Featured Video

Selasa, 22 November 2011

Komunikasi Buruk, Petugas Tak Sempat Tolong Korban


KOMPAS.COM/ FABIAN JANUARIUS KUWADO KUWADO
Halaman Stadion Gelora Bung Karno seperti lautan manusia karena banyak suporter yang tak bisa masuk pada final Sea Games antara Indonesia vs Malaysia, Senin (21/11/2011).


JAKARTA, Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengakui adanya keterlambatan informasi tentang insiden di pintu masuk VII sektor 11 Stadion Gelora Bung Karno yang menyebabkan dua orang tewas
pada pertandingan final sepak bola SEA Games, Senin (21/11/2011) malam.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua suporter Indonesia tewas akibat terinjak-injak ketika massa mendesak masuk melalui pintu VII sektor 11 GBK. Sejumlah penonton sempat membawa tubuh kedua korban keluar, namun saat itu para penolong mengira keduanya hanya pingsan. Ternyata kedua anak muda itu tewas di tempat.
Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta datang ke lokasi beberapa menit kemudian. Salah seorang petugas Dinkes, Abdul Madjid, mengaku terlambat mendapat  informasi tentang kejadian di sektor 11 itu lantaran sulitnya komunikasi.
"Semua sedang sibuk mengurus korban-korban di pintu lain. Sedangkan lewat ponsel sulit sinyalnya. Ponsel saya saja mati," tutur Madjid, Senin (21/11/2011), saat dijumpai di Stadion GBK, Senayan.
Selain itu, katanya, petugas kesehatan lebih fokus di pintu merah, biru, dan kuning. Di sekitar pintu itu kerusuhan juga terjadi. Sehingga hampir seluruh petugas Dinkes sibuk mengobati penonton yang terluka atau pun pingsan. "Kami terlalu fokus di pintu merah, kuning, dan biru. Di sana petugas juga bekerja," kata Madjid.
Ia mengaku saat peristiwa kerusuhan di pintu VII sektor 11 terjadi, tidak ada satu pun petugas kesehatan di tempat. Hal ini membuat aparat tidak bisa berbuat banyak karena saat tiba di lokasi dua pemuda yang salah satunya diketahui bernama Reno Alvino (21) sudah tewas di tempat.
Reno bersama seorang korban tewas lainnya langsung dimasukkan ke dalam ambulans. Namun, cukup lama ambulans itu berdiam saja di depan kantor sekretariat Pobsi. Tidak ada petugas medis yang menjaga.
Beberapa saat kemudian Abdul Madjid datang memberitahukan ambulans yang baru terkendala macet di jalan. Sementara ambulans yang digunakan ketika itu dianggap tidak memadai untuk melakukan evakuasi jenazah.
Petugas kepolisian sama sekali tidak tampak di sekitar ambulans itu. Salah seorang anggota polisi yang melihat wartawan ramai mengerumuni sebuah mobil ambulans pun terkejut begitu tahu ada penonton yang tewas.
Pada pukul 20.00 ambulans bantuan dari Dinkes DKI Jakarta pun tiba. Jenazah kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saat itulah sejumlah aparat kepolisian dari tim DVI Pusdokkes Polda Metro Jaya bersama serse tiba ke lokasi dan mulai menghimpun informasi dari teman dan sanak keluarga yang mengetahui kericuhan.KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar