Featured Video

Selasa, 22 November 2011

BAYI SOPIR OPLET LAHIR TANPA TEMPURUNG KEPALA


DURI,  Erizal (29), sehari-hari  bekerja menjadi sopir oplet di Duri, tampak tegak terpaku  di  depan inkubator ruang perawatan bayi RSUD Duri. Pandangan matanya hampa. Bibirnya terkatup rapat. Wajahnya nampak teramat letih. Dia baru mendapatkan bayi, namun ma­lang, bayinya lahir tanpa tem­purung kepala.

Warga Jalan Sudirman, Sim­pang Jalan Pipa Air Bersih, desa Balai Makan, Kecamatan Man­dau ini seharusnya gembira karena baru saja dikaruniai bayi lagi. Ironinya, sang bayi  yang di­lahirkan,  Sabtu (19/11), sekitar pukul 11.00 WIB ini, tidak terlahir seperti bayi-bayi normal lain. Kepala sang bayi  tidak ditutupi tempurung kepala.
Bayi Erizal ini merupakan putera ketiga. Kondisinya me­mang teramat menyedihkan. Karena tak ditutupi tempurung kepala, otak  bayi  terlihat jelas dari luar. Bongkahan otak itu terlihat berdenyut-denyut,  dan dari bagian bawah nampak   mengalir cairan bewarna merah pekat. Cairan itu membasahi kain bedung yang digunakan sebagai  alas kepalanya.
‘’Saya tak menduga bakal seperti ini. Saat kehamilan istri, saya rajin mengajak isteri saya memeriksa  kehamilannya. Kata bidan,  bayi yang dikandung  isteri saya itu sehat dan tak ada masalah. Namun saat lahir, kondisinya seperti ini. Bagaimana saya akan menyampaikan kabar ini kepada istri saya. Dia tahunya  bayi kami sehat. Saya tak berani memberi tahu kondisi bayi kami seperti ini,” keluh Erizal.
Erizal menuturkan, setiap bulan istrinya selalu rajin me­meriksa kandungan ke seorang bidan yang praktik di Jalan Siak, tak jauh dari kediamannya. Saat  isterinya mengabari perutnya  mules dan hendak melahirkan, Erizal yang tengah mencari sewaan oplet itu langsung memutar   haluan, kembali menuju rumah kon­trakkan di Simpang Jalan Pipa Air Bersih itu. Tanpa berfikir   panjang, istrinya, Leni (24), langsung dia bawa ke Klinik Al Fiat, persis di depan Polsek Mandau.
“Persalinannya juga normal, tak ada masalah. Hanya saja kandungannya sudah berusia 10 bulan. Tapi ini juga terjadi pada anak kami yang kedua. Namun kok anak saya ini tak punya batok kepala. Ini yang membuat saya sedih. Saat Leni (istrinya-red) bertanya kondisi anaknya, saya bilang normal. Dia tidak tahu kondisi ini, karena posisi bayi waktu itu berada di bagian kakinya,” tutur  Erizal lagi.
Disebabkan  kondisi bayi yang mengkhawatirkan itu, pihak Klinik menyarankan Erizal membawa bayinya ke RSUD Duri. Saran itu pun diikuti Erizal  dengan harapan bayinya segera tertolong.  “Saat dirujuk, isteri saya sempat bertanya. Kok dirujuk bang?. Saya bilang tak apa-apa,” ujarnya lagi.
Namun belakangan, Erizal kelabakan, dia ketar-ketir me­mikirkan biaya persalinan istri dan biaya perawatan anaknya yang berada di dalam inkubator. Rekan-rekannya sesama sopir angkot memberi semangat. Mereka berkumpul dan memberi semangat kepada Erizal yang tengah kebingungan itu.
“Kami menemani Erizal tidur di sini (RSUD-red), biar dia ada teman untuk bercerita. Ini bentuk solidaritas kami terhadap kawan yang kesusahan,” jelas Iyas bersama tiga rekannya sesama sopir yang tidur di   lantai RSUD.
Mengkhawatirkan
Belum beberapa saat mening­galkan sang bayi,  Erizal nampak cemas. Ketika itu,   Erizal menyambut kunjungan  anggota DPRD Bengkalis dari Fraksi PKS,  Fidel Fuadi dan Ketua BSMI Bengkalis, Abi Bahrum. Namun, ketika ia  kembali ke ruang perawatan bayi,  Erizal tiba-tiba terlihat amat cemas melihat kondisi bayinya.
Bayi yang hanya ditinggal sekitar 30 menit itu tiba-tiba mengalami penurunan kondisi   dratis. Semula bayi itu terlihat agak segar dan nafasnya nomal. Namun ketika dilihat kembali, bayi malang itu terlihat megap-megap. Sekujur tubuhnya mulai membiru. Sementara matanya mulai memerah.”Dia muntah,” ujar Erizal, pilu.
Saat tim medis mem­bersih­kan muntah si bayi, Erizal terlihat mengusap sudut matanya. Bapak tiga anak ini tak kuasa menahan kepiluannya.  “Kita serahkan semua kepada Allah. Dibawa pun ke Pekanbaru, kondisinya akan sama. Tidak akan bisa dibuatkan batok kepala,” ujar dr Fidel menghibur.
Sementara itu, Nur Ihwani, dokter jaga RSUD menjelaskan, kelainan yang diderita bayi malang ini adalah anen­cep­halyatau tidak memiliki tulang pada bagian atas kepala.
Sementara itu, kasus kelainan yang dialami bayi malang ini, merupakan kasus kelima yang terjadi selama tiga bulan terakhir. Sebelumnya ada Siti Arrahma,  mengalami kelainan jantung di luar rongga dada, lalu bayi yang usus di luar rongga perut, dan bayi yang tak memiliki hidung dan langit-langit. Semua bayi itu tidak dapat bertahan hidup lebih lama.
Berikan Bantuan
Menyikapi penderitaan Erizal itu, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Duri,segera memberikan bantuan.  Ketua Harian BSMI Duri, dr Fidel Fuadi bersama Ketua BSMI Bengkalis, Abi Bahrum, BSMI,  langusung menjenguk bayi malang itu di RSUD Duri, Minggu pagi (20/11) sekitar pukul 09.30 WIB.
Ditemani ayah si Bayi, kedua pimpinan BSMI itu  menjenguk bayi yang belum diberi nama. Dr Fidel mengaku sudah kontak dengan dokter BSMI yang ada di Pekanbaru. “Kita sudah kontak dengan dokter yang di Pekanbaru. Menurut beliau, penanganan bayi akan sama dengan yang di sini (RSUD-red). Tak ada yang bisa dilakukan. Kecuali menaruh bayi dalam inkubator. Untuk mem­buat batok kepala buatan, jelas tak mungkin,” jelas dr Fidel.
Namun jika keluarga tetap bersikeras membawa bayi ini ke Pekanbaru, ungkapnya, BSMI akan siap membantu. ‘’Terserah pihak keluarga. Jika mau dibawa ke Pekanbaru kita akan bantu. Tapi kalau itu terlalu merepot­kan, lebih baik bayi ini disini. Kondisi perawatannya akan sama. Lebih baik di sini saja,’’ ungkapnya lagi.
Fidel dan Abi pun menanya­kan kondisi Leni, ibu si bayi yang masih mendapat perawatan  di klinik Al Fiat Duri. Menurut Erizal, pihaknya tengah kesulitan mencari biaya persalinan istri yang mencapai Rp1.050.000 itu.
Mendengar kesulitan itu, Fidel dan Abi pun berunding. Bantuan kemanusiaan pun segera di serahkan mereka di luar ruang perawatan bayi. “Ini bantuan dari kami. Mudah-mudahan bisa meringankan sedikit biaya per­salinan istri dan perawatan anak. Harus tabah hadapi cobaan ini. Jangan lupa sholat dan minta petunjuk kepada Allah SWT,” pesan Fidel.
Mendapat bantuan yang tak terduga ini, Erizal hanya bisa  sujud syukur. Ternyata ditengah kesulitan yang dialaminya, masih ada kelapangan. “Saya tak men­duga bakal mendapat bantuan seperti ini. Akan sangat berguna bagi kami untuk biaya perawatan istri dan anak. Mudah-mudahan mereka mendapat pahala yang setimpal,” jelasnya.(hr/sus)HALUAN 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar