Featured Video

Jumat, 07 Oktober 2011

HUKUMAN ORANG YANG MENGUMBAR SYAHWAT


Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan ala­san yang benar dan tidak berzina dan barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat. Yakni akan dili­pat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu,
dalam keadaan terhina (Q.S al-Furqan: 68-69 )
Nafsu merupakan bahagian yang ada pada manusia yang diberikan oleh Allah kepada hambanya yang mau ingin menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika nafsu tidak dapat dikendalikan maka orang bisa melabrak dengan cara yang bagaimanapun agar bisa menguasai keinginan yang terjadi. Di saat itu tidak dapat yang akan diharapkan hanya semata-mata kepuasan yang sesaat.
Kepuasan itu tergantung bagai­mana seseorang bisa mengendalikan atau tidak? Di saat manusia tidak bisa mengendalikan, maka akan terjadi pribadi yang selalu berbuat tidak sesui dengan aturan yang ada.
Perbuatan itu semakin menyim­pang dengan cara yang tidak manu­siawi bahkan melabrak hukum yang ada. Nafsu shattaniyah yang mem­bawa manusia kepada kesesatan yang menuruti kehendak duniawi dan mengesampingkan kehidupan akhirat membawa dampak yang tidak baik.
Perbuatan mengumbar nafsu sudah mulai terang-terangan yang terjadi dari cara berpakaian yang menampakkan auratnya kepada lain jenis dengan dandanan khususnya kalangan hawa/wanita yang tentu ada juga yang menutup auratnya demi untuk menjaga dan melindungi dirinya dari perbuatan yang tidak baik.
Sebab, salah satu kenikmatan dunia adalah wanita sebagai per­hiasan dunia yang selayaknya menjaga dirinya dari selain muhrim kecuali kepada suaminya. Apapun yang terjadi bisa saja menjadikan seseorang bisa terperdaya dan terosebsi dari bentuk-bentuk rayuan yang membawa kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Kedua manusia di mabuk asmara laksana dunia ini milik berdua sehingga tidak ada lagi pembatas mana yang hak dan mana yang bathil. Di saat itu akan terjadi kehidupan yang menganggap kekua­saan itu hanyalah milik berdua. Padahal, tidak demikian terjadi? Justru akan membawa malapetaka di kemudian harinya.
Perbuatan zina adalah haram hukumnya dan orang yang berbuat demikian akan dihukum berat oleh Allah yang langsung dimasukkan ke dalam neraka jahannam yang dise­diakan bagi orang yang melanggar perintah Allah.
Kita diperintahkan oleh Allah untuk menjaga farji/kemaluan dari hal-hal yang tidak diinginkan sebab akan berdampak sangat luar biasa sekali, akan malu diri seseorang. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mukminun ayat 5-6 yang artinya: “Dan orang yang memelihara ke­maluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela.”
Orang-orang yang beriman salah-satunya menjaga dirinya yang me­nyeng­sarakan dirinya dari hal-hal yang tidak baik. Islam membe­rikan jalan keluar bagi kita apabila belum sanggup untuk menikah maka kita dianjurkan puasa khususnya puasa sunnah semisal puasa Senin dan Kamis atau puasa nabi Daud AS. Hari ini puasa besok tidak atau puasa sunnah lainnya agar terhindar dari nafsu syahwat yang membawa malapetaka bagi seseorang itu sendiri.
Sebab, orang yang melakukan apalagi membawa jalan ke arah kemaksiatan, maka orang tersebut telah melampau batas.
“Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina dan sebagainya), maka mereka itulah yang melampau batas”(q.s. Al-Mukminin: 7)
Di saat manusia tidak lagi mengindahkan hukum Allah SWT maka akan timbul berbagai ketim­pangan dimana-mana, semuanya bisa saja terjadi disebabkan manusia sudah tidak lagi berbuat sesuai dengan aturan Tuhannya. Manusia berupaya untuk semaksimal mungkin agar menjauhi dari perbuatan maksiat agar terhindar dari mara bahaya/mem­bawa kesengsaraan di dunia dan di akhirat kelak.
Belajar dari kisah Nabi Yusuf AS
Nabi Yusuf as adalah nabi yang sangat ganteng dan tampan diban­dingkan dari nabi yang lain diutus oleh Allah SWT untuk menyam­paikan risalahnya. Saat yang sangat  menusuk hati Yusuf ketika istri raja Mesir waktu itu Zulaikha ingin membujuk dan merayunya untuk melakukan hubungan laksana suami istri. Tetapi keimanan nabi Yusuf dapat terjaga sehingga bisa menahan dari perbuatan zina tersebut.
Di dalam surat Yusuf, Allah SWT menjelaskan bagaimana kei­manan yang ada pada seorang hamba Allah yang saleh bisa terpe­lihara dan terjaga dari kemaksiatan, Allah SWT berfirman:
“Dan perempuan yang dia (Yu­suf) tinggal di rumahnya meng­goda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata: Marilah mendekat kepadaku. Yusuf berkata: Aku berlin­dung kepada Allah, sungguh tuanku telah mem­perla­kukan aku dengan baik. Sesung­guhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung. Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba kami yang terpilih.” (q.s. Yusuf: 23-24)
Dalam penggalan ayat di atas kita bisa mempelajari secara tersirat bagaimana keimanan seseorang yang kuat kepada Allah SWT dapat menjaga dirinya dari perbuatan yang membawa ke jurang kehinaan.
Orang yang selalu taat kepada Allah dan Rasulnya maka akan terhindar dari sifat-sifat yang tidak baik, sifat yang menjadikan dirinya lupa akan dunia sebab nikmat dunia merupakan kenikmatan yang sesaat dan kenikmatan yang abadi berada di akhirat kelak.
Pantas, kata Rasulullah salah satu orang yang dilindungi oleh Allah orang yang ketika diajak untuk berbuat mesum maka tidak mau melakukannya karena ingat Allah meskipun mereka berdua-duaan sebab Allah Maha Melihat atas perbuatan hamba yang diperbuatnya meskipun seberat zarrah akan diperlihatkan pada nantinya.
Untuk itu sebaiknya manusia berupaya hati-hati dalam berbuat dan bertindak sebab apapun yang kita lakukan akibatnya akan berdampak pada diri mereka sendiri dan orang lain. Kita harus menjaga diri dan melindungi dari dari hal-hal yang membawa kesengsaraan atau men­jadikan manusia tidak dihargai oleh orang lain apalagi dihadapan Allah SWT. Wallahu a’lam.

TASRIF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar