Featured Video

Kamis, 17 November 2011

IBU DAN ANAK DIBUNUH TUKANG BANGUNAN


KARIMUN,  Polres Karimun berhasil menangkap tersangka pembunuh Wati Setiawati (37) dan Winson (12), warga Kom pleks Sidorejo Indah I Blok F No 2 RT 04 RW 03 Kelurahan Teluk Air, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.

Nyawa Ibu dan anak itu ternyata dihabisi Haris alias Hendro Agus Prasetyo, tukang bangunan yang sedang menger­jakan pembangunan rumah baru mereka di Kompleks New Orleans RT 08 RW 03 Bukit Senang, Kecamatan Karimun.
Haris dibekuk polisi ber­sama teman wanitanya, Sunarti di kamar 201 Wisma Balai Indah, Tanjungbalai Karimun, Selasa (15/11) sekitar pukul 11.15 WIB. Menurut ketera­ngan resepsionis Wisma Balai Indah, Haris cek in Minggu (13/11) sekitar pukul 13.00 WIB dengan menggunakan nama Hendro Agus Prasetyo. Ia menginap di wisma itu bersama Sunarti dan dua anak. Belum diketahui siapa kedua anak yang ikut menginap di Wisma Balai Indah itu.
Usai diciduk di Wisma Balai Indah, keduanya lalu digiring ke Mapolres Karimun secara terpisah. Sunarti dibawa lebih dulu baru disusul Haris yang tiba sekitar pukul 12.15 WIB. Saat diturunkan dari mobil polisi, pelaku tersebut langsung dibawa menuju ruang Kasat Reskrim.
Ketika para wartawan hendak mengambil gambarnya, polisi menghalanginya dengan secepat kilat melarikan Haris hingga ke ruang Kasat Reskrim. “Nanti dulu, pasti ada saatnya,” ujar seorang polisi ketika wartawan hendak mengambil gambar pelaku.
Saat diperiksa, Sunarti memberi tahu tempat jenazah Winson disembunyikan. Sebelumnya, murid kelas VI SD Maha Bodhi Karimun itu sempat disebut diculik karena keberadaannya tidak diketahui. Saat jenazah Wati ditemukan di rumah barunya yang belum sempat ditempatinya, Winson tidak ditemukan di tempat itu.
Kepada polisi, Sunarti menyebut jenazah Winson disembunyikan di sebuah kamar rumah kos di RT 01 RW 02 Puakang, Kelurahan Sei Lakam, tepatnya di belakang Discotik Bravo. Dari keterangan Sunarti, polisi langsung bergerak ke lokasi sekitar pukul 12.30 WIB.
Benar saja, mayat Winson ditemukan di lantai 3 kamar 303 rumah kos-kosan tiga lantai tanpa nomor itu. Diduga pelaku menghabisi korban di rumah itu. Jenazah bocah itu ditemukan dalam posisi tertelungkup dengan wajah membiru. Hampir di sekujur tubuhnya ditemukan luka lebam, di telinganya juga masih ada sisa tetesan darah yang sudah mengering.
Saat ditemukan, Winson mengenakan setelan baju tidur lengan panjang dan celana panjang warna putih bermotifkan gambar sepeda motor. Di dalam kamar tanpa tempat tidur itu, darah Winson terlihat berceceran.
Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mayat Winson langsung dilarikan ke RSUD Karimun. Proses olah TKP dan evakuasi jenazah korban menjadi tontonan warga sekitar yang umumnya warga keturunan Tionghoa. Apalagi, jalan di depan kos-kosan itu merupakan jalan alternatif bagi warga dari Jalan A Yani menuju Pasar Puakang, sehingga masyarakat yang melewati kawasan itu berhenti untuk melihat proses evakuasi korban ke RSUD.
Di ruang pemulasaraan jenazah RSUD Karimun, ratusan masyarakat tampak datang melihat kondisi mayat bocah tak berdosa itu. Ang Boon Hwa, ayah korban bersama adiknya menangis histeris begitu melihat tubuh Winson terbujur kaku di ruang pemulasaraan jenazah RSUD. “Anakku....anakku,” teriak Ang histeris.
Ang nampak linglung. Tubuhnya dipapah beberapa orang saudaranya untuk duduk di ruang tunggu pemulasaraan jenazah. Matanya terlihat sembab karena terlalu banyak menangis. Disamping Ang, saudara perempuannya juga tak kuasa menahan tangis. Keduanya berkali-kali menangis histeris sehingga tak sedikit warga yang berada di tempat itu ikut menitikkan air mata.
Pantauan di RSUD, hampir seluruh tetangga korban di Kompleks Sidorejo Indah I datang ke rumah sakit milik Pemkab Karimun itu. Tidak sedikit dari mereka ikut menangis ketika melihat anak yang selama ini mereka kenal sangat pintar dan baik itu tewas dengan cara yang keji. “Sungguh biadab, teganya ia membunuh anak tak berdosa ini,” ujar Ita, tetangga korban yang juga sudah seperti saudara angkatnya di komplek Sidorejo Indah I.
Di rumah sakit juga tampak hadir sejumlah teman satu sekolah Winson, seperti Amel, Viola dan Jeni. Ketiga teman karib Winson itu menangis tersedu-sedu. Di sekolah Maha Bodhi, Winson tercatat sebagai siswa kelas VI C. Ia satu kelas dengan Jeni. “Dia itu orangnya pinter dan baik hati. Kami selalu bermain bersama,” ujar Jeni.
Baru Satu Tersangka
Kapolres Karimun AKBP Benyamin Sapta T SIK mengatakan, pihaknya baru menetapkan satu tersangka dalam kasus pembunuhan keji ini. “Untuk sementara, pelaku Hendro Agus Prasetyo sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Namun, apakah tersangkanya tunggal, nanti diketahui setelah hasil penyidikan kami,” ujar Benyamin.
Ia menuturkan, langkah pertama yang dilakukan pihaknya untuk mengusut kasus ini adalah menemukan dulu dimana pelaku menyembu­nyikan Winson. “Setelah keber­a­daan korban diketahui baru­lah kita melakukan pemeriksaan secara intensif, siapa-siapa saja yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan itu. Bisa jadi ada tersangka lain,” terang Kapolres.
Benyamin juga belum bisa menyebutkan bagaimana Winson dibunuh oleh tersangka dengan alasan masih dilakukan pengembangan kasus dan menunggu hasil visum oleh pihak kedokteran. “Kalau soal korban (Winson), saya belum bisa memastikan dengan cara apa korban dibunuh, sebelum adanya hasil visum,” ujarnya.
Sebelumnya, jenazah Wati Setiawati ditemukan di dalam kamar mandi rumah baru yang belum sempat ditempatinya karena masih dalam tahap renovasi di Kompleks New Orleans Nomor 87 RT 08 RW 03 Bukit Senang, Minggu (13/11) sekitar pukul 23.30 WIB. Rumah itu berjarak sekitar satu kilometer dari rumah kontra­kannya di Kompleks Sidorejo Indah I Blok F No 2. Korban dan anaknya diketahui hampir setiap hari datang ke New Orleans untuk melihat dan mengecek pengerjaan rumah barunya itu.
Tia, begitu korban biasa disapa, diduga dihabisi di rumah barunya itu. Jenazah ibu rumah tangga itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kepalanya terbenam dalam bak kamar mandi yang berisi air. Lidahnya menjulur ke luar diduga akibat korban tewas dengan cara dicekik karena di lehernya terlilit dua utas tali nilon berwarna kuning dan biru.
Keberadaan anak korban, Winson, sendiri tidak diketahui saat itu. Ia pun diduga diculik oleh pelaku yang membunuh ibunya. Selama ini, Tia hanya tinggal berdua bersama Winson di rumah kontrakan mereka. Suami Tia, Ang Boon Hwa lebih banyak berada di Singapura karena merupakan warga negara Singa itu. Saat peristiwa pembunuhan itu terjadi, Ang juga tengah berada di Singapura. Ia baru datang ke Karimun setelah mendapat kabar soal peristiwa yang menimpa anak dan istrinya itu. (hk/il)HALUAN 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar