Featured Video

Senin, 03 Oktober 2011

SEJUMLAH BOM AKTIF DIKETAHUI BENI ASRI


Polisi meyakini bahwa terduga teroris Beni Asri yang ditangkap di Koto Sani Solok mengetahui sejumlah paket bom aktif yang kini masih beredar di sejumlah lokasi.

JAKARTA, HALUAN –– Keberadaan Beni Asri di Koto Sani Solok yang diduga sebagai salah satui anggota jaringan teroris yang meledakkan bom di Cirebon, sudah diendus beberapa hari sebelumnya oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror  (Densus 88) Mabes Polri.
Bahkan seperti diungkapkan oleh Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, Beni Asri diperkirakan mengetahui beberapa paket bom aktif yang masih beredar terkait kasus bom bunuh diri di Solo dan Cirebon.
Seperti diberitakan Haluan pada edisi Minggu 2 Oktober kemarin, warga Nagari Koto Sani Kabupaten Solok sempat geger karena tidak menduga ada warganya yang diduga teroris oleh Tim Densus 88 Mabes Polri. Kombes Pol Boy Rafli Amar membenarkan bahwa tim Densus 88 sudah mengendus keberadaan Beni beberapa hari sebelumnya di Koto Sani itu.
Pria yang pernah berdagang mainan anak-anak di Cirebon itu mudik ke Koto Sani setelah merasa dikejar-kejar aparat keamanan. Ia membawa serta istri dan seorang anaknya (baca tulisan kaki: “Beni Mudik dari Cirebon Sejak 3 Bulan” – red)
“Benar ada penangkapan terhadap daftar pencarian orang (DPO) teroris atas nama Beni di Solok, sementara masih dalam pemeriksaan, diduga mengetahui adanya paket bom rakitan lainnya,” kata mantan Kapoltabes Padang itu kemarin di Jakarta.
Saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan dan punya waktu satu minggu untuk menetapkan Beni sebagai tersangka tindak pidana terorisme, ujar Kombes Boy Rafli.
Personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Beni yang diduga anggota jaringan teroris Cirebon di Jorong Kasiak, Nagari Koto Sani, Kabupaten Solok, Sumatara Barat pada hari Jumat (30/9) sekitar pukul 12.00 WIB.
Beni diduga merupakan anggota jaringan teroris yang beraksi di Cirebon adalah warga asli Nagari Koto Sani. Selama ini dia berada di Cirebon dan baru pulang kam­pung beberapa waktu lalu.
Polri sebelumnya menetapkan enam orang yang termasuk DPO bom di Solo dan Cirebon, yang salah satu di antaranya adalah Beni, sedangkan tiga diantaranya berinisial berinisial H, Y dan H.
Sebelumnya, Kepala Divisi Hu­bungan Masyarakat (Kadiv Hu­mas) Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam menyatakan bahwa orang-orang yang termasuk ke dalam DPO adalah jaringan lama bom di Cirebon dibalik aksi bom bunuh diri di Mesjid Adz Zikra di Mapolres Cirebon Kota, Mochammad Syarif pada Jumat (15/4).
Sedangkan pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Solo adalah Pino Dama­yanto, alis Ahmad Urip alias Ahmad Yosefa alias Hayat alias Raharjo.
Ahmad dan Syarif aktif dalam keanggotaan JAT wilayah Cirebon pimpinan Agung Nur Alam alias Abu Husama.
Syarif dibai’at oleh Amir Markasiah, ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Tasikmalaya pada tahun 2008 bersama 10 anggota JAT wilayah Cirebon.
Syarif juga aktif mengikuti majelis ta’lim pimpinan Ba’asyir di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat.
Doktrin yang didapatkan Syarif selain dari Agung Nur Alam, juga didapatkannya langsung dari Oman Abdurrahman alias Oman.
Oman saat ini adalah terpidana kasus terorisme Aceh, yang menga­jarkan doktrin antara lain pem­benaran terhadap aksi perampokan untuk mendukung pendanaan kegi­atan sebagai fa’i. (ris/sal/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar