri Utama Rais Yatim, (kanan) berbincang dengan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, (kiri) ketika bertemu di Padang, Jumat (23/9). (ANTARA/Maril Gafur)



Bukitinggi (ANTARA News) - Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Dr Datok Sri Rais Yatim, mengusulkan Bahasa Indonesia - Melayu sebagai bahasa komersial di kawasan Asia Tenggara.

Setidak-tidaknya hal itu dapat diterapkan pada lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam dan Thailand bagian selatan, katanya di pada pertemuan wartawan dan budayawan Malaysia-Indonesia yang berlangsung 23-26 di Gedung Tri Arga Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu.

Acara itu diikuti Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia dan Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia serta wartawan dari kedua negara.

Menurut Datok Sri, bahasa merupakan produk budaya yang bernilai tinggi yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaannya serta menjadi alat komunikasi yang utama.

Bahasa tersebut juga akan menjembatani saling berbagi ilmu pengetahuan serta kerjasama dalam berbagai bidang, kata dia

Sebuah negara akan besar dan kuat jika memiliki budaya yang kuat sebagaimana yang dimiliki Amerika Serikat dan Inggris, ujarnya.

Dikatakannya, walaupun secara geografis dan politik masing-masing negara berbeda namun dengan adanya bahasa yang menjadi pemersatu maka hubungan baik akan dapat ditingkatkan.

Selama ini, ia menilai, dalam menjalin hubungan baik diantara negara-negara yang ada lebih mengedepankan pendekatan politik, padahal hubungan itu dapat lebih dipererat dengan pendekatan budaya dan bahasa.

Dikatakannya, jika hal itu terwujud maka paling sedikit 300 juta orang akan terlibat aktif menggunakannya, sehingga pemerintah kedua negara untuk mengambil langkah agar hal tersebut bisa terwujud.

Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia didampingi istri dan sejumlah ketua pengarah serta 40 wartawan dari negeri jiran tersebut berkunjung ke Sumatera Barat pada 23-25 September 2011 dalam rangka membangun hubungan silaturrahim.

Rombongan itu juga dijadwalkan akan mengunjungi sejumlah daerah tujuan wisata di Sumatera Barat, di antaranya Padangpanjang, Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, Pesisir Selatan dan Kota Sawahlunto. (*)

Editor: Priyambodo RH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar