Featured Video

Sabtu, 05 November 2011

NEW7WONDERS SERANG BALIK


HEBOH VOTE KOMODO
JAKARTA, Pengakuan dari orang kedua di New7Wonders (N7W), Jean Paul de la Fuente, menuai banyak tanya setelah gencar berita kebohongan lembaga itu.
“Pejabat Indonesia itu sangat marah dan menyerang kami dengan tuduhan-tuduhan palsu,” kata dia dalam diskusi jarak jauh dengan wartawan di Gedung PMI, Jumat (4/11).

Jean mengatakan ada oknum yang sengaja melakukan tindakan tertentu pada organisasi N7W supaya masyarakat tidak percaya. “Yang jelas tuduhan-tuduhannya itu salah,” kata dia.
New7Wonders pernah bekerja sama dengan seorang pejabat Indo­nesia selama dua tahun. Pejabat itu bertindak sebagai suporter official committee.
Namun di tengah perja­lanan ada ketidaksesuaian tindakan pejabat itu dengan ketentuan dan prinsip N7W. Akhirnya N7W memu­tuskan hubungan kerja sama tersebut. “Tidak menghormati kesepakatan dan aturan main,” katanya.
Jean menolak menjelaskan secara terperinci perlakuan pejabat yang dianggap tidak sesuai itu. Ia menga­takan pejabat itu pernah membawa rombongan ke kantornya di Zurich, Swiss, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Kunjungan rahasia itu untuk menyelidiki keberadaan N7W. “Ini cara tidak bijak dan baik, memakai uang pemerintah untuk membawa rombongan, menginvenstigasi yang tidak benar.
Terserah masyarakat Indonesia yang mempertanyakan itu, kami tidak pernah diserang oleh Pemerintah Indonesia, tapi hanya elemen tertentu dalam pemerintahan itu,” kata Jean.
Pengacara pejabat itu juga telah mengirim surat protes pencabutan kerja sama kepada N7W.
Tapi surat itu tidak dibalas karena mereka menganggap itu bukanlah kewajiban. Apalagi pengacara itu dibayar pakai uang pemerintah. “Kalau dibalas akan banyak uang negara Indonesia yang keluar,” katanya. “Aku telah membaca surat Duta Besar Indonesia di Swiss, sangat tidak masuk akal, padahal Dubes itu belum pernah mengklarifikasi persoalan dengan mereka. Di Swiss ini bukan tindakan yang baik,” katanya.
Ketenaran JK
Sementara itu  Ketua Pendukung Pemenangan Komodo (P2Komodo) Emmy Hafild mengaku menggunakan nama besar Jusuf Kalla untuk menarik perhatian masyarakat agar memilih komodo sebagai bagian tujuh ke­ajaiban dunia yang baru. “Kami menumpang ketenaran Bapak. Kami yang datang ke beliau,” ujar dia dalam keterangan pers di Gedung Palang Merah Indonesia Pusat, Jumat.
Keterlibatan Kalla memang diakui Emmy memberikan dampak nyata dalam pemungutan suara Pulau Komodo. Dari yang per harinya dulu hanya ratusan kini melonjak hingga ratusan ribu.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga hadir dalam kesem­patan tersebut mengaku bergabung dengan tim pemenangan Komodo sejak 30 September 2011. “Saya bukan duta besar komodo pemerintah. Saya duta besarnya Emmy,” ujar dia. “Tapi ini kesepakatan yang bagus.”
Menurut Kalla, masalah keterli­batannya atau masalah biaya pesan pendek tak perlu diributkan lagi. “Kok soal Rp 1 diributkan, Rp 1 memang penting tapi tidak usah diributkan,” ujar dia.
Kalau memang butuh bukti bahwa ada peningkatan jumlah turis ke Pulau Komodo, Kalla menuturkan ada. “Sekarang terus meningkat datanya,” ujar dia. Tapi memang, ia melan­jutkan, nantinya turis yang datang ke Pulau Komodo memang harus diba­tasi untuk menjaga kelestarian habitat alami kadal purba ini.
Kalla pun menuturkan yayasan New7Wonders ini tidak main-main. Ia menunjukkan slide gambar sejum­lah pemimpin negara yang ikut kompetisi New7Wonders dengan pimpinan yayasan New7Wonders. “Masak segitu orang-orang terkenal dibohongi, apalagi yang ini nih (menunjuk Benjamin Nentanyahu-pemimpin Israel) paling susah dibo­dohi,” kata dia. (dn/ti)
(haluan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar