Featured Video

Jumat, 25 November 2011

Pemkot Sawalunto bangun terowongan pengairan sawah tadah hujan

Sawahlunto, Sumbar - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera barat, bersama pengusaha tambang dan masyarakat membangun terowongan untuk mengalirkan air dari Batang Ombilin ke sawah tadah hujan di Kecamatan Talawi
.

"Pembangunan terowongan air tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan produksi padi di daerah sawah tadah hujan di Kecamatan Talawi," kata Wali Kota Sawahlunto Amran Nur saat peresmian sistem irigasi dengan sistem pompa air atau pompanisasi di Talawi, Sawahlunto, Kamis.

Dia menyebutkan, sudah dua tahun pembuatan terowongan ini direncanakan, dan sekarang sudah terwujud sehingga masyarakat dapat menikmati dari pembangunan terowongan tersebut.

Kepala Kantor Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Dedi Ardona, menyebutkan terowongan tersebut memiliki panjang 140 meter dan diameter 1,5 hingga dua meter dan ketinggian lima meter dari permukaan sungai.

"Penggalian terowongan dilakukan secara tradisional oleh petani yang berada dilokasi tersebut," katanya.

Sementara untuk luas areal sawah yang dialirinya, Kepala Dinas Pertanian Kota Sawahlunto, Hilmed, menyebutkan untuk tahap pertama sawah yang dialiri air dari terowongan ini sekitar 60 hektare dari 125 hektare sawah tadah hujan yang ada di Kecamatan Talawi.

"Tahap berikutnya semuanya akan teraliri irigasi setelah pembangunan bak penampungan," katanya.

Dia menyebutkan, selama sistem pertanian adalah sekali setahun di saat musim hujan, namun dengan adanya sistem pompanisasi diharapkan bisa mencapai lima kali musim panen dalam dua tahun.

"Setahun hanya bisa menghasilkan 3,5 sampai empat ton per hektare per tahun, namun sekarang diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 6,5 hektare hingga delapan hektare per musim panen," katanya.

Untuk mengaliri air dari sungai ke persawahan teknisi pompa air, Ujang, menyebutkan mesin yang dipakai sejenis dompeng empat slinder berkekuatan 32,8 tenaga kuda, menggunakan paralon berdiameter enam inci.

"Dalam satu jam menggunakan bahan bakar solar dua liter dengan kapasitas 110 liter air per detik," katanya.

Ia mengatakan, untuk pembiayaan operasional menggunakan sistem hitung persen agar lebih memudahkan petani dalam pembayaran. (ANT-205/Z002)
Editor: B Kunto Wibisono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar