Featured Video

Jumat, 07 Oktober 2011

Mau yang Bule, di Sini Juga Ada-Padang Malam Hari (6)



Setelah peristiwa tertangkapnya dua penari telanjang di Fellas Cafe, Padang, warga penasaran bagaimana sesungguhnya kota ini di malam hari. Berikut laporan ‘Kehidupan Malam Kota Padang’ ditulis wartawan Singgalang, Guswandi dan Deri Okta Zulmi

***

Ternyata kabar burung tentang adanya wanita bule yang menghiasi kehidupan malam di Padang bukan isapan jempol belaka. Berkat campur tangan pihak ketiga yang biasa disebut germo, wanita asal China, Afghanistan dan beberapa negara lainnya, bisa beroperasi di Padang.
Penasaran dengan sepak terjang sang germo, Singgalang mencoba mengupas sisi sosok yang menyediakan atau penyalur wanita yang dibutuhkan pria hidung belang itu. Mereka (germo), satu sama lain berpacu dalam mempromosikan ‘anak galehnya’, mulai dari remaja, dalam negeri hingga yang paling anyar yaitu produk ‘import’ tulen.
Dari beberapa nama yang direkomendasikan beberapa sumber, Singgalang mencoba mendatangi salah satunya. Sebut saja namanya Alex (Samaran), postur tubuh atletis berpenampilan macho tidak mengira orang kalau dia germo.
Singgalang mencoba mendatangi dan membuat janji untuk bertemu dengannya di salah satu kafe yang ada di Padang. Sepintas orang tidak menyangka kalau germo itu berkepribadian wanita. Singgalang menawari germo itu dengan segelas minuman dan sebatang rokok, perbincangan pun dimulai.
Alex mengatakan ia mempunyai ‘anak galeh’ sekitar 20 orang berbagai asal. Ada dari Indonesia maupun luar negeri. Ia pun memperlihatkan beberapa foto yang sengaja ia bawa, setelah diperlihatkan ternyata wanita yang ada di dalam foto tersebut bak artis ibu kota dan Hollywood.
Singgalang menanyakan kepada Alex berapa tarif yang dipasang setiap wanita yang ia jajakan. Alex menjawab memasang tarif dari Rp2 juta sampai dengan Rp10 juta. Ia pun tidak mau bertransaksi kalau ia tidak mengenali orang yang akan memakai wanitanya, kecuali ada yang menjaminnya.
“Emangnya wanita ini buat siapa, buat lu ya?,” tanya Alex kepada Singgalang. “Bukan, buat bos,” jawab Singgalang.
“Hmmm, emangnya mau lokal atau luar. Tapi makainya nggak di sini ya, lu bilang ke bos lu bawa tu cewek ke luar dari sini. Kalau bos lu makainya di sini gua gak mau kasih, takutnya nanti digrebek Satpol PP. Maklum di sini kan masih tabu yang begituan,” katanya.
Lalu Singgalang menanyakan darimana Alex mendapatkan wanita tersebut, ia pun menjawab: “Darimana gua dapat, itu bukan urusan lu. Apa pun yang lu butuhkan gua kasih. Kalau lu mau cowok juga gua kasih,” jawabnya sambil tertawa.
Wanitanya ada sih stand by di sini. Apabila ada yang membutuhkan dan transaksi pun jadi berangkatlah Alex bersama wanitanya untuk melakukan itu, tapi lokasinya bukan di Padang.
Alex pun menceritakan lebih jauh, biasanya kalau pejabat sukanya yang produk lokal tapi parasnya kayak indo gitu. “Udah banyak sih pejabat yang makai barang gua, sampai saat ini gak da yang komplen, malahan mereka ketagihan. Gua berkecimpung dunia ini sudah empat tahunan. Untungnya sih lumayan. Biasanya setelah pekerjaan selesai hasilnya dibagi 60:40. 60 gua 40 buat ceweknya. Soalnya tempat tinggal mereka gua yang nanggung. Tempat tinggalnya pun mewah dan elit. Tapi gua gak mau ngajak orang ke sana takutnya nanti ketahuan ama petugas,” ujarnya.
Beragam asal wanita maupun usianya ada yang berumur 17-30 tahun. Kalau sudah melewati 30 tahun, wanita tersebut dipulangkan ke tempat asalnya. “Takut nanti gak ada yang beli,” katanya lagi.
Singgalang mencoba menanyakan berapa tarif lokal dan luar negeri, Alex menjawab: “Kalau buat lokal gua masang tarif Rp2 juta dan kalau luar negeri paling minim Rp5 juta. Kesehatan dan kebersihannya terjamin. Soalnya wanita gua terawat dan bebas dari penyakit kelamin ataupun HIV. “Tiap bulannya wanita-wanita itu gua periksa ke dokter siapa yang terkena virus terpaksa dipulangkan ke asalnya.
“Jadi lu jangan cemas, cewek-cewek gua aman dan steril. Kalau bos lu terkena penyakit gara-gara cewek gua, bakalan gua ganti. Soalnya barang gua kan bergaransi,” jawabnya dengan canda.
Lalu Alex menanyakan kepada Singgalang apakah jadi memakai barangnya? “Nanti gua kabari lu ya. Kalau bos gua tertarik gua hubungi lo. Tapi bisa pinjam fotonya gak buat dilihatin ama bos gua,” tanya Singgalang. Alex pun menjawab: “Kalau fotonya gak bisa gua kasih. Kalau gak gini aja, lu punya BB (Blackberry) nanti gua kirim aja lewat BBM (Blacberry Messenger) nanti di sana lu bisa lihatin ama bos lu tu. Oh ya, bos lu pejabat atau pengusaha,” tanya Alex.
“Bos gua pengusaha, kebetulan sekarang dia di sini (Padang). Biasanya bos gua di luar Padang. Berapa nih fee buat gua, kalau transaksinya jadi?” tanya Singgalang lagi. “Kalau masalah fee nanti bisa diatur. Kalau lu mau duit gua kasih. Kalau lu mau cewek nanti gua korting,” jawab Alex.
Setelah perbincangan tersebut Alex pun meninggalkan Singgalang, karena ada panggilan konsumennya yang lain.
Sepintas dari penampilan sang germo, terlihat dirinya telah hidup senang. Mobil mewah, pakaian ekslusif dan tongkrongannya ditempat-tempat mewah.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar