Featured Video

Sabtu, 05 November 2011

Banjir dan Longsor Masih Mengancam


Padang, Singgalang
Akibat hujan deras beberapa hari terakhir sudah ada tiga lokasi banjir, di Nagari Sasak, Pasaman Barat, Nagari Marunggi, Pariaman dan banjir terparah di Painan, Pesisir Selatan.
Selain banjir, longsor juga terjadi hampir di semua daerah terutama di jalan Sumbar dan nasional yang dikeliling pegunungan terjal. Diperkirakan selama tiga hari ini terhitung Sabtu (5/11) banjir dan longsor berkemungkinan terjadi di daerah rawan. Sedang hujan deras diperkirakan masih sering terjadi hingga November berakhir.
Daerah rawan banjir yakni semua daerah di pinggir pantai meliputi Padang, Pariaman, Padang Pariaman, Pasaman dan Pasaman Barat.
Untuk longsor ada 120 titik rawan longsor di Sumbar. Termasuk di antaranya 19 titik kritis.
“Tiga hari ini banjir dan longsor rawan terjadi. Harap warga yang berada di daerah rawan banjir dan longsor waspada. Sebaiknya juga hindari titik-titik rawan longsor di jalan Sumbar dan nasional, “ kata Kepala Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Ade Edward, Jumat (4/11).
Sejauh ini dari tiga lokasi yang sudah terkena banjir hanya banjir di daerah Pesisir Selatan saja yang parah. Sedang untuk daerah lain di Nagari Sasak, dan Nagari Marunggi, Pasaman Barat serta Pariaman, banjir tergolong tak berbahaya.
Dikarenakan curah hujan deras masih diperkirakan terjadi beberapa hari ini, tak tertutup kemungkinan bajir akan melanda daerah-daerah lain yang rawan banjir di Sumbar. Terutama di daerah pinggir pantai.
Untuk penanggulangan bencana banjir yang mengintai daerah-daerah rawan tersebut, BPBD Sumbar telah mengimbau masing-masing BPBD kabupaten/kota untuk siap siaga.
“Kita sudah imbau BPBD kabupaten/kota tiap daerah rawan banjir untuk siap siaga. Mulai dari mengingatkan masyarakat dan menyiapkan peralatan dan evakuasi jika bencana terjadi,” katanya.
Selain banjir, longsor kemungkinan besar juga bisa terjadi. Sejauh ini longsor sudah terjadi hampir di seluruh daerah di Sumbar. Walaupun kebanyakan tergolong longsor yang tidak terlalu membahayakan dan mengganggu. Namun, ia mengatakan topografi Sumbar sangat memungkinkan longor bisa terjadi kapan saja. Apalagi jika terjadi hujan deras berhari-hari.
Di Sumbar ada 120 titik rawan longsor, di antaranya ada 19 titik kritis rawan longsor yang telah berulang kali, yakni di Lubuk Peraku, Lubuk Selasih, Batang Anai, Bukit Putus Bungus, Pasar Minggu Tarusan, Bukit Sebelah, dan di Bukit Apit. Sebagian besar berada di jalan provinsi dan nasional.
“Titik-titik rawan longsor banyak juga yang berada di jalan provinsi dan nasional. Apalagi jalan-jalan yang berada di area pegunungan yang ‘dipotong’. Jalan yang berada di jurang pegunungan kebanyakan rawan longsor,” katanya.
Untuk itu Ade Edward berharap masyarakat bisa meng hindari jalan-jalan rawan longsor jika telah terjadi hujan deras berhari-hari. Akan lebih baik jika masyarakat memutar ke arah lain yang lebih aman dari longsor.
Di dekat titik-titik kritis akan dibangun posko yang dilengkapi dengan tiga alat berat. Dengan begitu jika longsor tiba-tiba terjadi, kemacetan dapat diminimalisir karena alat berat untuk mengantisipasi longsor sudah ada tak jauh dari sana.

Curah hujan tinggi
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang memperkirakan curah hujan dengan intensitas tinggi bakal terjadi hingga akhir November mendatang. Masyarakat diminta hati-hati dan waspada.

“Sesuai dengan prediksi tersebut di Indonesia terjadi dua kali musim hujan, yakni di Bulan Maret-April, kemudian Oktober-November. Biasanya curah hujan di bulan-bulan tersebut terjadi saat intensitas sedang hingga tinggi. Dengan curah hujan intensitas rendah berkisar antara 20-30 mililiter. Sementara curah hujan intensitas tinggi berkisar antara 10-100 mililiter,” ujar Koordinator Analisa dan Perkiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang, Budi Imam, kepada Singgalang, Jumat (4/11).
Kejadian tersebut bakal terjadi setiap tahun. Untuk itu dia menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan curah hujan. Apabila curah hujan cukup tinggi dan terjadi terus-menerus, akan mengakibatkan tanah longsor ataupun banjir di wilayah tertentu. Begitu pula dia mengharapkan pemerintah daerah untuk tetap waspada dengan keadaan cuaca demikian.
Hal senada juga disampaikan Pakar Pertanian Isril Berd. Dia meminta kepada pemerintah daerah memperhatikan drainasenya. Menurutnya hampir sebagian drainase tidak berfungsi lagi, sehingga menyebabkan terjadinya genangan air di mana-mana.
“Jika hujan sebentar saja, dapat mengakibatkan bencana banjir di mana-mana. Itu karena drainase yang sudah terlalu tua, dan harus diperbaiki,” katanya.
Begitu pula dengan kejadian banjir dikawasan Pesisir Selatan. Dia mengimbau kepada pemerintah daerah untuk tetap menjaga hutannya. “Tidak hanya melakukan reboisasi, tetapi mereka harus memikirkan bagaimana untuk menjaga pohon tersebut tumbuh kembali, sehingga bisa menahan air. Yach, dengan cara merawat pohon yang sudah ditanam tersebut,” tegasnya.
Tujuannya, untuk memperbesar tangkapan dan resapan air terutama dari air hujan. Selain itu, perlu membuat sumur-sumur resapan di pekarangan rumah, kantor dan sekolah serta mengurangi penutupan permukaan tanah dengan beton atau aspal. (403/016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar